- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Keseruan Berburu Tanda Tangan Ramadan Tahun 1990-an, Anak Zaman Now Gimana?


TS
Kokonata
Keseruan Berburu Tanda Tangan Ramadan Tahun 1990-an, Anak Zaman Now Gimana?

Agan dan Sista pernah berburu tanda tangan iman dan penceramah pada bulan Ramadan, semasa kecil? Kalau iya, syukurlah. Sebab ane perhatikan, zaman nowjarang anak-anak yang berburu tanda tangan begitu. Jikalau ada, cukup tanda tangan orang tua mengetahui anaknya sudah puasa dan shalat saja?
Keseruan dan Manfaat berburu Tanda Tangan
Saat ane kecil, belum ada internet dan gawai seperti saat ini. Hiburan sehari-hari ane televisi, radio, majalah, koran dan buku. Berburu tanda tangan jadi semacam hiburan tersendiri di bulan Ramadan. Ada beberapa manfaat dan keseruan berburu tanda tanda yang pernah ane rasakan saat SD dan SMP, sekitar tahun 1990-an.
1. Mendadak jadi perhatian dengan nama iman dan penceramah tarawih
Sebelumnya bodoh amat! Namun karena harus mengisi buku kegiatan Ramadan, jadi perhatian banget. Mana orang tua nggak mau kasih tahu. Teman-teman lain ogah kasih contekan. Kudu usaha sendiri dengan mendengarkan, siapa imam dan penceramah tarawih.
2. Berusaha menyimak ceramah
Ada isian ringkasan ceramah. Mau nggak mau jadi menyimak ceramah sang ustaz. Mencontek sama teman, tulisannya kayak cakar ayam. Nggak paham. Jadi, ya lebih baik mendengar langsung uraian dari pak ustaz.
3. Memberanikan diri minta tanda tangan
Buat anak yang pemalu kayak ane, minta tanda secara langsung itu tantangan banget. Apalagi ketika orang tua mengajak shalat di masjid yang rada jauh dari rumah. Nggak ada teman buat barengan gitu. Di situlah keberanian dan kepercayaan diri ane kudu bangkit. Kalau nggak, kosong deh kolon tanda tangannya.

4. Menjaga buku bagai harta berharga
Nggak kebayang gimana cara mengganti buku kegiatan Ramadan yang hilang. Minta tanda tangan ulang para ustaz, rasanya mustahil. Rumah ustaznya jauh. Maka dari itu buku dijaga baik-baik bagai harta yang paling berharga. Secara tidak langsung kegiatan mengisi buku tersebut menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi pada diri kita.
5. Misi selesai, bahagia rasanya meski tidak tahu berapa nilai
Masuk sekolah usai libu lebaran, buku kegiatan Ramadan dikumpulan. Apakah setiap kolom isian dibaca oleh guru agama? Memikirkan itu sekarang, ane nggak yakin. Kayaknya dilihat sekilas doang sama guru.
Berapa nilai dari perburuan tanda tangan itu. Agan dan Sisita pernah tahu? Meskipun guru jarang kasih umpan balik dari tugas Ramadan itu, tetap saja hati ini senang karena misi telah selesai.

Saat ini masih ada anak-anak sekolah yang mengisi buku kegiatan Ramadan? Di masjid perumahan ane, nggak kelihatan anak-anak bawa buku dan minta tanda tangan imam dan penceramah tarawih. Mungkin Agan dan Sista pernah lihat? Anak atau keponakan masih melakukannya? Baguslah kalau memang masih ada, supaya Ramadan mereka terasa seru, seperti kita saat kecil dulu.
Berdasarkan pengalaman pribadi ane
Foto 1, 2, 3
0
912
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan