Membangun kekuatan militer Indonesia saat ini merupakan suatu keharusan. Mengingat kondisi global yang kian memanas dengan adanya konflik Rusia vs Ukraina.

Meskipun Indonesia dalam kekuatan militer berada diurutan 15 peringkat dunia, namun harus terus diperkuat.

Penguatan SDM maupun pemutakhiran alutsista adalah suatu keharusan.

Tugas TNI dalam menjaga kedaulatan bisa dibilang berat dengan kondisi geografis, alam maupun penduduk yang banyak.

Mengingat, ancaman militer baik secara konvensional maupun hybrida kapan saja bisa terjadi.

Kondisi saat ini mengharuskan memperkuat kekuatan militer sebagai antisipasi serangan musuh yang tanpa diduga.

Sebagaimana diketahui, Ketua DPP Partai Perindo Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Siber Susaningtyas NH Kertopati berpendapat Indonesia harus membangun kekuatan militer bila berkaca dari perang antara Rusia dan Ukraina yang saat ini masih berlangsung.


Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari perang Rusia-Ukraina. Pertama, perang konvensional antarnegara masih mungkin relevan terjadi, meskipun dikombinasi oleh pendekatan 'proxy' dan asimetris yang melibatkan 'nonstate actor' atau yang dikenal sebagai perang hibrida," kata Susaningtyas dalam Webinar yang digelar Perindo bertema "Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Indonesia" secara daring, Jumat.

Indonesia tidak boleh menjadi sekadar objek (proxy) dari kekuatan besar negara atau pakta pertahanan apa pun di dunia.

Jadi, saatnya Pemerintah memperkuat militer diantaranya dengan menambah alokasi anggaran pertahanan.

Berdasarkan sejarah, perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan terus diwariskan generasi muda. Yaitu mengisi kemerdekaan Indonesia agar terus maju.

Masyarakat bersama TNI dalam menjaga kedaulatan sesuai kapasitasnya.

Kuatnya militer membawa Indonesia kuat dan maju. 



Link : Antaranews.com