- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Hewan Peliharaan Banyak Dibunuh Paksa demi Tangkal Penyebaran Covid-19 di China
TS
dragonroar
Hewan Peliharaan Banyak Dibunuh Paksa demi Tangkal Penyebaran Covid-19 di China
Hewan Peliharaan Banyak Dibunuh Paksa demi Tangkal Penyebaran Covid-19 di China
14 Mar 2022, 12:02 WIB
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2908076/original/003450500_1568188345-adorable-animal-cat-1359307.jpg)
Ilustrasi kucing peliharaan. (dok. pexels.com/Buenosia Carol)
Liputan6.com, Jakarta - Seorang delegasi di badan penasihat politik China mendesak otoritas untuk memastikan penanganan yang tepat dan tidak berbahaya bagi hewan peliharaan selama pandemi Covid-19 berlangsung. Desakan itu datang seiring banyak hewan peliharaan yang menjadi korban selama pandemi berlangsung.
Chen Wei, anggota Kongres Rakyat Nasional mengatakan China memiliki banyak hewan peliharaan. Namun karena kurangnya regulasi yang mengatur bagaimana menangani hewan-hewan ini ketika masalah Covid-19 muncul, banyak problem sosial bermunculan, lapor portal berita The Paper.
Selama lebih dari dua tahun, ia melihat banyak sekali insiden yang berkaitan dengan hewan peliharaan, terutama yang dimiliki pasien atau kontak erat kasus Covid-19. Hewan-hewan itu dibunuh paksa oleh pemerintah daerah sebagai bagian cara pencegahan penyebaran virus corona baru.
Dikutip dari laman South China Morning Post, Senin (14/3/2022), lebih dari 60 juta orang di dataran China memiliki hewan peliharaan berdasarkan data statistik 2019. Mayoritas jenisnya adalah anjing atau kucing.
"Pemerintah daerah harus menerbitkan peraturan karantina yang efektif dan manusiawi untuk hewan peliharaan," kata Chen, yang juga wakil presiden Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM) Quzhou di Zhejiang, Tiongkok timur.
Ditambahkan, "Peraturan ini tidak hanya akan menjadi bagian dari kampanye pencegahan epidemi yang komprehensif, tetapi juga akan menunjukkan sisi humanis otoritas kepada warga lokal dan menghormati setiap nyawa."
https://www.liputan6.com/lifestyle/r...id-19-di-china
14 Mar 2022, 12:02 WIB
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2908076/original/003450500_1568188345-adorable-animal-cat-1359307.jpg)
Ilustrasi kucing peliharaan. (dok. pexels.com/Buenosia Carol)
Liputan6.com, Jakarta - Seorang delegasi di badan penasihat politik China mendesak otoritas untuk memastikan penanganan yang tepat dan tidak berbahaya bagi hewan peliharaan selama pandemi Covid-19 berlangsung. Desakan itu datang seiring banyak hewan peliharaan yang menjadi korban selama pandemi berlangsung.
Chen Wei, anggota Kongres Rakyat Nasional mengatakan China memiliki banyak hewan peliharaan. Namun karena kurangnya regulasi yang mengatur bagaimana menangani hewan-hewan ini ketika masalah Covid-19 muncul, banyak problem sosial bermunculan, lapor portal berita The Paper.
Selama lebih dari dua tahun, ia melihat banyak sekali insiden yang berkaitan dengan hewan peliharaan, terutama yang dimiliki pasien atau kontak erat kasus Covid-19. Hewan-hewan itu dibunuh paksa oleh pemerintah daerah sebagai bagian cara pencegahan penyebaran virus corona baru.
Dikutip dari laman South China Morning Post, Senin (14/3/2022), lebih dari 60 juta orang di dataran China memiliki hewan peliharaan berdasarkan data statistik 2019. Mayoritas jenisnya adalah anjing atau kucing.
"Pemerintah daerah harus menerbitkan peraturan karantina yang efektif dan manusiawi untuk hewan peliharaan," kata Chen, yang juga wakil presiden Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM) Quzhou di Zhejiang, Tiongkok timur.
Ditambahkan, "Peraturan ini tidak hanya akan menjadi bagian dari kampanye pencegahan epidemi yang komprehensif, tetapi juga akan menunjukkan sisi humanis otoritas kepada warga lokal dan menghormati setiap nyawa."
https://www.liputan6.com/lifestyle/r...id-19-di-china
0
545
4
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan