SINAR HARAPAN - PASUKAN Rusia dalam serangan mereka ke kota Popasna Ukraina disebut menggunakan amunisi fosfor, yang secara eksplisit dilarang oleh Konvensi Jenewa.

Hal ini diumumkan di Facebook oleh kepala Administrasi Negara Regional Luhansk, Serhiy Haidai, Ukrinform melaporkan. "Penjahat perang, pasukan Rusia, menggunakan amunisi fosfor di Popasna. Kekuatan destruktif, menghancurkan, dan buruk. Inilah yang oleh Nazi disebut Brennende Zwiebel (kubah yang menyala - red). Inilah yang sekarang diluncurkan oleh Rusia di kota-kota kita. Penderitaan dan kebakaran yang luar biasa," tulis Haidai.
Menurut Komite Palang Merah Internasional, setelah dinyalakan, fosfor terbakar pada suhu di atas 800 derajat celcius, sementara kebakaran yang ditimbulkannya dapat menyebar ke area yang luas, hingga beberapa ratus kilometer persegi.

Senjata semacam itu dapat menyebabkan luka parah yang parah atau menyebabkan kematian yang lambat dan sangat menyakitkan. Protokol Tambahan Konvensi Jenewa 1977 secara efektif melarang penggunaan amunisi fosfor putih jika menimbulkan ancaman bagi warga sipil.***


https://www.sinarharapan.co/internas...gan-di-popasna


Pola rusia: menuduh lawan terlebih dahulu, baru dipakai rusia sendiri utk nyerang....