KokonataAvatar border
TS
Kokonata
7 Alasan Minimnya Film Islam Khususnya Kisah Nabi, Nomor 5 Bikin Sedih

Buku-buku tentang para nabi mudah GanSis temukan di toko buku ataupun lokapasar Indonesia. Sebagai negara mayoritas muslim, buku kisah para nabi memang selalu dicari. Sebagian besar keluarga merasa wajib punya buku-buku tentang nabi.
 
Hanya saja buku mendapat saingan yang tidak sepadan saat ini. Konten video dan film melalui internet saingannya. Sebagian anak lebih suka menonton daripada membaca. Terlebih media sosial untuk berbagi video pendek sangat marak.
 
Kenapa film-film atau video tentang nabi-nabi jarang sekali kita temukan, ya? Padahal film dan video nabi bisa jadi alternatif pembelajaran selain buku. Apalagi jika tayangnya pada libur lebaran dan hari besar Islam. Berikut ane coba paparkan beberapa sebab minimnya film dan video tentang nabi.  
 
1. Konten film atau video tidak dapat memuaskan semua pihak
 
Ada misi tertentu dalam pembuatan film tentang nabi. Misalnya tahun 2015, Iran membuat film Mohammad, Messenger of God.Majid Majidi, sang sutradara pernah masuk nominasi Oscar tahun 1998 pada kategori film asing terbaik lewat film Children Of Heaven. Tujuan pembuatan film itu untuk menghalau Islamofobia. Islam bukan agama teroris.
 
Sayangnya film tersebut mendapat penolakan. Misalnya dari Universitas Al-Azhar di Mesir karena tidak puas sehingga melarang peredaran film Mohammad, Messenger of God. Padahal Al-Azhar adalah kampus tempat belajar banyak calon cendikiawan muslim dari berbagai negara.

2. Harus sesuai dengan kitab suci
 
Film Noah (2014) banyak dicekal karena tokoh Nabi Nuh tidak sesuai dengan kitab suci. Russell Crowe memerankan Nabi Nuh. Kritik keras karena Nabi Nuh digambarkan sebagai sosok pemarah dan pembunuh. Di Indonesia, Lembaga Sensor Film juga melarang karena film Noah berpotensi menimbulkan keresahan dan konflik SARA.
 

3. Pemerannya harus baik dalam kehidupan sehari-hari
 
Ada tuntutan, pemeran film-film Islam harus sesuai realita. Apalagi film tentang nabi. Apabila tokoh keluarga nabi atau sahabatnya di luar film penuh kontroversi, bakal mendapat kecaman. Maka tidak jarang film Islam melakukan audisi pemeran yang cukup panjang. Ingin dapat aktor dan aktris yang jago peran sekaligus kehidupan pribadinya juga sesuai syariah Islam.
 

4. Tersandung masalah politik
 
Sami Yusuf yang turut mengisi musik dan lagu film Mohammad, Messenger of God berpendapat, satu alasan pelarangan film itu adalah soal politik. Iran merupakan negara penganut Syiah. Maka dari itu filmnya sulit diterima oleh negara-negara penganut Sunni. Terlebih negara-negara yang cenderung islamfobia. Film-film nabi dari sudut pandang Islam akan sulit diterima.
  
5. Biaya besar, malah berbuntut penolakan
 
Untuk menghadirkan latar masa lalu dan lainnya tentu membutuhkan dana besar. Mohammad, Messenger of God  memecahkan rekor sebagai film dengan anggaran termahal di Iran. Biayanya sekitar US$40 juta. Namun di beberapa negara muslim, film tersebut malah mendapat penolakan dan larangan.
 

Maka dari itu, orang kaya yang mau mengucurkan dana untuk film Islam belum banyak. Satu alasannya, berisiko penolakan dan pelarangan itu. Perusahaan yang berminat terlibat sebagai sponsor pun hati-hati. Brand imageproduk dan jasa akan sangat terpengaruh dengan isu yang ada dalam film. Pemilik brand cenderung main aman dengan menjadi sponsor film-film yang dapat diterima berbagai kalangan saja.
 
6. Sineas muslim masih sedikit
 
Indonesia memang sudah cukup banyak memproduksi film Islam namun bukan kisah nabi. Hanya saja apabila dibandingkan dengan sineas dari berbagai negara masih sedikit jumlahnya. Sehingga film-film yang dihasilkan pun tidak bisa dibandingkan kuantitas dan kualitasnya dengan film tema umum.   
 

7. Tuntutan adegan sesuai syariah Islam
 
Aktor dan aktris melakukan agedan yang pada dasarnya pura-pura. Pemeran pasangan suami-istri misalnya, realitanya masih lajang atau suami dan istri orang. Maka adegan di ranjang akan menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana menghadirkan adegan yang natural namun tetap dalam kerangka syariah Islam. Sentuhan fisik bahkan intim tokoh suami-istri akan mendapat kritikan tajam dari para penonton.
 
Itulah penyebab minimnya film Islam, khususnya film-film yang mengangkat ksiah nabi. Agan dan Sista mungkin bisa menambahkan di kolom mkomentar. Meskipun banyak tantangannya, semoga film Islam tetap berkembang dan mendapat sambutan positif dari negara mayoritas Islam maupun bukan.  



Sumber  123
Foto 12345
Diubah oleh Kokonata 08-05-2022 15:52
silohAvatar border
areszzjayAvatar border
areszzjay dan siloh memberi reputasi
0
2.9K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan