Kaskus

News

tribunnews.comAvatar border
TS
tribunnews.com
Inilah Mbah Sugiyo, Pawang Hujan Top Sragen yang Tak Pernah Minta Bayaran
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pawang hujan tiba-tiba jadi pembahasan yang populer gegara aksi pawang di MotoGP Indonesia yang digelar di Sirkuit Mandalika, NTB.


Nah, di Sragen, ada satu sosok pawang hujan terkenal bernama Mbah Sugiyo (80).


Baca juga: Aksi Rara Istiani Wulandari Sang Pawang Hujan MotoGP Mandalika Viral, Terungkap Bayarannya


Ia dikenal sebagai salah satu pawang hujan senior yang berasal dari Dukuh Bangan, Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Inilah Mbah Sugiyo, Pawang Hujan Top Sragen yang Tak Pernah Minta Bayaran

 Ayah dari 6 orang anak tersebut, sudah puluhan tahun dipercaya memiliki kemampuan untuk menolak datangnya hujan.


Tak jarang, warga menjulukinya Mbah Awan Kinton, menyomot nama awan di tokoh fiksi Dragon Ball. 


Ia pun cukup dikenal, tidak hanya di Kabupaten Sragen saja, melainkan hingga keluar Kabupaten Sragen seperti di Solo, Semarang, dan Gunung Kidul (D.I Yogyakarta). 


Setiap hari selalu ada orang yang datang ke rumahnya, untuk meminta bantuan kepada Sugiyo.


Di usianya yang sudah lanjut, kini Sugiyo hanya mampu melayani permintaan dari warga sekitar Kabupaten Sragen saja.


Meski namanya sudah terkenal dan kerap dijagakan utuk menahan hujan di sejumlah acara besar, tapi hidup Mbah Sugiyo tidak berubah. 


Ia tinggal di sebuah rumah sederhana dengan beralaskan tanah dan dinding terbuat dari anyaman bambu. 


Sebelum memiliki rumahnya yang sekarang, Sugiyo bersama istrinya pernah tinggal di rumah tanpa atap, dan pernah sehari menahan lapar karena tidak memiliki uang untuk makan.


Ya, Sugiyo ternyata tak mengomersilkan keahliannya. 


Ia tak pernah memasang tarif untuk jasanya itu. 


Alasan, Sugiyo yakin imbalan hanya datang dari Tuhan Yang Maha Esa.


"Rezeki itu yang ngatur Gusti Allah, kalau jadi orangtua punya prinsip seperti itu (mengharapkan bayaran), tidak ada tamu yang mau datang ke rumah," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (21/3/2022). 


"Masalah (tarif) itu terserah yang mengundang, nanti ada balasannya sendiri, kalau saya dikasih atau tidak, saya tidak masalah," tambahnya.


Sugiyo menuturkan seberapapun yang ia dapatkan, selalu dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari yang mana ia hanya tinggal bersama istrinya.


"Saya itu, kalau ada orang lain yang membutuhkan bantuan ya saya tolong, sehingga saya bisa dapat ganjaran (pahala) dari Gusti Allah," terangnya.


Kini, di usianya yang sudah menginjak 80 tahun, akhirnya Sugiyo berhasil membangun rumah sederhana berkat buah kesabarannya. (TribunSolo.com)
0
381
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan