- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PHDI Bali Sayangkan Melukat Dikomersialkan-Jadi Konten: Kurang Pas!


TS
harytanoe
PHDI Bali Sayangkan Melukat Dikomersialkan-Jadi Konten: Kurang Pas!


Denpasar - Pinandita I Ketut Pasek Swastika selaku Waka Bidang Agama dan Kerohanian PHDI Bali sangat menyayangkan prosesi melukat (penyucian diri dengan air) kini dikomersialkan dan dijadikan bahan konten serta berbayar.
Menurutnya, prosesi melukat yang merupakan upacara penyucian diri agama Hindu ini sangat suci dan hanya dapat dilakukan oleh umat Hindu.
Dalam prosesi tersebut, katanya juga ada puja mantra-nya dan dilakukan oleh seorang pandita kepada umatnya.
"Kita sangat menyayangkan prosesi sakral melukat dikomersialkan dan dijadikan bahan konten berbayar. Kalau Melukat itu ada puja mantra, yang dilakukan oleh seorang pandita kepada umatnya," terangnya saat dihubungi detikBali, Sabtu (21/5/2022).
"Boleh-boleh saja umat di luar agama Hindu melakukan prosesi ini namanya mandi, bukan melukat. Bisa di pancoran, sungai, danau, asal jangan pakai kata melukat, karena sakral," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah artis tanah air berbondong-bondong melakukan upacara penyucian yang sangat sakral di agama Hindu ini.
Baca juga:
Unik! Hanya Orang 'Berjodoh' Bisa Lihat Mata Air di Kawasan Pura Geger
Terkait hal ini, ia pun menduga jika para artis ini menggunakan jasa event organizer yang tidak memahami budaya agama Hindu Bali.
"Nah, kalau artis tamu pakai sebutan melukat itu kurang pas, karena mereka itu belum tentu Hindu lagi pula siapa yang mendampingi, siapa yang memfasilitasi siapa yang melapalkan puja mantra," cetusnya.
"Maka kurang pas lah kalau dipakai untuk komersial," tambahnya.
Pihaknya dari PHDI, dan selaku tokoh agama, tokoh adat umat menyayangkan momen seperti itu dikomersialkan, dengan embel-embel memakai kata melukat.
Padahal melukat itu, mantranya banyak. Salah satunya asam wungku, yang mana di sana ada tata cara aturan sesuai dengan hari kelahirannya.
Ia pun mencontohkan umat yang lahir di Umanis, tempatnya di timur, uripnya lima, dia minum lima kali berkumur lima kali dan sebagainya.
"Kurang pas lah disebut melukat itu hanya mandi, nah jika dilaksanakan di area suci seperti Tirta Empul di Gianyar itu sedangkan yang melakukan umat bukan beragama Hindu jelas kurang pas juga kalau di sungai terserah tapi ini arealnya suci dikomersialkan lagi," tegasnya lagi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, warga Bali kesal atas ulah oknum yang menganggap prosesi melukat diubah fungsinya.
Dengan mendatangkan tamu artis dan dikomersialkan (berbayar) menurut penulis dan YouTuber Made Ngurah Saka Semarajaya alangkah tidak etis. Ia kemudian menuangkan kekesalannya itu di media sosial twitter pribadinya @ngurahsaka.
Baca artikel detikbali, "PHDI Bali Sayangkan Melukat Dikomersialkan-Jadi Konten: Kurang Pas!" selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-...en-kurang-pas.
peanditanya langsung kejar setoran begitu ramai wisatawan



jawaban1 memberi reputasi
1
772
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan