- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Kakek Dan Bangkitnya Enam Topeng


TS
o.best
Kisah Kakek Dan Bangkitnya Enam Topeng

Kisah Kakek dan Bangkitnya Enam Topeng
Quote:


Banyaknya berita kejahatan dan penyerangan didunia pertama, pada situasi yang sama di negeri lemon menerima banyak sekali pengaduan tentang laporan atas meningkatnya kejahatan dan penyerangan yang terjadi terus meresahkan masyarakat dunia pertama.
Sang kakek berdiri dari bangku goyangnya setelah menonton sebuah berita yang membuatnya semakin sedih.
"Kek, kenapa kakek menangis?" Tanya memey ketika kakek berdiri meraih tongkat yang bersandar didepannya.
"Kamu lihatkan memey berita di televisi yang tadi? Di dunia pertama selalu tidak baik-baik saja, setiap hari ada saja berita yang membuat kakek sedih."Ujar sang kakek berjalan kearah jendela dengan tatapan kosong menerawang jauh melihat situasi keadaan diluar.
"Iya kek, Memey juga ikutan sedih"Jawab memey tersedu.
"Dahulu kala, dunia pertama adalah dunia impian. Disanalah terlahirnya sebuah pedoman hidup tentang tenggang rasa, sebuah pedoman yang mencerminkan untuk menghargai dan menghormati orang lain dari ucapan, tindakan, dan tingkah laku. Masyarakatnya hidup dalam keadaan dan situasi yang sangat damai, mereka saling tolong menolong serta bergotong royong.
Entah mengapa 10 tahun yang lalu semua itu berubah, ketika pasukan berjubah besi menyerang dan menguasai seluruh pelosok dunia pertama. Banyak manusia yang mulai angkuh, mereka lupa dengan apa yang dahulu kakek ajarkan." Cerita sang kakek masih memandangi negeri lemon dari jendela.
"Terus kek?" Tanya mereka berenam serentak.
"Loh, Kalian semua sudah ada disini?" Terkaget kakek menoleh kebelakang mendengar suara mereka berenam, padahal tadi cuma ada memey.
"Ayo kek dilanjut ceritanya." Sahut ucup memandangi kakek dengan wajah penasaran.
"Ha.ha.ha kalian penasaran ya dengan dunia pertama?" Kakek melangkah perlahan ke arah kursi goyang.
"Ya kek, terus kenapa sampai kakek bisa ada dinegeri lemon?" Tanya wayan menyilangkan kakinya dibawah.
"Dahulu, kakek datang dengan sahabat kakek disebuah pulau yang sangat besar dan luas, disana terdapat pepohonan dan padang rumput nan indah. Saat itu kakek dan sahabat serta beberapa orang lainnya adalah seorang penggembara, kami berkelana mengelilingi daratan yang ada di dunia ini untuk menemukan dan mengumpulkan beberapa topeng berharga yang telah diwariskan oleh para leluhur." Ucap kakek mengayunkan pelan kursinya
"Berarti kita bereenam adalah salah satu dari beberapa topeng yang kakek kumpulkan selama ini?" Tanya togar berbaring tangannya dibawah dagu.
"Iya benar, dari banyaknya topeng kalianlah sebagai penopang dan penguat serta pilar utama yang penting untuk membentuk dan membangun sebuah dunia yang aman dan damai. Topeng sendiri adalah identitas dan sebuah pilar dari sebuah daerah yang dijadikannya sebagai filosofi budaya, kehidupan dan keanekaragaman sebagai warisan para leluhur dahulu kala. Maka dari itu kakek, sahabat dan para penggembara lainnya berkelana mengikuti apa yang telah diwariskan oleh para leluhur dan dunia pertama adalah tempat dimana topeng Minggus ditemukan sebagai bagian topeng terakhir dan akhir dari perjalanan kakek saat itu.
Mulai dari situlah kakek membangun sebuah kota indah yang di beri nama Dunia Pertama. Kota ditengah padang rumput yang luas, indahnya alam, pegunungan, serta burung-burung berterbangan dengan bebas. Masyarakat yang penuh senyum, tawa dan canda mereka bergotong royong dan tidak pernah lelah untuk membangun kota.
Sungai Arete, di ujung sisi kanan kota adalah sumber mata air masyarakat saat itu. Airnya jernih banyak sekali ikan didasarnya terlihat jelas ketika kakek menatapnya, ketika berjalan dari arah sungai kakek melewati jalan setapak berkerikil yang dimana sisi kanan dan kirinya terbentang luas padang bunga yang bermekaran dan berwarna-warni." Dengan sedikit terpejam dan berlinang air mata kakek bercerita akan rindunya masa saat itu.
"Arete? Arete..ehmmm...arete..." dengan wajah memikirkan sesuatu memey pernah mendengar kata arete beberapa kali namun dia sedikit lupa. "Aha!(Cling)...Raja Arete, tulisan di berbagai surat yang kita terima dari Dunia Pertama, berarti kakek adalah Raja Arete?" Tanya memey mengingat kembali.
"Benar sekali memey, kakek adalah Raja Arete dan sahabat kakek adalah Akmal dialah pengawal yang sangat kuat saat itu untuk melindungi Dunia Pertama dari buasnya para hewan liar yang datang dari Hutan Kegelapan.
Hutan kegelapan berada sisi kiri dunia pertama, disana berisikan pepohonan yang sudah mati diselimuti oleh kabut hitam yang gelap.
Kakek dan yang lainnyapun belum pernah memasuki hutan kegelapan, namun dari beberapa masyarakat yang tak sengaja melewati depan hutan tersebut mereka sering mendengar suara bising dan teriakan aneh.
Maka dari itu kakek membuat sebuah benteng besar untuk membatasi hutan kegelapan dengan dunia pertama, benteng ini membentang dari sisi utara hingga keselatan dan dilindungi oleh ratusan prajurit yang setiap harinya bergantian.
Kakekpun memiliki firasat yang tidak baik dengan hutan tersebut, namun saat itu kakek masih bersama ribuan topeng dan salah satunya kalian yang dipercaya sebagai pelindung masyarakat saat itu dan para makhluk serta hal jahat tidak akan bisa memasuki dunia pertama." pelan mengayun kursi goyang kakek sedikit terbatuk.
"Ini kek, minum dulu" Ucap slamet menyodorkan segelas air putih.
"(gluk..gluk..gluk...aah) Namun, pada suatu malam. Kakek mendapatkan kabar bahwa seisi kota sedang terjangkit sebuah wabah, dari sinilah awal mula terjadi. Kakek berdiri beranjak pergi ke sebuah banker yang dimana kakek menyimpan semua topeng disana. Benar sekali, beberapa topeng mulai hancur, entah mengapa hal itu bisa terjadi. Kepanikan mulai kakek rasakan, kakek menangis jatuh tersujud kenapa dengan semua topeng ini?
Tak mau lama dalam kepanikan kakek berlari ke arah sisi kanan banker untuk mengambil kitab para leluhur dan mencari penanganan terhadap wabah ini. Disana tertulis (Ambil dan simpanlah 6 topeng dan sembunyikan yang jauh ketika wabah mulai melanda, saat itu akan ada makhluk jahat yang akan datang memporak-porandakan seisi kota. Bawalah dan sembunyikan di sebuah goa di tengah hutan yang letaknya jauh dari dunia pertama yaitu negeri lemon). Kakek saat itu segera mengutus beberapa pasukan untuk mengawal dan mengantar serta menyembunyikan keenam topeng ketempat yang tertulis dalam kitab para leluhur.
Tak lama kepergian para pasukan pengantar keenam topeng, datanglah makhluk besar dari hutan kegelapan yang jubahnya terbuat dari besi. Jubahnya tak bisa ditembus oleh panah dan pedang, pasukan perjuangan perbatasan berusaha terus menerus untuk melumpuhkan para makhluk ini.
Duuuuaaarr!!! sebuah ledakan besar menghancurkan sebagian benteng perbatasan.
Saat itu kakek hanya bisa memandang dari atas istana melihat jauh kearah perbatasan, datanglah Akmal sebagai pengawal utama kerajaan. Ia mengatakan kakek harus segera pergi dan meninggalkan dunia pertama serta ikut menyusul ke negeri lemon. Sempat kakek menolak, namun Akmal tetap memaksa kakek harus segera beranjak pergi dan memberitahu bahwa (Keenam topeng adalah wujud kebajikan dan kemakmuran, suatu saat ia akan tumbuh serta hidup dengan harapan yang dipanjatkan oleh penduduk kota. Saat itulah keenam topeng tersebut akan merebut dan mengembalikan apa yang telah dibangun selama ini didunia pertama.)
Akmal akan tetap di dunia pertama, ia akan berjuang menahan segala macam makhluk yang datang dari hutan kegelapan dan menunggu kembali hingga datangnya kakek dengan keenam topeng.
Saat dalam perjalanan kakek menangis, sedih, dan tak bisa berbuat apa-apa saat itu. Dunia Pertama telah diserang dan dihancurkan oleh makhluk jahat dari hutan kegelapan." kakek menangis tanganya menutup muka.
"Kakek, jangan menangis. Kita sekarang sudah tumbuh dan hidup. Berarti sudah saatnya kah kita pergi ke Dunia Pertama untuk merebut kembali apa yang telah kakek bangun dahulu kala?" sahut Ucup dengan nada tekad yang kuat.
"Menurut kitab para leluhur bahwa tumbuh dan hidupnya kalian adalah awal untuk merebut kembali segala kebajikan dan kemakmuran yang dahulu kala terbentuk. Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk kita kembali ke Dunia Pertama dan melawan serta merebut para makhluk jahat hutan kegelapan." Kakek tersenyum dengan wajah penuh air mata kepada keenam topeng berharap bisa mengembalikan kedamaian Dunia Pertama.
Mulai saat itulah mereka menyiapkan segala macam peralatan canggih yang telah mereka pelajari sekian tahun lamanya. Wayan, Slamet, Ucup, Togar, Minggus dan Memey telah banyak mempelajari segala macam ilmu, ilmu kesehatan serta tekhnologi. Merekapun membuat dan menciptakan sebuah pesawat terbang yang dimana tidak pernah dimiliki oleh siapapun.
Kakek mulai tersenyum dengan harapan yang tidak pernah sirna, negeri lemon telah menumbuhkan dan menghidupkan para topeng.
Merekapun berangkat kedunia pertama menggunakan 6 pesawat, kakek dan wayan berada di pesawat yang sama. Mereka siap bertarung dan merebut kembali kejayaan, kemakmuran, kedamaian, dan ketentraman Dunia Pertama yang telah kakek bangun sekian lamanya.
Terima Kasih

Jangan lupa follow,

Rate 5

share
and

posting komentar kalian dibawah.






ulfazah dan 19 lainnya memberi reputasi
20
4.8K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan