

TS
indahambarwa204
Pencegahan Hipertensi Secara Dini Pada Remaja

Hipertensi pada remaja masuk ke dalam sepuluh penyakit kronis tertinggi di Amerika. Publikasi terbaru dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa satu dari 10 anak usia 8-17 tahun mengalami prehipertensi dan hipertensi. Berdasarkan data The Brazilian Study of Cardiovascular Risks in Adolescents (ERICA) prevalensi hipertensi pada remaja usia 12–17 tahun sebesar 9,6%. Pada remaja usia 15-17 tahun menurut Joint National Comitte (JNC) VII 2013 prevalensi laki-laki 5,3% dan perempuan 6,0%. Sedangkan di pedesaan sebesar 5,6% dan di perkotaan 5,1% (Lackland, 2013).
Faktor yang menyebabkan hipertensi pada remaja ada dua faktor yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu:
a. Riwayat hipertensi keluarga
b. Berat lahir rendah
c. Jenis kelamin
2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu:
a. Obesitas
b. Asupan natrium berlebih
c. Kebiasaan merokok
d. Aktivitas fisik
e. Kualitas tidur
Hipertensi pada remaja juga sangat dipengaruhi oleh riwayat hipertensi keluarga. Riwayat hipertensi dalam keluarga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor pola asuh dalam keluarga yang meliputi pola makan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi riwayat hipertensi dalam keluarga sebagai faktor risiko dalam kejadian hipertensi pada remaja sehingga dilakukan analisis terhadap faktor risiko tersebut. Banyak kejadian hipertensi pada remaja yang diawali dengan kegemukan atau obesitas. Faktor gaya hidup seperti kualitas tidur yang kurang juga diketahui memiliki pengaruh terhadap kejadian hipertensi pada remaja (Shaumi & Achmad, 2019).
Remaja masih kurang memiliki perilaku gaya hidup sehat, sering tidur larut malam, makan asal-asalan, kurang olah raga dan berbagai macam aktivitas buruk lainnya. Maraknya perkembangan teknologi informasi, membuat remaja cenderung memilih untuk bertahan duduk berlama-lama didepan komputer atau laptop dengan alasan untuk mencari informasi terkait dengan tugas sekolah atau hanya untuk hiburan. Mereka juga jarang melakukan olahraga, akibatnya badan sering kali kurang fit, cepat capek dan sering ngantuk. Gaya hidup yang tidak sehat, kualitas tidur kurang baik, aktivitas fisik yang kurang baik menyebabkan hipertensi pada remaja (Octafyananda dkk., 2021).
Dampak hipertensi yaitu menurunkan kinerja organ tubuh sehingga timbul penyakit lainnya seperti penyakit jantung koroner dan juga pendarahan otak. Selain itu, hipertensi yang tidak dikendalikan juga dapat memicu gagal ginjal, kerusakan mata, serta serangan otak yang mengakibatkan kelumpuhan. Penderita hipertensi memerlukan penanggulangan serta pencegahan guna menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas akibat komplikasi. Upaya penanggulangan dan pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan:
a. Perubahan pola makan dan gaya hidup seperti pembatasan asupan garam
b. Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi
c. Berhenti merokok
d. Berhenti minum alkohol
e. Olahraga secara rutin
f. Hindari stress (Siswanto et al., 2020).
Komplikasi yang terjadi apabila hipertensi tidak di cegah sejak awal maka akan menyebabkan komplikasi pada organ terget yaitu:
a. Serebrovaskuler berupa stroke, transient ischemic attack, demensia vascular.
b. Mata berupa retinopati hipertensif.
c. Kardiovaskular berupa penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung coroner.
d. Ginjal berupa nefropati, albuminuria, penyakit ginjal kronis. Pada arteri perifer berupa klaudikasio intermiten (Kemenkes RI, 2013).
Upaya pengendalian penyakit tidak menular khususnya hipertensi, dapat dilakukan terhadap semua orang yang berusia 18 tahun keatas yaitu upaya pengendalian di masyarakat dan upaya pengendalian individual di puskesmas. Dari kedua pengendalian tersebut merupakan upaya deteksi dini hipertensi untuk mengontrol tekanan darah pada remaja sehingga penyakit hipertensi dapat di cegah sebelum lanjut usia. Apabila remaja sudah memiliki penyakit hipertensi maka penatalaksanaan hipertensi dapat berupa farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan non farmakologis berupa modifikasi gaya hidup dan farmakologis berupa mengonsumsi obat-obatan antihipertensi dari puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya (Kemenkes RI, 2013).
Permasalahan penyakit tidak menular apabila tidak dapat dicegah secara dini maka tingkat prevalensi akan semakin meningkat. Salah satunya saja penyakit hipertensi. Perlunya kesadaran dalam diri sendiri untuk menjaga pola hidup sehat dan skrining secara dini dalam menghadapi permasalahan penyakit hipertensi. Peran pemerintah dalam menanggulangi permasalahan penyakit tidak menular dapat membuat kebijakan dan pemberian pelayanan kesehatan untuk masyarakat agar terhindar dari penyakit hipertensi. Peran tenaga kesehatan juga penting dalam upaya promosi kesehatan agar masyarakat sadar bahwa sehat itu penting dan menjaga dirinya supaya terhindar dari penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi.
Kurnianingtyas, B. F., Suyatno, & Kartasurya, M. I. (2017). Faktor resiko Kejadian Hipertensi Pada Siswa SMA di Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(9), 21–25. http://www.elsevier.com/locate/scp
Lackland, D. T. (2013). Hypertension: Joint national committee on detection, evaluation, and treatment of high blood pressure guidelines. Current Opinion in Neurology, 26(1), 8–12. https://doi.org/10.1097/WCO.0b013e32835c4f54
Octafyananda, D., Berliana, N., & Sugiarto. (2021). GAMBARAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA REMAJA. Jurnal Mitra Rafflesia, 13, 6.
Rahma, N. D., Ajda, S. A., Paramitha, T. H., & Nufus, W. (2021). Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(3), 2–9. https://journal.universitaspahlawan....icle/view/1863
Shaumi, N. R. F., & Achmad, E. K. (2019). Kajian Literatur: Faktor Risiko Hipertensi pada Remaja di Indonesia. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 29(2), 115–122. https://doi.org/10.22435/mpk.v29i2.1106
Siswanto, Y., Widyawati, S. A., Wijaya, A. A., Salfana, B. D., & Karlina, K. (2020). Hipertensi pada Remaja di Kabupaten Semarang. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1), 11–17. https://doi.org/10.15294/jppkmi.v1i1.41433
Diubah oleh indahambarwa204 17-10-2022 18:28
0
515
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan