- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
- Tak Berhati Dingin, Pengamat Ungkap Vladimir Putin Adalah Sosok yang Sabar 


TS
dragonroar
Tak Berhati Dingin, Pengamat Ungkap Vladimir Putin Adalah Sosok yang Sabar
Tak Berhati Dingin, Pengamat Ungkap Vladimir Putin Adalah Sosok yang Sabar
 
16 May, 2022 14:45 WIB
 
 
Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan Gubernur Wilayah Novgorod Andrei Nikitin selama pertemuan di Moskow, Rusia pada 22 Maret 2022. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
JAKARTA, kilat.com- Jika selama ini Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai sebagai sosok berhati dingin dan kejam, Pengamat Politik Luar Negeri Pitan Daslani malah melihat pria berusia 57 tahun itu sebagai pemimpin yang sabar.
Penilaian tersebut diambil dari momen keputusan Rusia yang tidak pernah melakukan perlawanan ekstrem meski sudah berkali-kali diperlakukan tidak baik oleh Amerika Serikat dan NATO.
"Bukan saja negara Eropa Timur yang digandeng, bekas Uni Soviet sudah tiga negara masuk situ. Estonia, Latvia, dan ada satu lagi itu sudah masuk. Ada tiga negara bekas Uni Soviet yang sudah masuk menjadi anggota NATO," tutur Pitan Daslani, dikutip Senin (16/5/2022).
"Jadi kalau (tahun) 49 itu 12 negara anggota, sekarang 30 negara. Bahkan Ukraina ini akan dimasukkan menjadi negara 31, Georgia sedang dirayu untuk masuk lagi ke dalam NATO," lanjutnya.
Menurutnya, Vladimir Putin benar-benar sabar saat harus maju sendirian bersama Rusia untuk melawan kepungan dari NATO.
"Vladimir Putin sangat sabar, menurut saya Putin sangat sabar karena yang terjadi adalah ternyata perjanjian yang mendasari kenapa tembok Berlin itu (diruntuhkan), itu dilanggar," tuturnya.
Pada 2008, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia mengirim semua dokumen kesepakatan antara Rusia dan NATO soal ekspansi. Rusia justru mengirimkan dokumen-dokumen kesepakatan itu ke semua negara anggota NATO sebagai pengingat agar tidak dilakukan lagi.
Begitu pun saat invasi Rusi ke Ukraina, Menlu kembali mengirimkan rekaman perjanjian AS dan Inggris terkait invasi.
"Bahkan pada hari di mana Rusia melakukan serangan ke Ukraina ke Ukraina 24 Februari, itu Kementerian Luar Negeri Rusia memutar kembali film video di mana waktu itu Menlu Amerika dan Menlu Inggris itu berbicara di depan kamera televisi bahwa NATO tidak akan melakukan ekspansi," kata Pitan Daslani.
"Ini yang dilanggar, sudah sangat banyak negara yang direbut. Jadi ada rekaman bahwa ini ada wanprestasi, ada janji yang dilanggar oleh Amerika. Itu satu," ujarnya.
Pitan Daslani kemudian membeberkan bagaimana NATO melanggar perjanjian tembok Berlin. NATO berjanji kepada Rusia bahwa mereka tidak akan melakukan ekspansi meski tembok Berlin runtuh. Namun, apa yang dijanjikan oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu justru dilanggar. (cen)
https://www.kilat.com/news/rusia-ukr...ok-yang-sabar/
16 May, 2022 14:45 WIB
 
 Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan Gubernur Wilayah Novgorod Andrei Nikitin selama pertemuan di Moskow, Rusia pada 22 Maret 2022. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
JAKARTA, kilat.com- Jika selama ini Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai sebagai sosok berhati dingin dan kejam, Pengamat Politik Luar Negeri Pitan Daslani malah melihat pria berusia 57 tahun itu sebagai pemimpin yang sabar.
Penilaian tersebut diambil dari momen keputusan Rusia yang tidak pernah melakukan perlawanan ekstrem meski sudah berkali-kali diperlakukan tidak baik oleh Amerika Serikat dan NATO.
"Bukan saja negara Eropa Timur yang digandeng, bekas Uni Soviet sudah tiga negara masuk situ. Estonia, Latvia, dan ada satu lagi itu sudah masuk. Ada tiga negara bekas Uni Soviet yang sudah masuk menjadi anggota NATO," tutur Pitan Daslani, dikutip Senin (16/5/2022).
"Jadi kalau (tahun) 49 itu 12 negara anggota, sekarang 30 negara. Bahkan Ukraina ini akan dimasukkan menjadi negara 31, Georgia sedang dirayu untuk masuk lagi ke dalam NATO," lanjutnya.
Menurutnya, Vladimir Putin benar-benar sabar saat harus maju sendirian bersama Rusia untuk melawan kepungan dari NATO.
"Vladimir Putin sangat sabar, menurut saya Putin sangat sabar karena yang terjadi adalah ternyata perjanjian yang mendasari kenapa tembok Berlin itu (diruntuhkan), itu dilanggar," tuturnya.
Pada 2008, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia mengirim semua dokumen kesepakatan antara Rusia dan NATO soal ekspansi. Rusia justru mengirimkan dokumen-dokumen kesepakatan itu ke semua negara anggota NATO sebagai pengingat agar tidak dilakukan lagi.
Begitu pun saat invasi Rusi ke Ukraina, Menlu kembali mengirimkan rekaman perjanjian AS dan Inggris terkait invasi.
"Bahkan pada hari di mana Rusia melakukan serangan ke Ukraina ke Ukraina 24 Februari, itu Kementerian Luar Negeri Rusia memutar kembali film video di mana waktu itu Menlu Amerika dan Menlu Inggris itu berbicara di depan kamera televisi bahwa NATO tidak akan melakukan ekspansi," kata Pitan Daslani.
"Ini yang dilanggar, sudah sangat banyak negara yang direbut. Jadi ada rekaman bahwa ini ada wanprestasi, ada janji yang dilanggar oleh Amerika. Itu satu," ujarnya.
Pitan Daslani kemudian membeberkan bagaimana NATO melanggar perjanjian tembok Berlin. NATO berjanji kepada Rusia bahwa mereka tidak akan melakukan ekspansi meski tembok Berlin runtuh. Namun, apa yang dijanjikan oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu justru dilanggar. (cen)
https://www.kilat.com/news/rusia-ukr...ok-yang-sabar/
0
450
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan