Masokisme adalah keadaan dimana seseorang merasakan kepuasan setelah merasa tersakiti. Pembahasan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masokisme sehari-hari. Disini kita akan membicarakan perbuatan menyusahkan diri sendiri yang sering dilakukan di Indonesia.
Perbuatan seperti ini bukan hal yang sering dilakukan, tetapi ada masanya banyak orang-orang maso yang melakukannya dengan sengaja. Kejadian musiman yang bagi kita kelihatannya meyusahkan diri sendiri, tetapi bagi mereka merupakan sebuah jalan untuk mencapai kepuasan.
Perbuatan apa sajakah itu...?
Spoiler for Mudik Lebaran:
Hari-hari menjelang lebaran selalu dijadikan hari libur panjang. Alasannya adalah cuti bersama untuk menyambut lebaran. Karena libur panjang, banyak perantau yang berbondong-bondong untuk pulang kampung. Istilah mudik sendiri berasal dari bahasa Sunda, mudik itu artinya Mulang ka Udik.
Para perantau yang merindukan kampungnya berbondong-bondong pergi meninggalkan kota. Karena jumlahnya terlalu banyak, maka menimbulkan banyak kemacetan dimana-mana. Sudah dekat dengan hari lebaran, namun lebar jalan tidak dapat menampung para perantau itu.
Alasannya, karena terlalu banyak perantau yang lebih memilih untuk pulang menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum. Perjalanan panjang itu pun dipenuhi oleh penderitaan. Tetapi, ketika sudah tiba di kampung, muncullah kenangan-kenangan indah. Para perantau itu mengalami adegan yang sangat mengharukan dalam kehidupannya.
Spoiler for Begadang di Warnet:
Sebagian mantan anak warnet pasti pernah mengalami peristiwa ini. Ketika ada MMORPG terbaru, pokoknya yang baru beredar, tidak segan-segan untuk begadang di warnet. Orang-orang ini membayar paket malam atau paket 24 jam demi menjadi orang pertama yang mencapai level tertinggi.
Tujuannya tentu saja demi gengsi. Adapula yang menganggapnya sebagai investasi jangka pendek. Karena menurut anak warnet itu, dia bisa jual mata uang, barang, dan ID Game online kepada orang kaya. Lumayanlah, balik modal beserta keuntungannya. Sesudah itu, mengulangi lagi ketika ada MMORPG yang lebih baru. Dan itu pun nyaris tidak ada ujungnya.
Di sisi lain, adapula orang-orang yang memang dibayar untuk menjadi joki game online di warnet. Kalau sampai ID game tersebut kena blokir oleh penerbit karena pelanggaran, ya sudah, pasrah saja. Kita akan sangat mudah menemukan orang-orang seperti ini di warnet kumuh. Muka-muka madesu yang menatap layar terpaku, sambil online.
Spoiler for Menonton Konser Dangdut:
Konser Dangdut yang sering kita saksikan di layar kaca selalu penuh dengan penonton. Saking penuhnya, ada lautan manusia di lapangan tempat konser itu diselenggarakan. Disana juga seringkali ada siraman hujan buatan yang berasal dari meriam air. Konon katanya, siraman itu berguna untuk mendinginkan suasana agar tidak terjadi kerusuhan.
Para penonton bergoyang mengikuti irama, seringkali ada yang bersenggolan, dan itu merupakan hal yang biasa terjadi di depan panggung. Penonton yang berdesak-desakan memang terlihat seperti sedang menderita. Ketika acara selesai, para penonton merasakan kepuasan yang tidak terkira.
Spoiler for Merokok di Pos Ronda:
Masokisme ini banyak dilakukan para warga yang suka merokok. Perbuatan maso seperti ini seringkali terjadi ketika sedang terjadi musim maling di sebuah perumahan. Desas-desus musim maling bisa menyebar antar RT-RW, sehingga para ketua sepakat untuk lebih sering mengadakan ronda malam.
Ketika sudah larut malam, rasa jenuh mulai terasa. Acara TV mulai membosankan. Untuk mengisi waktu luang, para warga yang kebagian jaga malam mencari hiburan lain. Contohnya main kartu atau main catur. Adapula yang minum-minum sambil merokok.
Katanya, minum kopi sambil merokok itu rasanya enak. Para warga yang suka merokok juga menjalin silaturahmi dengan cara saling mencicipi rokok dari merk yang berbeda-beda. Akan tetapi, merokok dapat merugikan kesehatan. Perokok bisa merasakan penderitaan panjang karena kebiasaan buruknya itu. Beruntung kalau sudah sembuh dan berhenti merokok. Pasti lega rasanya...
Spoiler for Arus Balik Lebaran:
Arus balik Lebaran adalah kebalikan dari mudik lebaran. Para perantau yang pulang ke kampung akan kembali datang ke kota untuk kembali bekerja. Masokisme ini selalu terjadi ketika libur lebaran akan habis masanya. Kembali merasakan kemacetan di perjalanan ke kota.
Setibanya di kota, mereka merasa lega karena sudah sampai. Tetapi, di kota bukan untuk santai, mereka harus bekerja kembali. Pulang beberapa hari di kampung hanya terasa seperti kesenangan sekejap mata. Sialnya, sebagian perantau malah mengajak tetangga dan sanak saudara untuk ikut merantau bersamanya. Hal ini malah membuat kota semakin terasa sempit.
Mengapa mereka yang sudah mendapatkan banyak uang di kota tidak membuka usaha di kampungnya? Kalau mau membuka usaha di kampung dengna modal yang ditabung selama di kota, maka tidak akan ada banyak arus balik Lebaran.
Demikianlah pembahasan tentang masokisme musiman di Indonesia. Kira-kira, masokisme apa saja yang pernah dilakukan oleh para pembaca?