Jakarta -

Dewan Kota Mariupol menyebut ribuan warganya dipaksa pergi ke Rusia. Hal ini dilakukan selama sepekan terakhir imbas pengepungan militer Rusia.

"Selama seminggu terakhir, beberapa ribu warga Mariupol dideportasi ke wilayah Rusia," kata Dewan Kota Mariupol dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya pada Sabtu (19/3) waktu setempat, dilansir Reuters, Minggu (20/3/2022).

"Para penjajah secara ilegal membawa orang-orang dari distrik Livoberezhniy dan dari posko perlindungan gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang (kebanyakan wanita dan anak-anak) bersembunyi dari pengeboman terus-menerus." imbuhnya.


Kantor berita Rusia RIA Novosti pekan lalu melaporkan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa bus-bus yang membawa orang-orang, yang disebut pengungsi, dari Mariupol mulai berdatangan ke Rusia pada Selasa (15/3). Namun Kemenhan Rusia tidak bersedia untuk mengomentari klaim dewan kota Mariupol.

Menurut pihak berwenang setempat, sekitar 400.000 orang telah terperangkap di Mariupol selama lebih dari dua minggu, berlindung dari pemboman terus-menerus. Pasokan listrik, pemanas dan air terputus.

Pada Sabtu (19/3) sebanyak 13 bus mengarah ke Rusia, membawa lebih dari 350 orang, sekitar 50 di antaranya akan dikirim dengan kereta api ke wilayah Yaroslavl dan sisanya ke pusat transisi sementara di Taganrog, sebuah kota pelabuhan di Wilayah Rostov Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bulan ini bahwa Rusia telah menyiapkan 200 bus untuk "mengevakuasi" warga Mariupol.

RIA Novosti, mengutip layanan darurat, melaporkan pekan lalu bahwa hampir 300.000 orang, termasuk sekitar 60.000 anak-anak, telah tiba di Rusia dari wilayah Luhansk dan Donbas, termasuk dari Mariupol, dalam beberapa pekan terakhir.

Kemenhan Rusia juga mengatakan lebih dari 2,6 juta orang di Ukraina telah meminta untuk dievakuasi.

Diketahui Mariupol telah menjadi target sejak dimulainya invasi pada 24 Februari lalu. Posisi Mariupol sangat penting lantaran terletak di antara semenanjung Krimea di barat dan wilayah Donetsk di timur, yang sebagian dikendalikan oleh separatis pro-Rusia.

https://news.detik.com/internasional...pergi-ke-rusia