faisaelzAvatar border
TS
faisaelz
Anak yang Sudah Pernah Kena Campak, Masih Perlu Divaksin MR?

Di awal kehidupannya, bayi sangat rentan terhadap berbagai penyakit menular karena daya tahan tubuhnya yang masih belum sempurna. Kegemasan keluarga dan kerabat saat melihat bayi biasanya mendorong mereka untuk menyentuh bayi (mencium pipi, menggendong, menyentuh wajah, memegang tangan, dll) membuat risiko penularan semakin tinggi.

Untungnya, sebagian penyakit menular bisa dicegah dengan vaksin, terutama untuk penyakit yang memiliki dampak sakit berat hingga kematian. Salah satunya adalah vaksin measles, mumps and rubella(MR/ MMR) yang melindungi bayi dari campak, gondongan dan rubella (campak Jerman).

Memang seperti apa bahayanya campak, gondongan, dan rubella? Bagaimana jika anak sudah pernah kena campak sebelum waktunya vaksinasi? Yuk simak ulasannya.



Measles (Campak)

Measles atau campak adalah infeksi virus menular yang menyerang sistem pernapasan. Virus tersebut menyebar melalui percikan air liur atau lendir yang keluar dari mulut penderita campak. Itulah mengapa tidak disarankan juga untuk meniup makanan atau minuman anak yang masih panas saat menyuapinya.

Penyakit campak juga mudah menular melalui kontak atau sentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, serta menular lewat kebiasaan saling berbagi barang pribadi, seperti pinjam meminjam peralatan makan atau minum yang sama atau berbagi makanan dan minuman. 

Gejala campak yang perlu diwaspadai:

1. Batuk

2. Muncul ruam merah di kulit

3. Hidung mengeluarkan ingus

4. Demam

5. Bintik putih di mulut (bintik koplik)

Kondisi campak yang berat dapat menyebabkan pneumonia pada anak (radang paru), kerusakan otak, dan infeksi telinga. Komplikasi fatal lainnya yang juga mungkin muncul adalah ensefalitis (radang otak) yang dapat membuat anak kejang.


Mumps (Gondongan)

Mumps atau parotitis, di Indonesia disebut juga sebagai gondongan, adalah infeksi virus menular yang menyerang kelenjar ludah. Penyakit menular ini dapat menyerang siapa saja, namun paling sering terjadi pada anak berusia 2 – 12 tahun. 

Virus penyebab gondongan dapat menular melalui percikan air liur yang keluar bersama hembusan nafas saat orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Penyakit ini juga mudah menular saat anak bersentuhan langsung atau menggunakan barang penderita gondongan.

Gejala gondongan yang paling mudah dideteksi adalah pembengkakan kelenjar ludah yang membuat area pipi dan sekitar leher terlihat bengkak, bulat, dan membesar. 

Berikut gejala gondongan lainnya yang perlu diwaspadai:

1. Demam

2. Sakit kepala

3. Nyeri otot

4. Pembengkakan kelenjar ludah

5. Rasa nyeri dan sakit saat mengunyah dan menelan

6. Nyeri pada wajah atau kedua sisi pipi

7. Sakit tenggorokan

Virus penyebab gondongan terkadang juga dapat menyebabkan peradangan pada ovarium, testis, pancreas, dan selaput otak. Selain itu, tuli dan meningitis adalah risiko komplikasi lainnya yang mungkin terjadi akibat gondongan.

Rubella (Campak Jerman)

Rubella atau campak Jerman adalah infeksi yang menyebabkan munculnya bintik-bintik merah pada kulit penderitanya. Selain itu, virus rubella juga dapat menyebabkan kelenjar getah bening di belakang telinga membengkak.

Umumnya gejala rubella muncul sekitar 2-3 minggu setelah tubuh terpapar virus. Gejala sebagai berikut:

1. Demam

2. Sakit kepala

3. Hidung tersumbat atau pilek

4. Mata merah meradang

5. Ruam merah muda halus pada wajah yang cepat menyebar ke batang tubuh,              lengan dan kaki, dan akan menghilang dalam urutan yang sama. 

6. Nyeri sendi. 

Penyakit ini umumnya jarang menyebabkan komplikasi serius. Namun pada beberapa kasus, campak Jerman juga bisa jadi sangat berbahaya apabila terjadi pada wanita hamil karena meningkatkan risiko kecacatan pada janin atau bahkan bayi lahir mati. 


Vaksin MMR wajib untuk anak kecil dan balita

Sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin MR pertama kali diberikan pada bayi di usia 9 bulan sebagai dosis primer.

Setelah suntikan pertama, anak akan menerima dosis booster pada usia 18 minggu, bisa menggunakan jenis vaksin yang sama (MR) atau MMR yang memiliki tambahan daya tahan tubuh terhadap mumps atau gondongan.

Saat anak berusia 5-7 tahun, ia bisa mendapatkan dosis booster kembali untuk memperbarui dan menambah kekebalan tubuhnya.

Apa perlu vaksin MR/ MMR jika sudah pernah campak?

Vaksinasi MR/ MMR setelah terkena campak/ gondongan/ rubella aman untuk dilakukan. Justru, dengan tetap mendapatkan vaksin MMR, anak menjadi terlindungi terhadap penyakit tersebut di kemudian hari, atau memiliki gejala yang lebih ringan.



0
486
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan