Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Bahaya, China Mulai 'Meriang'!
Bahaya, China Mulai 'Meriang'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Biro Statistik Nasional (NBS) China kembali melaporkan data aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Pada Mei, PMI manufaktur negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu tercatat 49,6. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 47,4.

Namun, PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Kalau di bawah 50, maka berarti dunia usaha masih dalam fase kontraksi, belum ada ekspansi.

Kondisi ini terjadi karena adanya dampak dari kebijakan penguncian wilayah (lockdown) secara ketat untuk mengekang Covid-19 di China, utamanya di Shanghai. Dengan adanya lockdown ketat ini, maka industri di kota Shanghai terpaksa tidak beroperasi dan berpengaruh terhadap aktivitas manufaktur di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Otoritas setempat mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah, melarang makan dan minuman di restoran atau kafe, dan menutup sejumlah sekolah dan tempat hiburan. Kontrol pergerakan menekan permintaan domestik, menahan produksi, dan membebani ekonomi pada kuartal kedua.
Buat Indonesia, masalah di China akan berdampak signifikan. Pasalnya, China merupakan mitra dagang dan investasi utama buat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor non-migas April 2022 terbesar adalah ke China yaitu US$ 5,49 miliar. Pada periode Januari-April 2022, China tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai ekspor sebesar US$ 18,2 miliar atau 20,52% dari total ekspor Indonesia.
Di sisi impor, China masih menjadi sumber impor terbesar Indonesia yaitu sebesar US$ 20,90 miliar atau 32,58% dari total impor. Pada periode Januari-April 2022, peningkatan nilai impor terutama berasal dari China yaitu sebesar US$ 4,31 miliar atau naik 26,02%.
Dampak yang paling diperhatikan adalah kinerja impor-ekspor, mengingat China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Ekspor tertekan karena industri di China yang lesu.
Diperkirakan akan ada degradasi volume ekspor Indonesia. Terlebih lagi China menguasai komoditas ekspor strategis Indonesia seperti batu bara dan sawit. Sumber
0
531
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan