- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BEDAH EMITEN YELO DAN TUJUAN TERSELUBUNG DIBALIK AKSI KORPORASI PERUSAHAAN


TS
8caseofdeath
BEDAH EMITEN YELO DAN TUJUAN TERSELUBUNG DIBALIK AKSI KORPORASI PERUSAHAAN
BEDAH EMITEN YELO DAN TUJUAN TERSELUBUNG DIBALIK AKSI KORPORASI PERUSAHAAN APAKAH AKAN UNTUNG ATAU JUSTRU BUNTUNG?
Oleh: Robin Hold

Semua berawal Ketika saya membaca sebuah berita bisnis, keuangan dan investasi di situs investasi KONTAN dan menemukan judul yang cukup mencengangkan yang ditulis sebagai berikut: “Didorong Hasil Akuisisi, YELO Membalikkan Kerugian Menjadi Laba di 2021”
Ketika saya melihat judul itu, jujur saya cukup terkejut and like “what?” Karena jujur saya tahu bagaimana kondisi keuangan YELO pada tahun 2019 dan 2020 bahkan pada tahun 2021 kuartal pertama hingga kuartal ke-tiga keadaan keuangan emiten dengan kode YELO ini masih benar – benar mengkhawatirkan.
Berita yang ditayangkan oleh pihak KONTAN jujur membuat saya penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi ditubuh emiten dengan kode YELO ini?
Saking penasarannya,
saya kemudian membaca berita bombastis yang ditayangkan media KONTAN itu lalu kemudian mulai paham kalau emiten YELO ini memang pada dasarnya perusahaan yang memiliki fundamental yang kurang bagus namun begitu tiba – tiba saja berubah menjadi bagus karena telah terjadi beberapa aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Nah apa sih yang dilakukan oleh YELO ini? Apa strategi yang dilakukan oleh perusahaan? Koq bisa ya perusahaan yang sebelumnya memiliki fundamental kurang baik lalu tiba – tiba saja diakhir desember 2021 “boom” disulap menjadi bagus dalam sekejap!.
Lalu apa sebenarnya yang terjadi dengan emiten YELO ini?
Ternyata………………
Ternyata emiten YELO ini melakukan ekspansi bisnis dengan cara mengakuisisi beberapa perusahaan dengan mekanisme akuisisi terbalik.
Wait, what? Akuisisi terbalik? Iya benar akuisisi terbalik atau istilah bekennya “reverse take-over”.
Akuisisi terbalik ini lah yang menjadi cikal bakal kenapa laporan keuangan YELO secara konsolidasi tiba – tiba saja disulap menjadi bagus.
PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 212,76% menjadi Rp 500,1 miliar di tahun 2021. Padahal pada tahun sebelumnya, pendapatn Yelooo baru mencapai Rp 159,9 miliar.
Hasil positif ini akibat dari akuisisi yang dilakukan oleh YELO sehingga laporan keuangan YELO secara konsolidasi jadi bagus berkat penjualan paket data di pasar domestik dari anak usaha PT Abdi Harapan Unggul yang diakuisisi pada akhir tahun 2021.
Di tahun 2021, pendapatan dari digital product atau paket data tercatat sebesar Rp 499,3 miliar, melesat 212% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 159,9 miliar.
Akuisisi terbalik adalah terminologi yang sebenarnya tidak asing dalam dunia bisnis dan akuntansi karena aksi korporasi ini masuk kedalam bagian dari kombinasi bisnis yang diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK).
Bagi kawan – kawan yang belum paham dengan istilah akuisisi terbalik ini tidak perlu khawatir karena saya akan berusaha menjelaskannya dengan cara yang cukup sederhana dan tidak rumit sehingga kawan – kawan nantinya paham apa itu akuisisi terbalik dan apa keuntungan dari aksi korporasi ini.
Dalam tulisan dan video ini juga saya akan berusaha bedah apa yang sebenarnya terjadi dengan emiten dengan kode YELO ini.
Sekali lagi saya tekankan kepada kawan – kawan video ini dibuat untuk tujuan edukasi. Saya tidak punya barang di YELO, jadi video saya ini murni edukasi dan berusaha dibuat seobjektif mungkin berdasarkan sudut pandang saya tentunya.
Sekali lagi saya ingatkan kalau saya tidak pom – pom karena apa yang saya sajikan dalam video ini adalah data – data yang saya comot dari berbagai macam media yang tersebar bebas diluar sana, jadi informasi yang hendak saya sampaikan sebenarnya tidak baru melainkan sudah ada diluar sana hanya saja saya berusaha mengemasnya dalam bentuk edukasi dan sederhana sehingga sejalan dengan channel edukasi robin yaitu edukasi.
Oleh sebab itu, mari kawan – kawan, silahkan tonton videonya sampai habis supaya tidak salah paham dan jangan lupa untuk like, comment dan subscribe kalau memang video – video Robin memberikan banyak manfaat buat kawan – kawan.
Dengan Subscribe artinya kawan – kawan mendukung Robin untuk terus membuat video edukasi yang bermanfaat dan mendatangkan cuan buat kawan – kawan.
Oke tanpa nunggu lama – lama lagi mari kita masuk kedalam video selanjutnya.
SEKILAS MENGENAI YELO, AHU DAN TKP
PT. YELOOO INTEGRA DATANET TBK (YELO) adalah perusahaan yang kegiataannya meliputi perdagangan alat komunikasi, jasa perjalanan wisata, jasa penyewaan alat teknologi komunikasi.
Saya melihat perusahaan ini harusnya bergerak dibidang digital ya atau teknologi namun entah mengapa YELO ini masuk dalam kategori indeks “consumer cyclic” atau IDXCYCLIC
Perusahaan memulai usahanya secara komersial dengan mengusung tema “digital tourist pass”. YELO ini hadir untuk menyediakan platform digital yang memberikan kenyamanan konektivitas kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Perseroan juga berusaha untuk menciptakan kemudahan selama perjalanan pariwisata dengan menggunakan produk “passpod”.
“Passpod” adalah “Digital Tourist Pass” yang menyediakan konektivitas tanpa batas dan menawarkan atraksi lokal di seluruh dunia.
“Passpod” saat ini telah berkembang menjadi “one stop solution” untuk turis selama perjalanan traveling mereka.
“Passpod” menyediakan konektivitas tanpa batas dan menawarkan atraksi serta aktivitas di seluruh dunia.
Sederhanyanya “passpod” itu adalah sebuah layanan buat kawan – kawan yang suka pergi keluar negeri namun kesulitan untuk memperoleh konektivitas internet murah diluar negeri.
Jadi YELO ini memberikan solusi digital yang menurut saya cukup unik dari sisi bisnis.
Mereka menyewakan perangkat “passpod” dan menjual paket “travel smart” yang fungsinya seperti “sim card” namun hanya bisa digunakan diluar negeri sesuai pilihan paket sang turis.
“Passpod” adalah perusahaan teknologi yang mempunyai komitmen untuk menyediakan pengalaman TERBAIK untuk turis selama perjalanan traveling mereka.
Kita tahu kalau perusahaan dengan kode YELO ini rajin merugi ya. Bisa dikatakan fundamentalnya kurang bagus. Apalagi sejak pandemic covid 19 terjadi, plus kebijakan untuk melarang traveling keluar negeri diperketat menyebabkan bisnis Utama YELO yang berbasis penyewaan “passpod” untuk keperluan traveling turun drastis.
Perusahaan kemudian Menyusun strategi agar bisa juga berkonsentrasi pada produk penjualan lokal data untuk “connectibilty” yang selanjutnya mengarah sebagai aggregator data lokal dengan melakukan Kerjasama dengan PT. Abadi Harapan Unggul (AHU) dan PT. Telemedia Komunikasi Pratama (TKP) untuk pengembangan pasar domestik.
PT. ABADI HARAPAN UNGGUL (AHU) adalah perusahaan yang bergerak dibidang periklanan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi seperti portal tujuan komersial serta pengembangan aplikasi.
AHU memiliki beberapa produk digital yang banyak dibutuhkan masyarakat seperti: Pulsa, Paket Data, Electric Token, Topup OVO, Gopay, Shopeepay, dan online game voucher serta layanan top up E-Money yang terintegrasi dengan Produk & mPOS Canggih.
Layanan mereka juga telah terintegrasi dengan beberapa layanan PPOB seperti BPJS, PLN dan juga pemesanan tiket pesawat dan kereta dan beberapa layanan lainnya.
Sedangkan PT. Telemedia Komunikasi Pratama bergerak dibidang “internet service provider” fiber optic yang fokusnya kepada pasar UMKM serta daerah – daerah pelosok seperti didesa yang belum terjangkau pihak internet service provider lainnya.
Dengan pengambilalihan perusahaan tersebut, YELO berharap dapat merambah kedalam bisnis penjualan lokal data yang selanjutnya mengarah sebagai agregator data local Yang mendorong AHU menjadi pengelola warung dan retail tercepat sehingga mampu menaikkan Omset Warung Berlipat-lipat.
Saya justru tertarik dengan profile AHU karena menurut situs AHU, Setiap hari, lebih dari 750.000 orang belanja kebutuhan digital mereka melalui mitra warung digital AHU.
AHU dan 25.000 mitra warung mendistribusikan produk digital kepada masyarakat Indonesia dimana 1,7 Juta transaksi terjadi dalam enam bulan.
Nilai transaksi mencapai 68.120.000.000 (Miliar). AHU & 770 Mitra Salesman menjaga kualitas & memperluas jangkauan Produk digital kami telah tersebar di 20 Daerah di Indonesia seperti Tangerang, Surakarta, Subang, Serang, Pati, Ogan Kommering, Minahasa, Meulaboh, Karawang Jambi Barat, Karawang Jakarta Timur, Ciamis, Bali Timur, Bandung, SungaiLilin, Purwobamen, Palembang, Bengkulu, Pekan baru.
YELO SECARA FUNDAMENTAL DITAHUN 2020
Sebelum kita keranah aksi – aksi korporasi yang dilakukan oleh YELO alangkah eloknya kalau kita bahas terlebih dahulu apa penyebab YELO secara teknikal downtrend akut. YELO sejak akhir tahun 2021 mengalami penurunan harga yang luar biasa karena memang secara fundamental dari sejak tahun 2020 – hingga laporan keuangan tahun 2021 kuartal 3 belum bisa menunjukan perbaikan dalam laporan keuangannya.
Pada akhirnya pasar merespond negative pergerakan harga hingga akhirnya sejak akhir tahun 2021 sebelum laporan keuangan Q4 keluar harganya terus turun.
YELO Secara fundamental pada tahun 2020 tidak memiliki laporan keuangan yang cukup baik menurut saya. Laporan keuangan tahun 2020 perusahaan tersebut tampak masih merugi.
Saya juga lihat ditahun 2020 ini Neraca YELO juga cukup mengkhawatirkan ya karena selain jumlah harta lancar lebih kecil dibandingkan hutang lancar. Neraca YELO ditahun 2020 juga memiliki retained earnings yang deficit hingga 36 Milliar rupiah.
YELO juga memiliki laba rugi per saham yang negative dan kondisi ini cukup mengkhawatirkan.
Wajar saja harga saham YELO terus terjun pada akhir tahun 2021 hingga tulisan dan video ini dibuat saham YELO berada di level 103 (penutupan bursa tanggal 22 April 2022).
Pada tahun 2021 setiap quarter YELO masih terus membukukan kerugian demi kerugian karena hal ini lah saham YELO semakin ditinggal banyak investor.
Namun begitu pada akhir tahun 2021 YELO melakukan Langkah strategis dengan melakukan aksi korporasi yang beken dengan istilah “Akuisisi terbalik”.
Saya lihat para pengendali berpikir cukup keras bagaimana caranya mengembalikan keadaan laporan keuangan yang merugi menjadi cantik dan menarik.
Menurut para pengendali (mungkin ya) jika seandaninya YELO mengakuisi perusahaan – perusahaan yang sejalan dengan bisnis YELO dan memiliki pasar yang cukup besar dan profitable maka secara konsolidasi kerugiaan yang diderita YELO selama ini akan terobati ketika laporan keuangan akhir tahun 2021 dikonsolidasikan dengan anak – anak perusahaan grup YELO.
Alasan mengapa YELO mengakuisisi AHU semakin jelas karena AHU adalah perusahaan yang sudah memiliki pasar dan pelanggan yang cukup besar dan jelas untuk pasar domestik. Maka logikanya jika YELO berhasil mengajak AHU kedalam grup perusahaan maka secara konsolidasi perusahaan akan berubah menjadi untung dan tidak lagi buntung di tahun 2021.
Cerdas.
Itulah kenapa orang kaya akan tetap kaya dan yang miskin sulit untuk jadi kaya karena orang kaya bahkan masih melihat peluang dibalik perusahaan yang sudah kembang kepis karena kerugian.
YELO adalah contoh pengendalinya adalah orang – orang kaya yang cerdas.
APA ITU AKUISISI TERBALIK?
Saya tidak akan menjelaskan apa itu akuisisi terbalik dengan cara yang susah ya karena saya yakin kawan – kawan yang menonton video saya banyak juga yang tidak berasal dari kalangan ekonomi akuntansi ataupun keuangan.
Jadi sederhanya aksi korporasi dari akuisisi terbalik adalah suatu aksi dimana perusahaan non bursa mengakuisisi perusahaan yang ada dibursa.
Oke saya mau “keep it simple stupid” ya.
Sekarang kawan – kawan sudah paham secara konsep sederhananya seperti itu maka ijinkan saya untuk Kembali melanjutkan penjelasan saya mengenai hal tersebut dengan sedikit lebih kompleks.
Akuisisi terbalik terjadi jika entitas yang menerbitkan efek (pihak pengakuisi secara hukum jika kita ambil contoh disini adalah YELO) justru diidentifikasi sebagai pihak yang diakuisisi untuk tujuan akuntansi.
Entitas yang kepentingan ekuitasnya diperoleh (pihak diakuisisi secara hukum) harus menjadi pihak pengakuisisi untuk tujuan akuntansi dalam transaksi yang merupakan akuisisi terbalik.
Dalam berita hangat digembar – gemborkan kalau YELO yang akan mengakuisisi AHU namun secara akuntansi faktanya aksi korporasi yang dilakukan YELO ini dianggap sebagai aksi “akuisisi terbalik”.
Kenapa?
Lalu siapa pihak pengakuisisi YELO?
Jika kita baca berita dan laporan konsolidasi YELO tahun 2021 dikatakan bahwa pihak pengakuisisi terbalik adalah PT. Abadi Harapan Unggul (AHU).
Akuisisi terbalik ditubuh YELO terjadi ketika suatu entitas tertutup (AHU) ingin menjadi entitas terbuka tapi tidak ingin mendaftarkan efek ekuitasnya.
Untuk mencapai hal tersebut, entitas tertutup (AHU) akan merancang agar entitas terbuka (YELO) mengakuisisi kepentingan ekuitas sebagai penukaran atas kepentingan ekuitas entitas terbuka lainnya.
Misalnya, pada kasus YELO, secara legal sangat jelas sekali, bahwa YELO adalah pihak yang akan mengakuisisi AHU, tetapi berdasarkan standar akuntansi keuangan, tepatnya PSAK nomor 22 yang malah memberlakukan aksi korporasi ini menjadi sebaliknya dimana AHU-lah yang mengakuisisi YELO.
Namanya saja akuisisi terbalik jadi semuanya serba kebalik.
Sebab menurut aturan tersebut, setelah akuisisi YELO, para pengendali yang ada ditubuh YELO juga menjadi pengendali juga di AHU.
PSAK menyebut aksi ini sebagai aksi korporasi akuisisi-terbalik.
Dampak dari akusisi-terbalik ini tentu semua menjadi bolak-balik, yang harusnya sesuai pandangan orang awam AHU adalah perusahaan yang dikendalikan oleh YELO, sekarang malah terbalik AHU yang menjadi pengendali YELO karena YELO dikendalikan oleh pengendali yang sama dengan pengendali AHU.
Akibat dari aksi YELO sebagai perusahaan yang diakuisisi akan dinilai ulang menggunakan harga pasar.
Dan yang membuat saya takjub dengan cara para akuntan kemudian membukukan “goodwill” sebesar 100 miliar yang tiba – tiba saja muncul dari perhitungan rata-rata harga YELO pada saat terbang kelangit yang dijadikan patokan sebagai tambahan aktiva valuasi harga YELO.
Menurut para akuntan, seperti yang diungkap pada “notes to financial statement” yang sudah direlease, mereka berasumsi harga pasar saham YELO sebelum akuisisi sebesar = Rp. 325,54 per lembar, maka valuasi perusahaan dengan kode YELO sebesar Rp. 124,5 miliar.
Berdasarkan hal ini nilai ekuitas aktual hanya sebesar Rp. 23,8 miliar. Akibatnya terjadi kelebihan harga pasar diatas harga buku dimana selisih ini kemudian dianggap sebagai "goodwill".
“Goodwill” ini yang kemudian melesatkan valuasi asset perusahaan yang melekat pada nilai perusahaan, tetapi nilainya belum diakui/ terefleksi pada nilai buku (book value).
Maka oleh para akuntan, diakuilah “goodwill” tersebut kedalam buku perusahaan, sebagai asset yang eksis, dan memiliki nilai ekonomis tertentu, dimana dalam kasus YELO nilainya sebesar = 124,5 miliar -- 23,8 miliar = Rp. 100,8 miliar.
Jadi ketahuan semua sekarang kenapa dahulu Ketika laporan keuangan YELO ditahun 2020 sebenarnya dalam kondisi buruk malah diterbangkan oleh bandar hingga kelevel 300 perak?
Alasan kenapa saham YELO terbang ke level 300 perak menurut pendapat saya karena kepentingan ini, agar muncul goodwill sebesar 100,8 miliar.
Rahasia dibalik berubahnya laporan rugi laba emiten YELO dari buntung menjadi untung, tidak lain dan tidak bukan karena kejeniusan pengendali dan akuntan publiknya.
YELO perusahaan yang sempat divonis oleh sang auditor perusahaan yang tidak memiliki “going concern” yang jelas dan sempat mau mati telah lahir kembali, dengan dibukanya lembaran baru, dimana kini, YELO hanyalah bagian dari AHU.
Dengan demikian AHU-lah yang mengkonsolidasi YELO.
Oleh karena itu laba Rp. 14,7 miliar sejatinya adalah laba-milik AHU, yang secara otomatis menstop pengakuan rugi milik YELO yang terjadi selama ini.
Sehingga jika dahulu YELO menghasilkan akumulasi rugi ditahan per 30 Sep 2021 sebesar Rp. 54,9 miliar, sekarang malahan YELO berpotensi bagi dividend sebab defisit rugi pada bagian ekuitas, telah berubah, per 31 Des 2021 menjadi akumulasi untung sebesar Rp. 14 miliar.
Apakah ini adalah hal yang wajar atau tidak, bukan urusan saya. Buktinya hal ini semua tertuang dalam legal standing yang kuat dan diresteui pihak bursa.
Namun yang pasti aksi korporasi yang dilakukan pengendali dan akuntan public YELO mendapatkan decak kagum dari saya yang sangat luar biasa saya setuju kalau YELO adalah “the best cooperate action of the year”.
Kenapa begitu?
Karena faktanya, bahwa YELO sebelum diakuisisi (terbalik) oleh AHU, adalah perusahaan yang rajin merugi, menyebabkan semenjak YELO didirikan sampai dengan tanggal 30 Sep 2021, emiten ini sukses mengumpulkan akumulasi rugi sebesar Rp. 54,9 miliar.
Tetapi berkat akuisisi terbalik ini, perusahaan yang rajin rugi tersebut kini menjadi perusahaan yang untung, kerugian telah berubah menjadi suatu “goodwill”.
Jika sebelum diakuisisi atau sampai dengan 30 September 2021, emiten ini masih rugi sebesar Rp. 19,6 miliar, setelah diakuisisi, posisi per 31 Des 2021 berubah menjadi untung sebesar Rp. 14,7 miliar.
Saya anggap aksi korporasi yang dilakukan oleh para pengendali dan akuntan YELO sangat “brilliant” dan dapat diacungkan empat jempol “four thumbs up”.
YELO SECARA FUNDAMENTAL DITAHUN 2021 SETELAH AKSI KORPORASI AKUISISI TERBALIK
Laporan keuangan konsolidasian milik YELO yang disusun setelah akuisisi terbalik diterbitkan dengan menggunakan nama entitas induk secara hukum (pihak diakuisisi secara ntansi) tetapi dideskripsikan dalam catatan atas laporan keuangan sebagai keberlanjutan laporan keuangan entitas anak secara hukum (pihak pengakuisisi secara akuntansi), dengan satu penyesuaian yang disesuaikan secara retroaktif atas modal menurut hukum pihak pengakuisisi secara akuntansi untuk merepresentasikan modal menurut hukum dari pihak diakuisisi secara akuntansi.
Oleh sebab itu jika kita coba melihat laporan keuangan YELO tahun 2021 tidak lain dan tidak bukan adalah cermin dari laporan rugi laba konsolidasi dari entitas anak YELO.
Laporan keuangan YELO sejak terjadi akuisisi terbalik tentu jauh lebih membaik. Dimana saya bisa melihat posisi retained earnings yang sebelumnya deficit tidak lagi deficit melainkan sudah positive. Artinya YELO bisa saja sewaktu – waktu membagi dividen.
Kedua saya bisa melihat posisi neraca YELO yang tiba – tiba saja total hartanya menggelembung sangat besar karena tambahan “goodwill” yang diakui akuntannya sebesar Rp. 100 Miliar.
Ketiga saya juga melihat posisi Aktiva yang luar biasa besar jika dibandingkan dengan posisi “liabilities”. Perusahaan YELO ini yang sebelumnya ada masalah dengan jumlah aktiva lancar tiba – tiba saja melimpah dengan uang kas dan aktiva lancar. Hutangnya juga sangat kecil.
Keempat, tentu laporan rugi laba perusahaan yang langsung membengkak karena pendapatan tahun 2021 sebesar 500 miliar yang tentunya juga membuat pendapatan bersih perusahaan menjadi untung sebesar 14 Miliar.
YELO memang secara fundamental sudah membaik berkat aksi korporasi yang dilakukan oleh manajemen namun begitu sayangnya secara teknikal YELO masih dalam posisi downtrend akut.
Apakah mungkin YELO kemudian akan bangkit?
Semua Kembali terserah bandar.
Diubah oleh 8caseofdeath 23-04-2022 21:15
0
634
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan