- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Humor Gus Dur: Presiden Dimarahi Istri Ajudan, Ngapain Sih Telepon Dini Hari !


TS
thomasandfriend
Humor Gus Dur: Presiden Dimarahi Istri Ajudan, Ngapain Sih Telepon Dini Hari !
Quote:
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Saat menjadi presiden, KH Abdurrahman Wahid pernah naik pitam kepada perwakilan demonstran yang berbicara keras dan menuntut akan memisahkan diri dari NKRI. Bahkan kemarahan Gus Dur nyaris membuat Istana Negara dilanda kebakaran. Meski begitu, Gus Dur bukanlah sosok yang sering marah, apalagi pendendam.
Contoh nyata Gus Dur seorang penyabar bisa terbayangkan dari cerita saat dia diomelin dan dibentak istri ajudannya di Istana. Gus Dur ketika itu tidak marah sama sekali.
Wahyu, nama ajudan Gus Dur tersebut. Kepala Protokol Istana itu di sebuah acara Metro TV menceritakan bagaimana istrinya membentak Gus Dur yang saat itu seorang presiden lewat sambungan telepon.
Cerita bermula saat Gus Dur menelepon Wahyu pada pukul 04.00 WIB pagi sebelum Subuh. Gus Dur saat itu meminjam telepon ajudannya untuk menelepon Wahyu. Karena sepagi itu, Gus Dur sudah memulai aktivitas bahkan menerima tamu sembari jalan kaki.
Gus Dur yang memang sering mendadak ingin bertemu seseorang biasanya menelepon protokol Istana, meski mereka baru pulang ke rumah malam hari. Karenanya, Gus Dur saat itu pun menelepon Wahyu.
Setelah telepon tersambung dan diangkat ternyata yang mengangkat adalah istri Wahyu. Kebetulan, yang muncul di layar HP wahyu adalah nama ajudan Gus Dur yang lain.
"Abdurrahman," jawab Gus Dur.
Gus Dur berkata ingin berbicara dengan Pak Wahyu. Namun, istri Wahyu malah menjawab dengan nada tinggi. "Bentar Pak ya, suami saya lagi tidur, kerjanya sampai dini hari. Nanti saja telepon setelah Subuh," jawab istri protokol.
"Jam segini kok masih telepon aja," kata istri protokol sambil memutus sambungan telepon.
Wahyu meneruskan ceritanya. Saat itu Gus Dur kembali menelepon dan ketika ditanya istrinya, Gus Dur memberikan jawaban yang sama. "Saya Abdurrahman."
Istri Wahyu pun semakin marah dan membentak Gus Dur. "Heh. Nggak tau apa jam segini, ini waktunya orang tidur. Kalau perlu besok pagi aja, ganggu orang tidur," jawab istri Wahyu dengan nada keras.
Wahyu yang terganggu tidurnya mendengar suara sang istri pun terbangun. Ia bertanya kepada istrinya siapa yang menelepon.
"Katanya Abdurrahman," ujar sang istri.
Mendengar namanya, Wahyu terlonjak kaget dan langsung melihat nomor telepon di layar HP. Ia menyadari yang meneleponnya itu adalah Presiden.
"Bu, itu Abdurrahman Wahid, presiden," ucap Wahyu.
"Ya Allah," ucap sang istri sambil ketakutan telah membentak Presiden.
Wahyu berkata, istrinya lalu ketakutan dan gemetar setiap bertemu Gus Dur. Di hari itu juga saat ke Istana Negara, Wahyu langsung meminta maaf kepada Gus Dur.
Respon Gus Dur justru di luar dugaan Wahyu. Gus Dur tidak marah sama sekali. "Begitu ketemu terus dielus 'enggak apa-apa gitu aja kok repot'," kata Wahyu mengakhiri cerita
Sumber : Republika.co.id
Contoh nyata Gus Dur seorang penyabar bisa terbayangkan dari cerita saat dia diomelin dan dibentak istri ajudannya di Istana. Gus Dur ketika itu tidak marah sama sekali.
Wahyu, nama ajudan Gus Dur tersebut. Kepala Protokol Istana itu di sebuah acara Metro TV menceritakan bagaimana istrinya membentak Gus Dur yang saat itu seorang presiden lewat sambungan telepon.
Cerita bermula saat Gus Dur menelepon Wahyu pada pukul 04.00 WIB pagi sebelum Subuh. Gus Dur saat itu meminjam telepon ajudannya untuk menelepon Wahyu. Karena sepagi itu, Gus Dur sudah memulai aktivitas bahkan menerima tamu sembari jalan kaki.
Gus Dur yang memang sering mendadak ingin bertemu seseorang biasanya menelepon protokol Istana, meski mereka baru pulang ke rumah malam hari. Karenanya, Gus Dur saat itu pun menelepon Wahyu.
Setelah telepon tersambung dan diangkat ternyata yang mengangkat adalah istri Wahyu. Kebetulan, yang muncul di layar HP wahyu adalah nama ajudan Gus Dur yang lain.
"Siapa ini?" jawab istrinya dengan nada tinggi.
"Abdurrahman," jawab Gus Dur.
Gus Dur berkata ingin berbicara dengan Pak Wahyu. Namun, istri Wahyu malah menjawab dengan nada tinggi. "Bentar Pak ya, suami saya lagi tidur, kerjanya sampai dini hari. Nanti saja telepon setelah Subuh," jawab istri protokol.
"Jam segini kok masih telepon aja," kata istri protokol sambil memutus sambungan telepon.
Wahyu meneruskan ceritanya. Saat itu Gus Dur kembali menelepon dan ketika ditanya istrinya, Gus Dur memberikan jawaban yang sama. "Saya Abdurrahman."
Istri Wahyu pun semakin marah dan membentak Gus Dur. "Heh. Nggak tau apa jam segini, ini waktunya orang tidur. Kalau perlu besok pagi aja, ganggu orang tidur," jawab istri Wahyu dengan nada keras.
Wahyu yang terganggu tidurnya mendengar suara sang istri pun terbangun. Ia bertanya kepada istrinya siapa yang menelepon.
"Siapa namanya?" tanya Wahyu kepada sang istri.
"Katanya Abdurrahman," ujar sang istri.
Mendengar namanya, Wahyu terlonjak kaget dan langsung melihat nomor telepon di layar HP. Ia menyadari yang meneleponnya itu adalah Presiden.
"Bu, itu Abdurrahman Wahid, presiden," ucap Wahyu.
"Ya Allah," ucap sang istri sambil ketakutan telah membentak Presiden.
Wahyu berkata, istrinya lalu ketakutan dan gemetar setiap bertemu Gus Dur. Di hari itu juga saat ke Istana Negara, Wahyu langsung meminta maaf kepada Gus Dur.
Respon Gus Dur justru di luar dugaan Wahyu. Gus Dur tidak marah sama sekali. "Begitu ketemu terus dielus 'enggak apa-apa gitu aja kok repot'," kata Wahyu mengakhiri cerita
Sumber : Republika.co.id



HeAVen_DoG memberi reputasi
1
685
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan