- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Setelah Bunuh Ayahnya, Wanita Sampang Ini Bergegas Pakai Mukena untuk Pergi ke Masjid


TS
yellowmarker
Setelah Bunuh Ayahnya, Wanita Sampang Ini Bergegas Pakai Mukena untuk Pergi ke Masjid
Kamis, 19 Mei 2022 06:28

anak perempuan pukul bapak hingga tewas
Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SAMPANG - Seorang pria bernama Miskali (63) meregang nyawa setelah kepalanya dihantam batu oleh putri kandungnya.
Peristiwa nahas itu terjadi di Dusun Katedungan, Desa Pasarenan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura, Rabu (18/5/2022).
Pembunuhan bermula saat korban sedang tertidur pulas di musala miliknya yang tepat berada di depan rumah sekitar 03.30 WIB.
Ketika tertidur lelap, tanpa diketahui datang putrinya Rohah (32).
Tanpa basa basi Rohah langsung menghampiri ayahnya sambil membawa bongkahan batu yang biasa digunakan untuk mengasah pisau.
Rohah lantas langsung menghantamkan bongkahan batu yang dibawanya ke kepala korban.
Korban terluka parah hingga akhirnya meninggal saat hendak dibawa ke rumah.
"Setelah dihantam batu, korban masih hidup dan sempat berkata ke adik pelaku jika dirinya sudah tidak kuat dan minta dibawa ke rumah, tapi tidak lama kemudian meninggal," kata Kasatreskrim Polres Sampang AKP Irwan Nugraha.
Setelah melakukan tindakan keji, pelaku lantas bergegas memakai mukena untuk pergi ke masjid.

Namun, aksi sadis pelaku itu sempat dipergoki keluarga korban lainnya dan kasus pembunuhan tersebut langsung membuat geger warga.
Peristiwa itu diketahui pertama kali anak dari korban Jumhiyeh sekaligus saksi setelah mendengar saudaranya Zamri menangis di luar rumah.
Mengetahui hal itu, Jumhiyah bergegas keluar rumah dan seketika melihat ayahnya sudah bersimbah darah dengan kondisi dahi mengalami luka sobek.
Kala itu, korban masih bernafas bahkan, menyampaikan beberapa kalimat kepada Jumhiyah, jika ayahnya ingin pulang ke rumahnya karena sudah tidak kuat namun, tidak lama kemudian meninggal.
"Nah pada saat itu juga, Jumhiyah melihat terduga pelaku yang tidak lain adalah saudaranya (Rohah) berada di jalan, tepatnya di depan rumahnya," kata AKP Irwan Nugraha.
Ia menambahkan, pelaku langsung bergegas lari dengan posisi memakai mukena ke masjid yang jaraknya tidak jauh dari kediamannya.
Sedangkan Jumhiyah langsung menangis histeris sehingga tetangga sekitar berdatangan.
"Warga saat berdagang sempat mengetahui pelaku, jadi dikejar hingga ke area masjid," ujarnya.
Dengan adanya insiden tersebut warga menghubungi pihak kepolisian setempat, sehingga dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Pelaku (pakai mukena) ketika diperiksa petugas di Polres Sampang, Rabu (18/5/2022), usai membunuh ayah kandungnya sendiri di rumahnya, Dusun Katedungan, Desa Pasarenan Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura. (TribunMadura.com/Hanggara Pratama)
"Setelah kami telusuri ternyata pelaku ini sudah lama menderita gangguan jiwa (ODGJ), bahkan sekitar 10 tahun lamanya," kata AKP Irwan Nugraha.
Kondisi tersebut sudah dialami pelaku selama 10 tahun lamanya, bahkan tersangka sempat dipasung dengan menggunakan rantai.
Namun, ayahnya tidak tega melihat anak kandungnya dipasung sehingga lebih memilih melepaskannya.
"Terlebih tersangka ini tidak selalu kambuh, kadang-kadang sembuh ataupun sebaliknya, jadi ayahnya lebih memilih membuka rantai yang mengikat kaki tersangka," katanya. (*)
Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SAMPANG - Seorang pria bernama Miskali (63) meregang nyawa setelah kepalanya dihantam batu oleh putri kandungnya.
Peristiwa nahas itu terjadi di Dusun Katedungan, Desa Pasarenan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura, Rabu (18/5/2022).
Pembunuhan bermula saat korban sedang tertidur pulas di musala miliknya yang tepat berada di depan rumah sekitar 03.30 WIB.
Ketika tertidur lelap, tanpa diketahui datang putrinya Rohah (32).
Tanpa basa basi Rohah langsung menghampiri ayahnya sambil membawa bongkahan batu yang biasa digunakan untuk mengasah pisau.
Rohah lantas langsung menghantamkan bongkahan batu yang dibawanya ke kepala korban.

Korban terluka parah hingga akhirnya meninggal saat hendak dibawa ke rumah.
"Setelah dihantam batu, korban masih hidup dan sempat berkata ke adik pelaku jika dirinya sudah tidak kuat dan minta dibawa ke rumah, tapi tidak lama kemudian meninggal," kata Kasatreskrim Polres Sampang AKP Irwan Nugraha.
Setelah melakukan tindakan keji, pelaku lantas bergegas memakai mukena untuk pergi ke masjid.

Namun, aksi sadis pelaku itu sempat dipergoki keluarga korban lainnya dan kasus pembunuhan tersebut langsung membuat geger warga.
Peristiwa itu diketahui pertama kali anak dari korban Jumhiyeh sekaligus saksi setelah mendengar saudaranya Zamri menangis di luar rumah.
Mengetahui hal itu, Jumhiyah bergegas keluar rumah dan seketika melihat ayahnya sudah bersimbah darah dengan kondisi dahi mengalami luka sobek.
Kala itu, korban masih bernafas bahkan, menyampaikan beberapa kalimat kepada Jumhiyah, jika ayahnya ingin pulang ke rumahnya karena sudah tidak kuat namun, tidak lama kemudian meninggal.
"Nah pada saat itu juga, Jumhiyah melihat terduga pelaku yang tidak lain adalah saudaranya (Rohah) berada di jalan, tepatnya di depan rumahnya," kata AKP Irwan Nugraha.
Ia menambahkan, pelaku langsung bergegas lari dengan posisi memakai mukena ke masjid yang jaraknya tidak jauh dari kediamannya.
Sedangkan Jumhiyah langsung menangis histeris sehingga tetangga sekitar berdatangan.
"Warga saat berdagang sempat mengetahui pelaku, jadi dikejar hingga ke area masjid," ujarnya.
Dengan adanya insiden tersebut warga menghubungi pihak kepolisian setempat, sehingga dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Pelaku (pakai mukena) ketika diperiksa petugas di Polres Sampang, Rabu (18/5/2022), usai membunuh ayah kandungnya sendiri di rumahnya, Dusun Katedungan, Desa Pasarenan Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura. (TribunMadura.com/Hanggara Pratama)
"Setelah kami telusuri ternyata pelaku ini sudah lama menderita gangguan jiwa (ODGJ), bahkan sekitar 10 tahun lamanya," kata AKP Irwan Nugraha.

Kondisi tersebut sudah dialami pelaku selama 10 tahun lamanya, bahkan tersangka sempat dipasung dengan menggunakan rantai.
Namun, ayahnya tidak tega melihat anak kandungnya dipasung sehingga lebih memilih melepaskannya.
"Terlebih tersangka ini tidak selalu kambuh, kadang-kadang sembuh ataupun sebaliknya, jadi ayahnya lebih memilih membuka rantai yang mengikat kaki tersangka," katanya. (*)

Spoiler for Siluman Ular Putih:




Spoiler for Komen yang tertib ya gaes:
Diubah oleh yellowmarker 19-05-2022 16:25






gunturmustanir dan 4 lainnya memberi reputasi
3
936
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan