Jakarta, CNBCIndonesia - Jumlah korban perang Rusia di Ukraina terus meningkat. Data Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) memaparkan setidaknya ada tambahan ratusan orang yang menjadi korban.
Pada Selasa (12/4/2022) tercatat jumlah kematian 478 pria, 308 wanita, 30 anak perempuan, dan 52 anak laki-laki, serta 71 anak-anak dan 953 orang dewasa yang jenis kelaminnya belum diketahui.


"Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan beberapa sistem peluncuran roket, serta serangan rudal dan udara," katanya, dikutip dari CNBC International.

Menurut OHCHR, angka korban sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena keterlambatan laporan dari beberapa lokasi. Ini termasuk daerah-daerah seperti kota tenggara Mariupol yang terkepung, di mana "angkanya sedang dikuatkan lebih lanjut."
Kantor Kejaksaan Agung Ukraina telah melaporkan jumlah kematian anak yang lebih tinggi. Dalam sebuah pernyataan Rabu, dikatakan 191 anak telah tewas dan lebih dari 349 terluka sejak serangan Rusia dimulai 24 Februari lalu.

Sebelumnya, Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dari wilayah Rusia dan Belarusia dalam "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara tetangganya tersebut.

Ukraina telah meningkatkan perlawanan sengit dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang dirancang untuk memaksa Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...gini-jumlahnya