- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
NILAI MENGHORMATI DAN MENGHARGAI SESAMA


TS
standalone17
NILAI MENGHORMATI DAN MENGHARGAI SESAMA
- PERKENALAN KARAKTER -
Quote:
- STORY -


(dikedai kopi sederhana jam 15.40)
*sluurrrpppp...* Ucup menyeruput kopi hitam tanpa gula kesukaanya
"ucup biasa aja dong ngopinya gausah kenceng-kenceng gitu suaranya" suara Mey mendayu
"ini udah biasa kali mey" balas Ucup ringan
"tau lah kau ucup, tak tahu kau aku sedang baca buku hukum ini. berisik kali ngopi kau.." ucap Togar dengan lantangnya. maklum dia sedang mengerjakan tugas kuliah hukum nya
"iyaa.. iyaa.. maap ye bang hehe" ucup sambil mencolek dagu Togar yang mampir membuatnya kesal
sementara Wayan, Slamet, dan Minggus senyum tipis sambil siap menyantap Mie Instan pakai telur + sayuran yang baru saja diantar pramusaji.

tak berselang lama. para warga sekitar berlarian menuju ke kios kosong di samping toko kue. melihat hal itu Slamet mengintip keluar jendela dan dilihatnya sudah banyak warga yang berkerumun.
tak tinggal diam Slamet lalu mengajak 4 orang kawannya yaitu Minggus, Wayan, Ucup dan Togar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

semakin dekat terdengar sayup-sayup perdebatan diantara pawa warga yang berkumpul
"mas jangan kurang ajar disini..!"
"bapak yang biasa aja bicara nya, saya nggk budeg !!!"
"wah minta di gebukin nih orang.."
hampir saja sebuah pukulan melayang kepada seorang pemuda didepannya yang membawa kamera. untungnya ditahan oleh Togar yang dengan sigap dibelakangnya.

"sebentar pak. sabar.. sabar.. bicara baik-baik dulu, jangan main fisik" suara lantang Togar membuat sekitarnya diam seketika
"ada apa ini bapak-bapak? kenapa dengan mas nya ini sampai mau dipukul?" kata Minggus dengan dingin dan tenang seraya memecah suasana panas dan emosi
"kalau ada suatu masalah, bisa kita bicarakan dengan baik dan tanpa emosi. agar tidak terjadi kesalahpahaman satu sama lain" lanjut Minggus, terlihat suasana lebih tenang dan kondisif.
"duh itu kenapa bapak nangis begitu?" kata Slamet sambil menunjuk bapak-bapak di depan emperan kios. terlihat bapak ini pakaiannya compang camping, siapapun yang melihatnya sudah pasti terfikir ia adalah seorang tunawisma.
"itu bapakmu bukan gar?" ucap Ucup dengan nada pelan dan diarahkan ke telinga Togar
"pala kau ku pecahkan Cup" sambut Togar
"jadi gimana ceritanya ini pak?" ucap Slamet penuh penasaran
"iya gini mas ceritanya.." kata bapak-bapak yang baru saja pukulannya di tahan Togar. diketahui belakangan bapak ini bernama Suhadi.
"Mas yang bawa kamera ini lagi jalan sambil bicara didepan kamera sendirian. tanpa melihat jalan dia terus saja bicara, dan tanpa sengaja kakinya menginjak seseorang yang sedang duduk di emperan kios. Orang tersebut nggk pake sendal mas, jadi sepatu milik mas nya membuat kaki sibapak sampai membiru bahkan mengeluarkan sedikit darah. si bapak langsung nangis sejadi-jadi.."
"saya yang melihatnya kejadian tersebut langsung menegur mas yang bawa kamera agar hati-hati kalau jalan, karna bisa merugikan bahkan membahayakan orang lain. lah yang ditegur malah tidak terima dan malah menuduh si bapak ini yang menghalangi jalan dia"
"si bapak yang terinjak terus menangis hingga mengundang banyak warga kesini" lengkap pak Suhadi menceritakan di tengah-tengah warga
"kan memang benar pak dia nya aja yang menghalangi jalan, mau apa coba duduk di jalanan seperti itu..?!" dengan setengah emosi pemuda pembawa kamera membalas.
"oke mari saya uraikan dulu kejadiannya agar semua clear" ucap Minggus dengan tenang, jiwa kepemimpinannya sangat terlihat
"mas nya siapa namanya?" lanjut Minggus kepada pemuda pembawa kamera
"saya Otto mas"
"bapak dan bapak yang duduk siapa namanya?
"saya Suhadi" jawab pak Suhadi sudah mulai tenang
"saya Ikhlas" dengan cepat bapak itu menjawab, rintihan tangis nya perlahan menghilang namun warna biru dikaki nya mulai berubah menjadi warna ungu kemerahan.
"nah sekarang ke pokok masalahnya, mas Otto kenapa bicara sendiri ke kamera dan tidak melihat ke jalan?"
"saya lagi buat video mas, dan saya lihat ke jalan ko, cuma nggk tau kenapa ada pak Ikhlas tiba-tiba ada didepan saya" urai Otto
"tiba-tiba gimana? wong sudah daritadi saya lihat pak Ikhlas disitu.." balas cepat pak Suhadi
"kan saya bilang saya tidak lihat pak Ikhlas disitu, jadilah terinjak.." kata Otto dengan nada santai
"ya makanya saya tegur ke mas Otto supaya kalau jalan hati-hati.. mas Otto malah nggk terima dan malah membentak pak Ikhlas katanya suruh siapa diam dijalan. jelas saya emosi jadinya" Pak Suhadi dengan nada menahan emosinya

"ya kalau seperti ini jelas kelalaian mas Otto" Togar mulai paham alur ceritanya
"nah mas Otto karena kelalaian mas, ini pak Ikhlas jadi sakit kakinya. seharusnya mas minta maaf atas perbuatan mas, baik itu disengaja maupun tidak" ucap Minggus dengan bijak
"Pak Ikhlas kan sudah sepuh, sudah sewajarnya yang muda menghormati dan menghargai orang tua. orang tua bukan berarti Ibu & Bapak kita saja, tapi orang tua secara umum" Slamet menambahkan

lalu Wayan memberikan air mineral dan roti kepada pak Ikhlas. dan dibantu Slamet yang membersihkan bekas luka di kaki pak Ikhlas. tampak raut wajah pak Ikhlas mulai cerah karena anak-anak muda ini mau menolongnya.
"iya mas saya salah. saya mohon maaf atas sikap saya ya pak Ikhlas. mohon dimaafkan kelalaian saya.." ucap Otto dengan nada menyesal
"iya mas Otto sudah nggk apa-apa, saya maafkan mas nya. tapi lain kali tolong kalau jalan hati-hati ya" kerendahan hati pak Ikhlas mau memaafkan orang yang sudah menyakitinya
"nah kalau begini kan enak. jangan apa-apa serba emosi. jadikan pelajaran untuk saling menghormati dan menghargai" Minggus santai
"udah sekarang bubar.. udah kaya mau DEMO aja, hehe.." ucap Ucup penuh ceria
"udah yuk ah balik lagi, si Memey kasian ditinggal sendiri, nanti anak orang diculik.. mana kopi gw masih ada stengah belum sempet diabisin keburu diajak si Slamet" keluh Ucup
"dasar Ucuupp..Ucuupp.. masih kepikiran aja tuh kopi" balas Togar
Thanks for Visit

gambar: google.com






indrag057 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
952
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan