Mengutip artikel Army Recognitionpasa hari Senin (11/04/2022) Presiden Ukraina secara resmi telah meminta bantuan persenjataan dari Korea Selatan, senjata yang dimaksud berupa Main Battle Tank (MBT) T-80U dan Infantry Fighting Vehicle (IFV) BMP-3. Sementara itu, pihak Korea Selatan sendiri masih belum bersedia mengirim kedua senjata lethal tersebut.

Pemerintah Korea Selatan cukup berhati-hati dalam konflik kali ini, meski dikenal sebagai sekutu Barat yang loyal di Asia; mereka tidak mau dengan mudah mengirim senjata lethal. Sebaliknya Seoul justru lebih memilih mengirimkan bantuan non-lethal yang terdiri dari terdiri dari helm, rompi anti peluru, dan obat-obatan dengan nilai US$ 2 juta.

Memang masuk akal jika Presiden Ukraina meminta kiriman kedua alutsista produk blok Timur tersebut, karena tentara Ukraina sudah berpengalaman dengan keduanya. Akan tetapi Korea Selatan tidak akan melepaskan begitu saja kedua alutsista tersebut. Yang menarik disini adalah bagaimana cara Korea Selatan mendapatkan T-80U dan BMP-3 ?




Korea Selatan telah sepakat mengirimkam T-80U dan BMP-3 untuk melunasi hutang negara bekas Uni Soviet kepada Korea Selatan. Korea Selatan mulai menerima gelombang pengiriman T-80U dan BMP-3 mulai tahun 1995 sampai 2006. Jumlahnya pun cukup fantastis, MBT T-89U berjumlah 43 unit sementara IFV BMP-3 berjumlah 67 unit.

Saat ini pihak Korea Selatan menggunakan T-80U dan BMP-3 untuk keperluan latihan militer, lebih tepatnya digunakan sebagai unit "aggresor” (peran kendaraan musuh). Rencananya setelah tahun 2020 Korea Selatan akan memulai penonaktifan kendaraan lapis baja buatan Rusia, tapi sampai sekarang kendaraan yang dimaksud masih bertugas.

Pada tahun 2016, Rusia meminta Korea Selatan untuk bisa memiliki kembali MBT T-80U dan IFV BMP-3 yang sebelumnya telah dijual ke Korea Selatan. Namun, Korea Selatan enggan memenuhi permintaan tersebut. Pengiriman kedua kendaraan tempur ini ke Ukraina tidak akan mengurangi kesiapan tempur Korea Selatan, karena mereka menggunakannya hanya untuk latihan.





Sekilas profil tentang T-80U, merupakan versi upgrade dari MBT T-80 buatan Uni Soviet yang dilengkapi dengan kubah modern, Kontakt-5 explosive reactive armor, improved gun sight, dan sistem rudal anti tank 9M119 Svir. Tank ini dibekali sebauh meriam smoothbore otomatis 125mm 2A46M-1 yang dapat menembakkan 6 hingga 8 peluru per menit.

Seperti kebanyakan tank Rusia, tank utama ini memakai sistem pemuatan peluru otomatis; total ada 28 peluru siap tembak. Sementara itu 45 peluru kaliber 125 mm dapat dibawa oleh tank. Meriam utamanya bisa menembakkan rudal berpemandu laser beam-riding 9M119 Refleks (Kode NATO: AT-11 `Sniper’) yang mampu menembus jarak maksimum 5.000 meter.




Soal BMP, pasti para agan sudah tidak asing dengan kendaraan angkut infantri satu ini; pasalnya di Indonesia Korps Marinir TNI AL juga telah mengoperasikan BMP-3. BMP-3 sendiri merupakan turunan dari BMP-1 dan BMP-2 yang dikembangkan semasa Uni Soviet, di mana BMP-3 mulai memasuki layanan tentara Uni Soviet pada tahun 1990. Persenjataan BMP-3 terdiri dari satu meriam 100 mm 2A70 dan peluncur rudal semi-otomatis, yang dapat menembakkan munisi 3UOF HE-FRAG atau peluru kendali anti-tank 3UBK10.

Persenjataan lainnya adalah satu senapan mesin koaksial 30 mm di mana senjata kaliber 30 mm ini distabilkan dalam dua sumbu dengan meriam utama 100 mm, selain itu masih ada 3 senapan mesin 7,62 mm sebagai senjata sekundernya. Kendaraan tempur ini dioperasikan oleh 3 awak dan mampu membawa 7 pasukan infantri.








Referensi Tulisan: Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera di atas