Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

faisaelzAvatar border
TS
faisaelz
Apakah Boleh Melakukan Vaksin HPV Setelah Melahirkan?

Angka kejadian kanker serviks di Indonesia mencapai 15.000 hingga 21.000 kasus setiap tahunnya. Angka ini menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian nomor satu bagi perempuan di Indonesia, sekaligus menempatkan Indonesia pada urutan kedua di dunia untuk kasus kanker serviks terbanyak di dunia. Penyebaran kasus kanker serviks sebenarnya dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan vaksinasi kanker serviks.


Vaksin human papillomavirus (HPV) atau vaksinasi untuk mencegah kanker serviks diindikasikan bagi semua perempuan berusia 9 tahun keatas, terutama yang belum aktif secara seksual karena vaksin lebih efektif bila diberikan sebelum aktif berhubungan seksual.

Lalu apakah boleh perempuan yang baru saja melahirkan mendapatkan vaksinasi HPV? Simak penjelasannya di bawah ini.

Jenis-jenis vaksin HPV

Virus HPV dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Pada daerah kelamin, kanker dapat terjadi pada leher rahim, vulva atau bibir vagina, vagina dan penis. Sedangkan pada daerah non-kelamin, virus HPV dapat menyerang bagian mulut dan saluran napas atas.

Ada beberapa tipe human papillomavirus, yaitu tipe 16, 18, 6, dan 11. HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks (sebanyak 70% kasus di dunia). Sedangkan HPV tipe 6 dan 11 diketahui menjadi 90% penyebab kasus kutil kelamin.

Di Indonesia ada 2 jenis vaksin HPV yang beredar, yaitu bivalen dan tetravalen. Bivalen mengandung 2 tipe HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim. Sedangkan vaksin tetravalent mengandung 4 tipe virus HPV (tipe 6, 11, 16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim dan juga kutil kelamin.

Efek samping yang mungkin timbul setelah dilakukan vaksinasi yaitu:

1. Nyeri dan kemerahan di area tempat suntikan

2. Pusing dan nyeri kepala

3. Mual dan muntah.

Apakah vaksinasi boleh diberikan setelah aktif seksual?

Idealnya, vaksinasi HPV diberikan mulai dari 9 tahun dan sebelum perempuan aktif secara seksual. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa pada usia ini vaksinasi memberikan efek yang lebih maksimal.

Maka, apabila vaksin HPV diberikan pada wanita yang telah aktif secara seksual, dikhawatirkan efektivitas vaksinnya kurang maksimal. Pasalnya, mereka sudah kemungkinan terpapar virus HPV setelah melakukan hubungan seksual.

Tapi, bukan berarti vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk orang yang sudah aktif berhubungan seksual. Vaksin ini tetap diberikan dengan sebelumnya melakukan Pap smear untuk melihat adanya resiko terinfeksi virus HPV.

Pap Smear adalah pemeriksaan yang dianjurkan untuk mendeteksi kanker serviks, dimana dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim atau serviks dengan diusap dengan kapas cotton bud lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Apabila didapatkan hasil kecurigaan infeksi HPV, maka vaksinasi tidak dapat diberikan.


Vaksin HPV untuk ibu yang baru melahirkan

Wanita yang melahirkan berkali-kali secara pervaginam dan wanita yang melahirkan pertama kali saat usia muda memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi HPV masih menguntungkan bila diberikan bagi wanita postpartum atau yang baru saja melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi HPV aman dilakukan pasca melahirkan (postpartum) dan pada wanita yang menyusui.

Mempertimbangkan bahwa wanita pasca melahirkan lebih rentan terhadap infeksi HPV, maka kongres Ahli Obstetri dan Ginekologi di Amerika atau American Congress of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) dan Taiwan Society of Perinatology dan Taiwan Maternal Fetal Medicine Society merekomendasikan pemberian vaksinasi HPV saat kontrol pasca persalinan.9

Vaksinasi nantinya akan diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal pemberian vaksinasi pada bulan 0, lalu 1 atau 2 bulan setelah penyuntikan pertama dan terakhir adalah 6 bulan setelah penyuntikan pertama. Apabila pemberian vaksinasi ada yang terlewat, maka vaksinasi dapat terus dilanjutkan tanpa mengulangi dosisnya dari awal.


sumber: vaksin hpv setelah melahirkan
provocator3301Avatar border
provocator3301 memberi reputasi
1
513
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan