icajuniyantiAvatar border
TS
icajuniyanti
Keren! Batik Papua Jadi Primadona Inceran Para Kreatif
Batik merupakan warisan budaya yang patut untuk di banggakan, diketahui beberapa UMKM binaan Bang Indonesia di Papua Barat turut memamerkan batik tulis di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, 26-29 Mei.

Pada pameran tersebut batik tulis papua berhasil menarik perhatian para kreatif lokal, hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pemilik booth sekaligus desainer Desriani.

“Banyak sekali peminat batik Papua, penjualannya pun lumayan banyak. Kami tentu senang dan bangga karena bisa memperkenalkan batikPapua ke berbagai wilayah lain di Indonesia,” kata Desriani dilansir Antara Sabtu.

Pada pameran tersebut, mereka memamerkan berbagai jenis produk atau karya unggulan mereka mulai daribatik printing, batik tenun dan batik tulis.

Diketahui sejak KKI diselenggarakan pada 2017 Batik tulis Papua sudah menjadi produk unggulan dari Papua Barat yang ditampilkan dalam ajang tersebut.

Bank Indonesia mendukung sepenuhnya UMKM di Papua Barat sangat terasa dan membantu sekali, sebab dengan adanya pameran KKI bisa membantu roda perekonomian usaha kecil yang mereka geluti.

“Selain pameran di KKI, BI juga sering membantu dalam melakukan promosi misalnya di bandar udara dan tempat-tempat umum lainnya,” jelasnya.

Batik tulis dan batiktenun, menurut Desriani, dijual dengan harga cukup mahal lantaran proses pembuatannya membutuhkan waktu lama serta bertahan dalam waktu cukup panjang. Sementara batik printing harganya lebih terjangkau oleh semua kalangan.

 “Alternatif dari batik tulis, ada batikprinting yang harganya sangat terjangkau,” kata Desriani.

Harga batik printingdipatok Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per meter, batik tenun per potongnya dibandrol Rp450 ribu, dan batik tulis Papua per potong mencapai Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta.

Adapun batik tulis Papua dari bahan sutera harga per potong hingga Rp2,5 juta. Produksi ketiga produk tersebut seluruhnya dilakukan di Manokwari, dengan memberdayakan tenaga kerja lokal di wilayah tersebut.

 “Sekarang produksinya mulai dari membatik hingga selesai sudah dilakukan di Manokwari. Tetapi jika permintaan banyak, saya menggunakan jasa pembatik dari luar Papua,” ujar Desriani. Dari usahanya tersebut, Desriani mengaku mampu meraup omzet Rp150 juta hingga Rp250 juta setiap bulan.

kangkus.atmojoAvatar border
kangkus.atmojo memberi reputasi
1
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan