- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Maaf, ada satu hati lagi yang harus aku jaga


TS
ryanmallay2000
Maaf, ada satu hati lagi yang harus aku jaga
Aku menemukan setumpuk kertas diatas meja tertulis " The God gave us two eyes to see, two ears to heard, two legs to walk and two hands to hold, but why He did give us a hearth? because He have gave another one to someone for you to find".
Aku hapal sekali kertas itu salah satu cuplikan surat cinta yang dulu pernah aku kirim untuk isteriku disaat pacaran dulu. Aku membuka kertas kedua dengan huruf besar bertinta merah tertulis "GOMBAAAALLLL" diakhiri dengan tanda motion marah. tulisan itu goresan tangan isteriku. Aku bingung maksudnya.
Pada kertas ketiga aku menemukan konsep cover buku yang hendak aku cetak judulnya Maaf, ada satu hati lagi yang harus aku jaga. Konsep buku itu dicoret-coret dan tertulis di bawahnya "Kamu selingkuh ya?" coretan dari isteriku juga diakhiri dengan gambar motion tanda marah.
Kertas selanjutnya adalah konsep bukuku yang bertuliskan "Dia adalah wanita pertama dalam hidupku dan akan selamanya menjadi wanita utama. Dia yang mengajarkanku kasih sayang,... berbagai pujian aku tuliskan dalam konsep itu. dicoret oleh isteriku dengan tinta merah "Siapa dia?" juga diakhiri dengan tanda marah.
Aku mulai memahami, ternyata isteriku emosi karena cemburu. Aku mencarinya di rumah ternyata dia telah meninggalkan rumah. Aku coba menelpon HP nya, tidak aktif. Aku telpon ke rumah orang tuanya.
"Kenapa, Le?" tanya mertuaku, kebetulan ibu mertua mengangkat telponku.
"Isteriku minggat, Bu!" jawabku.
"Dia tadi telpon, katanya kamu selingkuh, apa benar?" tanya mertuaku.
Aku tertawa, dan menjelaskan tentang apa yang aku temukan di rumah. aku menjelaskan tentang konsep buku yang sedang aku tulis.
"Ya udah, biar dia disini dulu, nanti Ibu yang akan jelaskan", kata Ibuku.
Aku sudah mulai tenang, aku melanjutkan menulis buku itu.
Dia adalah wanita pertama dalam hidupku dan akan selamanya menjadi wanita utama. Dia yang mengajarkanku kasih sayang, dia yang mendampingi perjalanan hidupku, dia yang tidak akan pernah lepas dari ingatanku sampai akhir hidup ini, semua yang aku miliki saat ini karena restunya.
Dia tidak pernah meminta balasan apapun, dia memberi segalanya kepadaku sedangkan aku memberi semuanya untuk isteriku, dia tidak pernah protes. Dia berjuang untukku, tapi aku berjuang untuk isteriku, dia tidak pernah protes. Dia mengajariku mencintai seorang isteri, tapi dia tidak pernah menyuruhku membalas cintanya. Seandainyapun aku lupa, dia tetap akan mendoakanku.
Maaf, ada satu hati lagi yang harus aku jaga. Dia adalah Ibuku. Pengorbanan Ibu tidak pernah berujung untuk hidupku sedangkan selama ini perjuanganku hanya untuk isteri saja.
Kalimat terkahir ini belum sempat dibaca isteriku hingga emosi terlebih dahulu menguasai hatinya. setelah buku itu terbit, aku berikan kepadanya, ia pun dengan menyesal telah berburuk sangka.
"Jangan penuhi hatimu dengan emosi karena cinta itu untuk membuka diri bukan sekedar untuk dimiliki, sejatinya semua yang melekat di diri kita hanyalah titipan, pada saatnya akan di ambil lagi, jangan pernah merasa menguasainya semuanya" aku beri nasehat kepada isteriku agar tidak lagi cemburu buta.
"Emang siapa yang akan ambil dirimu dariku?" Tanya isteriku sambil bermanja.
"Ya, Sang Pemiliknya lah", jawabku.
dalam hati aku lanjtkan jawabnya "Kalau gak diambil Tuhan, ya direbut janda,

"
Aku hapal sekali kertas itu salah satu cuplikan surat cinta yang dulu pernah aku kirim untuk isteriku disaat pacaran dulu. Aku membuka kertas kedua dengan huruf besar bertinta merah tertulis "GOMBAAAALLLL" diakhiri dengan tanda motion marah. tulisan itu goresan tangan isteriku. Aku bingung maksudnya.
Pada kertas ketiga aku menemukan konsep cover buku yang hendak aku cetak judulnya Maaf, ada satu hati lagi yang harus aku jaga. Konsep buku itu dicoret-coret dan tertulis di bawahnya "Kamu selingkuh ya?" coretan dari isteriku juga diakhiri dengan gambar motion tanda marah.
Kertas selanjutnya adalah konsep bukuku yang bertuliskan "Dia adalah wanita pertama dalam hidupku dan akan selamanya menjadi wanita utama. Dia yang mengajarkanku kasih sayang,... berbagai pujian aku tuliskan dalam konsep itu. dicoret oleh isteriku dengan tinta merah "Siapa dia?" juga diakhiri dengan tanda marah.
Aku mulai memahami, ternyata isteriku emosi karena cemburu. Aku mencarinya di rumah ternyata dia telah meninggalkan rumah. Aku coba menelpon HP nya, tidak aktif. Aku telpon ke rumah orang tuanya.
"Kenapa, Le?" tanya mertuaku, kebetulan ibu mertua mengangkat telponku.
"Isteriku minggat, Bu!" jawabku.
"Dia tadi telpon, katanya kamu selingkuh, apa benar?" tanya mertuaku.
Aku tertawa, dan menjelaskan tentang apa yang aku temukan di rumah. aku menjelaskan tentang konsep buku yang sedang aku tulis.
"Ya udah, biar dia disini dulu, nanti Ibu yang akan jelaskan", kata Ibuku.
Aku sudah mulai tenang, aku melanjutkan menulis buku itu.
Dia adalah wanita pertama dalam hidupku dan akan selamanya menjadi wanita utama. Dia yang mengajarkanku kasih sayang, dia yang mendampingi perjalanan hidupku, dia yang tidak akan pernah lepas dari ingatanku sampai akhir hidup ini, semua yang aku miliki saat ini karena restunya.
Dia tidak pernah meminta balasan apapun, dia memberi segalanya kepadaku sedangkan aku memberi semuanya untuk isteriku, dia tidak pernah protes. Dia berjuang untukku, tapi aku berjuang untuk isteriku, dia tidak pernah protes. Dia mengajariku mencintai seorang isteri, tapi dia tidak pernah menyuruhku membalas cintanya. Seandainyapun aku lupa, dia tetap akan mendoakanku.
Maaf, ada satu hati lagi yang harus aku jaga. Dia adalah Ibuku. Pengorbanan Ibu tidak pernah berujung untuk hidupku sedangkan selama ini perjuanganku hanya untuk isteri saja.
Kalimat terkahir ini belum sempat dibaca isteriku hingga emosi terlebih dahulu menguasai hatinya. setelah buku itu terbit, aku berikan kepadanya, ia pun dengan menyesal telah berburuk sangka.
"Jangan penuhi hatimu dengan emosi karena cinta itu untuk membuka diri bukan sekedar untuk dimiliki, sejatinya semua yang melekat di diri kita hanyalah titipan, pada saatnya akan di ambil lagi, jangan pernah merasa menguasainya semuanya" aku beri nasehat kepada isteriku agar tidak lagi cemburu buta.
"Emang siapa yang akan ambil dirimu dariku?" Tanya isteriku sambil bermanja.
"Ya, Sang Pemiliknya lah", jawabku.
dalam hati aku lanjtkan jawabnya "Kalau gak diambil Tuhan, ya direbut janda,





bukhorigan memberi reputasi
1
477
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan