Apakah panitia zakat berhak mendapatkan zakat fitrah? - Ramadhan beberapa hari lagi  akan berakhir. Dan biasanya menjelang akhir-akhir dari bulan ramadhan ini para para Muslim mulai menunaikan kewajiban lainnya yang juga merupakan salah satu rukun Islam lainnya selain berpuasa ramadhan, yaitu menunaikan zakat.

Zakat di dalam ajaran agama Islam,ada banyak. Dan secara umum hanya terbagi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mall. Khusut untuk zakat Mall hanya di bebankan kepada orang-orang kaya yang harta simpanannya telah mencapai standar zakat yang dinamakan haul dan nisab. Sedangkan zakat fitrah diwajibkan kepada semua Muslim, kecuali bagi para penerima zakat yang berjumlah 8 golongan. Beberapa di antaranya adalah fakir miskin, amil zakat dan juga orang yang berjuang di jalan Allah, baik dalam bentuk dakwah, jihad dan lain sebagainya.



Dan ngomong-ngomong tentang amil zakat, di Indonesia sendiri karena Indonesia bukanlah negara Islam yang menerapkan hukum syariat Islam. Maka, istilah amil zakat tidak pernah di temukan di Indonesia.
Di Indonesia, kita hanya bisa menemukan yang namanya panitia-panitia zakat yang
biasanya di inisiasi oleh masjid-masjid sekitar. Ya, amil zakat dan panitia zakat adalah 2 istilah yang sama sekali berbeda. Cara kerja dan tugas mereka pun juga berbeda. Amil zakat adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menagih zakat ke rumah rumah para orang Muslim. So, prinsip kerja amil zakat adalah door to door alias menagih zakat dari pintu ke pintu.
Selain menagih, amil zakat juga bertanggung jawab atas penyaluran zakat kepada orang-orang yang menerimanya.
Sedangkan, jika dibandingkan dengan panitia zakat. Hal itu jelas sangat jauh berbeda, karena panitia zakat tugasnya hanya duduk-duduk di masjid, sambill menunggu siapa saja orang -orang yang mau menyalurkan zakatnya ke masjid.
Dari pemaparan diatas saja, sudah jelas bahwa para panitia zakat sebenarnya tidak berhak mendapatkan zakat.

Jalan tengah

So, karena sudah jelas panitia zakat tidak tercantum dalam daftar orang-orang yang berhak mendapatkan zakat, karena mereka bukanlah termasuk dalam kategori amil.
Lalu, apakah para panitia zakat sama sekali tidak berhak mendapatkan imbalan sepeserpun dari kegiatan dan pengorbanan waktu dan tenaga yang telah mereka lakukan demi dapat membantu masyarakat dalam menyalurkan zakat.
Sebenarnya, dalam hal ini. memberi imbalan para panitia zakat bisa diambil dari kas masjid atau juga bantuan swadaya masyarakat sekitar masjid.
Namun, jika pun terpaksa harus menggunakan dana zakat untuk membiayai jasa-jasa mereka. Hal itu boleh saja, dengan syarat bahwa akad yang diberlakukan adalah mereka diberi zakat karena termasuk dalam golongan yang berjuang di jalan Allah dan bukan termasuk golongan amil zakat.