- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Roman Abramovich Disebut Serahkan Chelsea Sehari Sebelum Invasi Rusia ke Ukraina


TS
suryahendro
Roman Abramovich Disebut Serahkan Chelsea Sehari Sebelum Invasi Rusia ke Ukraina
TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder asal Rusia Roman Abramovich dilaporkan telah menyerahkan kendali klub sepak bola Chelsea ke seorang direktur di klub itu. Data Chelsea memperlihatkan pula, klub itu diserahkan kendalinya oleh Abramovich persis sehari sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Abramovich tidak mau berkomentar soal tindakannya meninggalkan Chelsea, begitu pula dengan juru bicaranya. Pemerintah Inggris pun enggan berkomentar perihal ini.
Chelsea adalah klub sepak bola dengan nilai investasi puluhan ribu dollar dan Abramovich adalah pemiliknya. Tindakan Abramovich memindahkan aset-asetnya ini sudah dua kali terjadi sebelum Inggris dan Uni Eropa memberlakukan sanksi padanya bulan ini.
Awalnya, Inggris cukup lamban dalam menjatuhkan sanksi-sanksi dibanding Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun anggota parlemen Inggris mengkomplain karena Pemerintah Inggris seperti memberi waktu para oligarki untuk memindahkan aset-aset mereka keluar dari negara yang hendak menjatuhkan sanksi sebelum pengekangan diumumkan.
Abramovich, 55 tahun, telah menjadi pengusaha paling berkuasa asal Rusia. Pada bulan lalu, Forbes menyebut kekayaan bersih Abramovich senilai lebih dari USD 13 miliar (Rp 186 trilun).
Inggris dan Uni Eropa telah memberlakukan sejumlah sanksi, seperti pembekuan aset – aset Abramovich dan ratusan individu serta lembaga asal Negeri Beruang Merah. Sanksi itu mengincar orang-orang yang dituduh menopang Presiden Rusia Vladimir Putin.
Abramovich menolak tuduhan kalau dia punya hubungan dekat dengan Presiden Putin.
Sebuah perusahaan analisis di London dan Amsterdam memperlihatkan Abramovich sebelumnya tercatat sebagai pemilik Ervington Investments Limited, yakni sebuah perusahaan investasi yang bermarkas di Siprus.
Perusahaan tersebut, diduga telah mengucurkan investasi setidaknya di delapan perusahaan. Salah satunya, Yandex, yakni sebuah perusahaan mesin pencarian di Rusia.
https://dunia.tempo.co/read/1572643/...a/full&view=ok
masih gak mau ngaku juga komplotannya si war criminal ?

Abramovich tidak mau berkomentar soal tindakannya meninggalkan Chelsea, begitu pula dengan juru bicaranya. Pemerintah Inggris pun enggan berkomentar perihal ini.
Chelsea adalah klub sepak bola dengan nilai investasi puluhan ribu dollar dan Abramovich adalah pemiliknya. Tindakan Abramovich memindahkan aset-asetnya ini sudah dua kali terjadi sebelum Inggris dan Uni Eropa memberlakukan sanksi padanya bulan ini.
Awalnya, Inggris cukup lamban dalam menjatuhkan sanksi-sanksi dibanding Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun anggota parlemen Inggris mengkomplain karena Pemerintah Inggris seperti memberi waktu para oligarki untuk memindahkan aset-aset mereka keluar dari negara yang hendak menjatuhkan sanksi sebelum pengekangan diumumkan.
Abramovich, 55 tahun, telah menjadi pengusaha paling berkuasa asal Rusia. Pada bulan lalu, Forbes menyebut kekayaan bersih Abramovich senilai lebih dari USD 13 miliar (Rp 186 trilun).
Inggris dan Uni Eropa telah memberlakukan sejumlah sanksi, seperti pembekuan aset – aset Abramovich dan ratusan individu serta lembaga asal Negeri Beruang Merah. Sanksi itu mengincar orang-orang yang dituduh menopang Presiden Rusia Vladimir Putin.
Abramovich menolak tuduhan kalau dia punya hubungan dekat dengan Presiden Putin.
Sebuah perusahaan analisis di London dan Amsterdam memperlihatkan Abramovich sebelumnya tercatat sebagai pemilik Ervington Investments Limited, yakni sebuah perusahaan investasi yang bermarkas di Siprus.
Perusahaan tersebut, diduga telah mengucurkan investasi setidaknya di delapan perusahaan. Salah satunya, Yandex, yakni sebuah perusahaan mesin pencarian di Rusia.
https://dunia.tempo.co/read/1572643/...a/full&view=ok
masih gak mau ngaku juga komplotannya si war criminal ?



krugersyster memberi reputasi
1
735
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan