Kaskus

News

newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Empat Hari Bersejarah di Gedung DPR jadi Puncak Gerakan Reformasi
Empat Hari Bersejarah di Gedung DPR jadi Puncak Gerakan Reformasi

Merahputih.com - Dua puluh empat tahun lalu, pada Senin, 18 Mei 1998, proses pendudukan gedung DPR/MPR dimulai. Kontingen para ketua lembaga formal kemahasiswaan Jakarta yang tergabung di Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) berkomitmen untuk bermalam di gedung wakil rakyat itu sampai pimpinan dewan memastikan pengunduran diri Suharto dari kursi kepresidenan.

Keputusan untuk menguasai gedung itu merupakan keberanian besar dari para mahasiswa. Sebelumnya, terjadi peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998, seluruh lapisan masyarakat Indonesia berduka dan marah.

Akibatnya, tragedi ini diikuti dengan peristiwa anarkis di Ibu kota dan di beberapa kota lainnya pada tanggal 13—14 Mei 1998, yang menimbulkan banyak korban baik jiwa maupun material. Di tengah kondisi ibu kota yang mencekam, para mahasiswa bukannya takut, mereka malah semakin yakin untuk menguatkan tuntutan pengunduran diri Soeharto, caranya dengan pendudukan gedung DPR/MPR.

Pada sore hari tanggal 18 Mei 1998, kontingen berhasil menemui pimpinan dewan bersama komponen-komponen aksi lain, dan mendapatkan pernyataan dari ketua DPR/MPR saat itu, Harmoko, yang menyerukan pengunduran diri Soeharto. Namun, pada malam harinya Jenderal Wiranto (Menhankam dan Pangab saat itu) menyatakan bahwa seruan Harmoko tidak konstitusional.

Di tengah simpang siur kabar dan informasi bahwa gedung akan diserbu dan dikosongkan tentara, sempat terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kontingen, antara memutuskan pulang atau tetap bermalam, walau kemudian komitmen akhir seluruh kontingen adalah tetap bermalam, apapun yang terjadi.

Empat Hari Bersejarah di Gedung DPR jadi Puncak Gerakan Reformasi

Pada Selasa, 19 Mei 1998, secara bergelombang, berdatangan ribuan massa mahasiswa dari kampus-kampus yang para ketuanya telah terlebih dahulu bermalam di gedung DPR/MPR pada hari sebelumnya. Banyak massa mahasiswa yang berdatangan bukan merupakan konstituen dari FKSMJ dan menolak beraksi di bawah bendera dan arahan kolektif.

Kekacauan pun bertambah parah bersamaan dengan kedatangan massa dari Pemuda Pancasila (PP) yang dipimpin oleh Yapto dan Yorrys Raweyai, yang diasumsikan akan menolak usaha penuntutan pengunduran diri Suharto. Tidak adanya koordinasi di antara kelompok massa mahasiswa dan besarnya kecurigaan antar kelompok, nyaris saja mengakibatkan bentrokan tidak perlu di antara kedua kelompok massa tersebut.

Menjelang Maghrib, setelah struktur aksi yang baru berhasil mengontrol instalasi Car Call (satu-satunya alat komunikasi yang mampu mencapai semua orang di gedung) yang sebelumnya dikuasai bergantian oleh kelompok-kelompok massa yang ada, semua kelompok massa untuk bersama-sama melakukan Yell Reformasi. Untuk pertama kalinya seluruh kelompok massa akhirnya terikat dalam sebuah aksi secara bersama-sama, yang berlanjut sampai akhir aksi.

Pada Rabu, 20 Mei 1998, aksi berjalan meriah. Banyak tokoh nasional yang hadir di gedung DPR/MPR dan bergiliran memberikan orasi ke massa. Di lain sisi, sampai sore tetap tidak ada tanda-tanda bahwa Suharto akan mengundurkan diri dari jabatan presiden. Akhirnya diputuskan untuk menunggu sampai besok, bila belum ada tanda-tanda pengunduran diri Suharto, maka prosesi sidang rakyat dan penggunaan ruang sidang paripurna akan dilaksanakan.

Pada hari keempat, Kamis, 21 Mei 1998, terlihat massa di gedung DPR/MPR relatif lebih sedikit karena beberapa kelompok massa memutuskan pulang. Penanggung jawab yang ditunjuk untuk mempersiapkan prosesi sidang rakyat tampak mulai mengumpulkan orang untuk persiapan, sebelum kemudian beberapa wartawan tergopoh-gopoh mengabarkan bahwa akan ada pengumuman penting dari istana negara.

Akhirnya, pagi itu Suharto mengumumkan pengunduran dirinya. Sesuai komitmen awal FKSMJ saat memulai aksi, maka pengunduran diri Suharto adalah tanda berakhirnya aksi. Oleh karenanya, aksi pendudukan gedung DPR/MPR pun berakhir dan berubah menjadi pesta rakyat. Malamnya, massa yang tergabung dengan FKSMJ sebagian besar memutuskan pulang.


Sumber
newsbolaskorAvatar border
kabarotocomAvatar border
kabarotocom dan newsbolaskor memberi reputasi
2
429
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan