- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
Gantikan Peran Panavia Tornado, Jerman Pilih F-35 Untuk Misi Menggotong Bom Nuklir


TS
si.matamalaikat
Gantikan Peran Panavia Tornado, Jerman Pilih F-35 Untuk Misi Menggotong Bom Nuklir
Quote:
Mengutip artikel The War Zonepada hari Senin kemarin, Pemerintah Jerman telah menyebutkan jika mereka akan membeli F-35 Lightning II sebagai pengganti pesawat tempur Tornado. F-35 punya tugas khusus saat sudah berdinas bersama Jerman kelak, Si Petir akan bertugas membawa bom gravitasi nuklir B61. Sesuai mandat NATO, Jerman ditunjuk sebagai salah satu negara yang diberi tugas membawa senjata nuklir menggunakan pesawat tempur. Dan saat ini juga belum jelas berapa unit F-35 yang akan dibeli Jerman.
Kesuksesan F-35 memenangkan kontrak di Jerman tentu membawa kesedihan bagi fighter Amerika lainnya, yakni F/A-18 Super Hornet. Kilas balik ke Maret 2020, Jerman berencana membeli 30 unit Super Hornet untuk menggantikan Tornado. Sementara itu dibalik nestapa Super Hornet, Si Petir pun kini bisa tersenyum puas; karena kini hampir keseluruhan negara-negara Eropa telah memutuskan membeli F-35. Setelah sebelumnya pada akhir tahun 2021 ada Polandia, Swiss, hingga Finlandia yang sepakat membeli F-35.
Super Hornet Belum Bisa Menjatuhkan Bom Nuklir
Masalah utama Super Hornet adalah belum bisa menjatuhkan bom nuklir tipe B61, artinya jika Jerman membeli pesawat ini; mereka harus melakukan pengujian pemakaian senjata nuklir tersebut. Sementara itu F-35 varian A yang dioperasikan oleh US Air Force sudah berhasil menjalani tes menjatuhkan bom tersebut. Pada akhrinya Jerman lebih realistis dengan memilih pesawat yang benar-benar terbukti sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Sebagai tambahan informasi bom gravitasi nuklir B61 AS disimpan di Pangkalan Udara Büchel di Jerman, serta pangkalan di negara-negara NATO tertentu lainnya; dan pihak berwenang Amerika dapat melepaskan bom untuk digunakan oleh awak Jerman dalam suatu krisis. Saat ini, pesawat tempur Panavia Tornado telah disertifikasi untuk membawa senjata ini dan tes telah dilakukan untuk mendukung integrasi varian B61-12 terbaru ke pesawat tersebut. Di masa depan, F-35A juga akan dapat menggunakan B61-12. Sementara itu Angkatan Udara AS telah mengatakan di masa lalu bahwa F-35A dapat mulai membawa bom-bom ini secara operasional sebelum akhir tahun 2022.
Keputusan untuk membeli F-35 adalah pembelian senjata skala besar pertama di bawah pemerintahan koalisi baru di bawah Kanselir Olaf Scholz. Setelah invasi Rusia ke Ukraina, pemimpin Jerman telah berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga target 2% seperti yang disyaratkan oleh NATO; dan yang secara konsisten gagal dipenuhi oleh Berlin di masa lalu.
Quote:
Pesawat yang akan digantikan perannya oleh F-35A adalah Panavia Tornadoversi IDS (Interdictor/strike), pesawat yang dioperasikan Jerman sejak tahun 1980-an ini akan pensiun berthap mulai tahun 2025 hingga tahun 2030. Total saat ini Jerman memiliki 85 unit Tornado IDS.
Selain F-35, Jerman juga akan memilih Eurofighter Typhoon tambahan sebagai penerus versi Panavia Tornado ECR (Electric Combat/Reconnaissance); yang digunakan untuk menekan pertahanan udara musuh. Sementara itu pemilihan Eurofighter juga akan membantu memastikan bahwa teknologi utama terus dikembangkan di Jerman dan di juga di Eropa, guna membantu mewujudkan mimpi Benua Biru untuk membuat pesawat tempur generasi 6 pada tahun 2040-an.
Total saat ini ada 28 unit Tornado versi ECR (Electric Combat/Reconnaissance) yang beroperasi bersama Jerman, dipilihnya Eurofighter Typhoon juga membuat duka lagi bagi keluarga Super Hornet. Padahal sebelumnya Jerman dikabarkan sempat mempertimbangkan EA-18 Growler, varian Hornet yang dibuat untuk peperangan elektronik. Sementara itu untuk berapa total varian Typhoon ECR yang akan dibeli Jerman juga masih belum diketahui.
Quote:
Pengumuman hari Senin kemarin mengarah pada penggantian armada Tornado untuk mengatasi serangan nuklir kritis dan peran SEAD, dengan total 50 jet tempur. Namun, di masa lalu Jerman telah mengumumkan akan mengakuisisi total 85 pesawat baru untuk menggantikan Tornado. Dengan pemikiran itu, mungkin kelak bakal ada pesanan lebih banyak Eurofighter atau bahkan lebih banyak F-35 untuk menggenapi jumlah pesawat tempur tersebut.
Secara keseluruhan, keputusan untuk membeli F-35 adalah keputusan yang signifikan. Ini menunjukkan kesediaan baru bagi militer Jerman untuk membelanjakan uang guna modernisasi alutsista serta meningkatkan kesiapannya; setelah bertahun-tahun mengalami penurunan setelah berakhirnya Perang Dingin. Keputusan itu juga dibuat saat pihak Barat sedang mencoba mendukung Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Meski F-35 dapat melakukan berbagai misi, pihak Kementerian Pertahanan Jerman secara tegas menyatakan bahwa pembelian F-35 adalah untuk peran serangan nuklir. Hal itu juga menegaskan bahwa, Eurofighter dan Super Hornet bukan kandidat terbaik untuk misi menggotong senjata nuklir tersebut. Di sisi lain, Berlin terus melihat kemampuan pengiriman nuklirnya sebagai alat penting dalam mencegah Rusia melakukan kebijakan luar negeri yang lebih agresif di Eropa.
Referensi Tulisan: The War Zone& indomiliter.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 17-03-2022 12:37






gabener.edan dan 6 lainnya memberi reputasi
7
3.8K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan