- Beranda
- Komunitas
- egagology
[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?


TS
egag
[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://dl.kaskus.id/images6.fanpop.com/image/photos/35000000/Ramadan-Karim-with-anime-ramadan-kareem-35061851-600-450.jpg)
Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?
Quote:
Quote:
Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda? - Bulan Ramadhan tahun 1443 hijriah akhirnya tiba di tahun 2022 ini. Dan seperti biasa, memang setiap akan memasuki bulan Ramadhan biasanya semua harga kebutuhan bahan pokok melambung tinggi. Namun, berbeda pada tahun- tahun sebelumnya. Pada tahun ini, rakyat harus semakin tambah pusing karena harga minyak yang selama beberapa bulan sebelumnya juga sudah melambung, kini kian melambung. Dan ditambah lagi juga dengan harga bahan bakar yang juga ikut naik, membuat di beberapa waktu terjadi demo mahasiswa di mana-mana.
Namun, di samping itu di tahun ini kita harus lebih bersyukur karena pandemi Corona yang selama 2 tahun terakhir selalu menjadi masalah, kini berangsur-angsur mereda dan menurun jumlah penyebarannya. Sehingga karena hal itu, penyelenggaraan demo bisa berjalan lancar dan tidak terhalang dengan pasal kerumunan massal.
Namun, selain virus Corona. Ada juga salah satu peristiwa lainnya yang berbeda di bulan Ramadhan tahun ini, yaitu penetapan awal puasa yang berbeda antara Pemerintah dan PP Muhammadiyah. Event ini sebenarnya telah lama tak terdengar gaungnya di negara Indonesia tercinta ini. Karena beberapa tahun belakangan, kedua pihak baik dari pihak pemerintah dan juga Muhammadiyah, kompak menentukan awal puasa berbarengan. Sedangkan di tahun ini, Muhammadiyah memutuskan berpuasa lebih awal di hari sabtu tanggal 2 april, sedangkan pemerintah memutuskan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Minggu tanggal 3 april.
Penyebab perbedaan
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://dl.kaskus.id/media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/18/77621-logo-muhammadiyah.jpg)
Jika kalian belum mengetahui bahwa, antara Muhammadiyah dan NU sebagai perwakilan pemerintah. Terdapat perbedaan paling mencolok dalam menentukan penanggalan bulan Hijriah. Sebenarnya perbedaan itu bukan terjadi pada perbedaan metode Hisab dan Rukhyat yang biasa kita dengan di media-media Mainstream.
Perbedaan sesungguhnya hanyalah terdapat pada metode hisabnya saja alias perhitungan prediksi dengan menggunakan rumus matematika serta perbedaan pada standar penentuan Hilal.
Muhammadiyah menentukan, standar derajat hilal sudah muncul dan sudah bisa dijadikan penanda awal bulan baru adalah 1 derajat. Sedangkan NU menentukan standarnya 3 derajat.
Saya pribadi bisa memaklumi bahwa, 1 derajat menjadi standar utama penentuan bulan baru. Namun untuk standar 3 derajat, hingga saat ini saya belum memahami apa yang menjadi dasar dari penentuan standar itu.
Jika, standar itu diberlakukan karena 3 derajat adalah standar yang pas untuk mengatakan bahwa bulan sudah bisa dilihat dengan mata telanjang. Sayang nya argumen ini benar-benar tidak didukung dengan fakta yang ada di lapangan.
Kita ambil contoh pada tahun 2011 ketika untuk pertama kalinya di Indonesia, hari raya Idul Fitri harus ditunda sehari. Hal itu dikarenakan, sidang isbat memutuskan bahwa bulan baru atau hilal belum mencapai standar yang ditentukan pada saat itu yaitu 2 derajat.
Namun, mengutip dari laman detik.com, sebenarnya pada saat itu sebenarnya hilal telah terlihat di wilayah Cakung, Jakarta Timur dan Jepara, Jawa Tengah. Dan dengan cepat kesaksian dengan sumpah dari orang-orang yang melihat hilal tersebut ditolak MUI. Karena seperti yang telah saya katakan di atas, setelah di cek ternyata hilal tersebut hanya terlihat 1 derajat.
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://s.kaskus.id/images/2022/04/27/2085070_20220427045728.png)
Nah, yang jadi masalah disini adalah ternyata standar terlihatnya hilal di Indonesia bukanlah 2 derajat atau bahkan 3 derajat, namun 1 derajat juga telah bisa terlihat dengan jelas.
Karena seperti yang dikatakan di dalam Al Qur’an bahwa,
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://s.kaskus.id/images/2022/04/27/2085070_20220427045537.png)
Artinya adalah, Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk menetapkan derajat tertentu terhadap Hilal. Namun, jika kita melihat Hilal, maka itulah waktu terjadinya pergantian bulan. Dan melihat kasus di tahun 2011 di Indonesia tersebut, bisa disimpulkan bahwa standar penetapan Hilal terlihat jelas adalah 1 derajat. Bukan 3 derajat.
Ya, bisa dikatakan standar dari terlihatnya hilal di seluruh dunia adalah 1 derajat. Dikutip dari laman Republika.com, di Arab Saudi bahkan yang sama sekali tidak menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan baru dan hanya menggunakan metode melihat langsung alias Ruhiyat. Pada tahun 2019, hilal di konfirmasi telah terlihat dengan jelas di oleh para saksi yang di sumpah. Dan setelah diukur, ternyata hilal hanya berada di angka 1 derajat lebih.
Namun, meski hanya 1 derajat. Pemerintah Arab Saudi meyakinkan bahwa hilal telah terlihat dan akhirnya diputuskan bahwa keesokan harinya telah masuk hari raya Idul Fitri
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://s.kaskus.id/images/2022/04/27/2085070_20220427050058.png)
Jalan tengah
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://dl.kaskus.id/cdn.medcom.id/dynamic/content/2015/07/16/413547/T5DhSWgSpw.jpg?w=480)
Dari pemaparan diatas, saya hanya bisa menyarankan pemerintah Indonesia untuk mengkaji kembali penetapan derajat hilal di Indonesia. Dan secara terbuka menyampaikan secara detail apa yang melatarbelakangi penetapan derajat hilal tersebut.
Hal ini, dimaksudkan untuk mencegah adanya mis pemahaman dan juga mencegah terjadinya perbedaan penentuan awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri di masa-masa yang akan datang.
Namun, di samping itu di tahun ini kita harus lebih bersyukur karena pandemi Corona yang selama 2 tahun terakhir selalu menjadi masalah, kini berangsur-angsur mereda dan menurun jumlah penyebarannya. Sehingga karena hal itu, penyelenggaraan demo bisa berjalan lancar dan tidak terhalang dengan pasal kerumunan massal.
Namun, selain virus Corona. Ada juga salah satu peristiwa lainnya yang berbeda di bulan Ramadhan tahun ini, yaitu penetapan awal puasa yang berbeda antara Pemerintah dan PP Muhammadiyah. Event ini sebenarnya telah lama tak terdengar gaungnya di negara Indonesia tercinta ini. Karena beberapa tahun belakangan, kedua pihak baik dari pihak pemerintah dan juga Muhammadiyah, kompak menentukan awal puasa berbarengan. Sedangkan di tahun ini, Muhammadiyah memutuskan berpuasa lebih awal di hari sabtu tanggal 2 april, sedangkan pemerintah memutuskan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Minggu tanggal 3 april.
Penyebab perbedaan
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://dl.kaskus.id/media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/18/77621-logo-muhammadiyah.jpg)
Jika kalian belum mengetahui bahwa, antara Muhammadiyah dan NU sebagai perwakilan pemerintah. Terdapat perbedaan paling mencolok dalam menentukan penanggalan bulan Hijriah. Sebenarnya perbedaan itu bukan terjadi pada perbedaan metode Hisab dan Rukhyat yang biasa kita dengan di media-media Mainstream.
Perbedaan sesungguhnya hanyalah terdapat pada metode hisabnya saja alias perhitungan prediksi dengan menggunakan rumus matematika serta perbedaan pada standar penentuan Hilal.
Muhammadiyah menentukan, standar derajat hilal sudah muncul dan sudah bisa dijadikan penanda awal bulan baru adalah 1 derajat. Sedangkan NU menentukan standarnya 3 derajat.
Saya pribadi bisa memaklumi bahwa, 1 derajat menjadi standar utama penentuan bulan baru. Namun untuk standar 3 derajat, hingga saat ini saya belum memahami apa yang menjadi dasar dari penentuan standar itu.
Jika, standar itu diberlakukan karena 3 derajat adalah standar yang pas untuk mengatakan bahwa bulan sudah bisa dilihat dengan mata telanjang. Sayang nya argumen ini benar-benar tidak didukung dengan fakta yang ada di lapangan.
Kita ambil contoh pada tahun 2011 ketika untuk pertama kalinya di Indonesia, hari raya Idul Fitri harus ditunda sehari. Hal itu dikarenakan, sidang isbat memutuskan bahwa bulan baru atau hilal belum mencapai standar yang ditentukan pada saat itu yaitu 2 derajat.
Namun, mengutip dari laman detik.com, sebenarnya pada saat itu sebenarnya hilal telah terlihat di wilayah Cakung, Jakarta Timur dan Jepara, Jawa Tengah. Dan dengan cepat kesaksian dengan sumpah dari orang-orang yang melihat hilal tersebut ditolak MUI. Karena seperti yang telah saya katakan di atas, setelah di cek ternyata hilal tersebut hanya terlihat 1 derajat.
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://s.kaskus.id/images/2022/04/27/2085070_20220427045728.png)
Nah, yang jadi masalah disini adalah ternyata standar terlihatnya hilal di Indonesia bukanlah 2 derajat atau bahkan 3 derajat, namun 1 derajat juga telah bisa terlihat dengan jelas.
Karena seperti yang dikatakan di dalam Al Qur’an bahwa,
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://s.kaskus.id/images/2022/04/27/2085070_20220427045537.png)
Artinya adalah, Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk menetapkan derajat tertentu terhadap Hilal. Namun, jika kita melihat Hilal, maka itulah waktu terjadinya pergantian bulan. Dan melihat kasus di tahun 2011 di Indonesia tersebut, bisa disimpulkan bahwa standar penetapan Hilal terlihat jelas adalah 1 derajat. Bukan 3 derajat.
Ya, bisa dikatakan standar dari terlihatnya hilal di seluruh dunia adalah 1 derajat. Dikutip dari laman Republika.com, di Arab Saudi bahkan yang sama sekali tidak menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan baru dan hanya menggunakan metode melihat langsung alias Ruhiyat. Pada tahun 2019, hilal di konfirmasi telah terlihat dengan jelas di oleh para saksi yang di sumpah. Dan setelah diukur, ternyata hilal hanya berada di angka 1 derajat lebih.
Namun, meski hanya 1 derajat. Pemerintah Arab Saudi meyakinkan bahwa hilal telah terlihat dan akhirnya diputuskan bahwa keesokan harinya telah masuk hari raya Idul Fitri
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://s.kaskus.id/images/2022/04/27/2085070_20220427050058.png)
Jalan tengah
![[#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?](https://dl.kaskus.id/cdn.medcom.id/dynamic/content/2015/07/16/413547/T5DhSWgSpw.jpg?w=480)
Dari pemaparan diatas, saya hanya bisa menyarankan pemerintah Indonesia untuk mengkaji kembali penetapan derajat hilal di Indonesia. Dan secara terbuka menyampaikan secara detail apa yang melatarbelakangi penetapan derajat hilal tersebut.
Hal ini, dimaksudkan untuk mencegah adanya mis pemahaman dan juga mencegah terjadinya perbedaan penentuan awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri di masa-masa yang akan datang.
Sumur
Quote:
https://www.republika.co.id/berita/p...da-dengan-arab
https://jabar.kemenag.go.id/portal/r...-awal-ramadhan
https://news.detik.com/berita/d-1713...-harus-ditolak
https://jabar.kemenag.go.id/portal/r...-awal-ramadhan
https://news.detik.com/berita/d-1713...-harus-ditolak






db84x4 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
844
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan