- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
Selayang Pandang J-10CE, Jet Tempur Baru Pakistan


TS
si.matamalaikat
Selayang Pandang J-10CE, Jet Tempur Baru Pakistan
Quote:
Pada hari Jumat (11/03/2022) Pakistan telah menerima batch pertama dari pesawat tempur J-10CE, batch pertama ini terdiri dari 6 pesawat tempur. J-10CE tiba di PAF Base Minhas di Kamra, Provinsi Punja. Dalam acara pengiriman pesawat tempur tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan Zaheer Ahmed Baber Sidhu.
Para pengamat militer mengatakan jika Pakistan membeli J-10CE untuk mengimbangi armada Rafale milik India, akan tetapi Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan membantah hal tersebut. Kepada wartawan Sidhu mengatakan jika pembelian jet tempur itu bukan merupakan langkah untuk perlombaan senjata, tetapi untuk mempertahankan stabilitas regional. “Kami tidak ingin terlibat dalam perlombaan senjata, tetapi akan terus meningkatkan kemampuan kami untuk memastikan keamanan nasional dan stabilitas regional,”ujar Sidhu.
Keenam pesawat tersebut kemudin mendapatkan nomor seri 22-101 hingga 22-106. Sampai saat ini belum diketahui berapa J-10CE yang akan dibeli dari China. Namun, pada bulan Desember 2021; Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rasheed Ahmed menyebut bahwa Pakistan akan membeli 25 jet tempur J-10CE. Sebagai tambahan informasi, tanggal 23 Maret 2022 nanti; keenam J-10CE akan melakukan flypast dalam rangka peringatan Hari Pakistan atau Hari Republik. Pada tanggal tersebut untuk pertama kalinya publik Pakistan bisa melihat secara langsung J-10CE.
Versi Ekspor dari J-10C
Bicara soal J-10CE pesanan Pakistan, pesawat ini merupakan pesawat varian ekspor dari J-10C buatan China. Negeri Tirai Bambu menyebut versi ekspornya sebagaiJ-10CE. Versi ekspor ini pertama kali ditawarkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group dalam acara Dubai Air Show tahun 2019. Sebenarnya tidak diketahui perubahan apa yang diberikan pada J-10CE dibandingkan versi asli J-10C. Akan tetapi, versi ekspor biasanya tidak dilengkapi sistem yng paling canggih.
Saat kemunculan versi awal yang dikenal sebagai J-10A pada tahun 2007, banyak pengamat militer mengatakan jika J-10A memiliki DNA prototype jet tempur ringan Israel yang disebut IAI Lavi; termasuk bagian bawah perutnya, canard yang khas (sayap tambahan kecil di dekat hidung untuk menambah daya angkat dan kemampuan manuver) dan stabilisator ekor horizontal. Namun, J-10 jauh lebih besar dari Lavi dan memiliki sayap yang berbeda.
Seperti F-16, keluarga besar J-10 didesain sebagai pesawat ringan yang sangat gesit tetapi tidak stabil secara aerodinamis, agar pesawat bisa stabil saat terbang maka J-10 dilengkapi sistem kontrol penerbangan fly-by-wire pada komputernya. Namun, J-10 telah mengalami masa yang suram; antara tahun 2014-2018 setidaknya delapan J-10 jatuh. Salah satu insiden menewaskan satu pilot pesawat tempur wanita pertama China.
J-10A terbang perdana pada 23 Maret 1998, penerbangan tersebut pun berjalan sukses. Pusat pelatihan People's Liberation Army Air Force (Angkatan Udara China) kemudian menerima J-10 lebih cepat dari jadwal mulai tahun 2003. Tes senjata kemudian dilakukan pada musim gugur tahun itu. Desain pesawat selanjutnya lantas diselesaikan pada tahun 2004, pada tahun yang sama pesawat mulai memasuki layanan Angkatan Udara China. Diperkirakan ada 240 pesawat J-10A yang aktif bertugas sampai hari ini.
Versi awal J-10A adalah pesawat kursi tunggal yang mengusung mesin buatan Rusia; yakni AL-31F. Awalnya China ingin memasng buatn Shenyang, yakni WS-10. Karena biaya yang terlalu mahal, maka mereka memutuskan memakai mesin buatan Rusia. Mesin WS-10 versi upgrade lantas diperkenalkan pertama kali di Pameran Penerbangan & Dirgantara Internasional China 2018, nozzel mesin dimodifikasi untuk kemampuan TVC (thrust vectoring control).
Pada bulan Maret 2020, sebuah video dari media pemerintah China menunjukkan varian J-10C dilengkapi dengan WS-10. Pada tahun 2021, China mulai memasang kembali mesin baru yang kemudian diberi nama WS-10B untuk pesawat J-10B dan J-10C. Dan juga mesin ini terpasang pada varian ekspor J-10CE milik Pakistan. Versi terbaru J-10 ini ditawarkan dengan komposisi radar AESA; radar yang menjadi standar radar pesawat tempur Barat di era modern.
Radar AESA dan Kemampuan BVR
Varian J-10C dan J-10CE dikalim punya kemampuan setara pesawat tempur generasi 4,5. Mungkin peningkatan terbesar adalah dimasukkannya radar Active Electronically Scaned Array (AESA). Radar AESA adalah standar saat ini dalam peperangan udara, menawarkan resolusi yang lebih tinggi, dan ketahanan yang lebih besar terhadap jamming. China tampaknya telah memimpin atas Rusia dalam menyebarkan radar AESA pada jet tempur terbarunya.
Visibilitas J-10C di radar juga telah dikurangi dengan memasukkan lebih banyak material komposit non-reflektif dan inlet supersonik. Meskipun jauh dari kemampuan pesawat tempur siluman sejati, peningkatan ini masih membantu mengurangi jangkauan di mana J-10C dapat dideteksi dan ditargetkan.
J-10A dia atas kertas mampu melesat hingga kecepatan maksimum Mach 2,2 - 10% lebih cepat daripada F-16. Sementra lembar data yang diposting oleh China di Dubai Air Show 2019 mencantumkan kecepatan maksimum Mach 1,8. Jet ringan ini pasti mendapat pukulan yang lebih besar untuk kinerja saat membawa muatan dan avionik tambahan, hal ini kemungkinan juga berpengaruh pada kecepatan maksimlanya.
J-10CE diklaim memiliki Co-operative Engagement Capability (CEC) yang kuat, kemampuan serangan Beyond Visual Range (BVR) yang canggih pada banyak target di bawah lingkungan elektromagnetik yang kuat, dan kemampuan serangan darat yang presisi dalam multi-mode. Pesawat itu juga dilengkapi dengan rudal tempur jarak pendek paling kuat di China, PL-10, dan rudal beyond visual range paling kuat di China, yaitu PL-15.
Bersamaan dengan tibanya J-10C, Pakistan juga membentuk Pusat Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian Nasional (ISR) & Pusat Operasi Udara Terpadu. Sebuah organisasi yang kemungkinan akan terlibat dalam menyatukan data intelijen dari berbagai sumber untuk analisis dan distribusi, serta untuk menjalankan operasi udara yang kompleks.
Sejauh ini rincian tenrang J-10CE memang masih terbatas, setidaknya radar AESA dan kemampuan BVR adalah hal yang bisa kita ketahui untuk saat ini. Selain itu, membeli J-10CE merupakan langkah yang bagus untuk Pakistan; guna melengkapi pesawat F-16 dan JF-17 Thunder yang beroperasi saat ini.
Para pengamat militer mengatakan jika Pakistan membeli J-10CE untuk mengimbangi armada Rafale milik India, akan tetapi Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan membantah hal tersebut. Kepada wartawan Sidhu mengatakan jika pembelian jet tempur itu bukan merupakan langkah untuk perlombaan senjata, tetapi untuk mempertahankan stabilitas regional. “Kami tidak ingin terlibat dalam perlombaan senjata, tetapi akan terus meningkatkan kemampuan kami untuk memastikan keamanan nasional dan stabilitas regional,”ujar Sidhu.
Keenam pesawat tersebut kemudin mendapatkan nomor seri 22-101 hingga 22-106. Sampai saat ini belum diketahui berapa J-10CE yang akan dibeli dari China. Namun, pada bulan Desember 2021; Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rasheed Ahmed menyebut bahwa Pakistan akan membeli 25 jet tempur J-10CE. Sebagai tambahan informasi, tanggal 23 Maret 2022 nanti; keenam J-10CE akan melakukan flypast dalam rangka peringatan Hari Pakistan atau Hari Republik. Pada tanggal tersebut untuk pertama kalinya publik Pakistan bisa melihat secara langsung J-10CE.
Versi Ekspor dari J-10C
Bicara soal J-10CE pesanan Pakistan, pesawat ini merupakan pesawat varian ekspor dari J-10C buatan China. Negeri Tirai Bambu menyebut versi ekspornya sebagaiJ-10CE. Versi ekspor ini pertama kali ditawarkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group dalam acara Dubai Air Show tahun 2019. Sebenarnya tidak diketahui perubahan apa yang diberikan pada J-10CE dibandingkan versi asli J-10C. Akan tetapi, versi ekspor biasanya tidak dilengkapi sistem yng paling canggih.
Saat kemunculan versi awal yang dikenal sebagai J-10A pada tahun 2007, banyak pengamat militer mengatakan jika J-10A memiliki DNA prototype jet tempur ringan Israel yang disebut IAI Lavi; termasuk bagian bawah perutnya, canard yang khas (sayap tambahan kecil di dekat hidung untuk menambah daya angkat dan kemampuan manuver) dan stabilisator ekor horizontal. Namun, J-10 jauh lebih besar dari Lavi dan memiliki sayap yang berbeda.
Seperti F-16, keluarga besar J-10 didesain sebagai pesawat ringan yang sangat gesit tetapi tidak stabil secara aerodinamis, agar pesawat bisa stabil saat terbang maka J-10 dilengkapi sistem kontrol penerbangan fly-by-wire pada komputernya. Namun, J-10 telah mengalami masa yang suram; antara tahun 2014-2018 setidaknya delapan J-10 jatuh. Salah satu insiden menewaskan satu pilot pesawat tempur wanita pertama China.
Quote:
J-10A terbang perdana pada 23 Maret 1998, penerbangan tersebut pun berjalan sukses. Pusat pelatihan People's Liberation Army Air Force (Angkatan Udara China) kemudian menerima J-10 lebih cepat dari jadwal mulai tahun 2003. Tes senjata kemudian dilakukan pada musim gugur tahun itu. Desain pesawat selanjutnya lantas diselesaikan pada tahun 2004, pada tahun yang sama pesawat mulai memasuki layanan Angkatan Udara China. Diperkirakan ada 240 pesawat J-10A yang aktif bertugas sampai hari ini.
Versi awal J-10A adalah pesawat kursi tunggal yang mengusung mesin buatan Rusia; yakni AL-31F. Awalnya China ingin memasng buatn Shenyang, yakni WS-10. Karena biaya yang terlalu mahal, maka mereka memutuskan memakai mesin buatan Rusia. Mesin WS-10 versi upgrade lantas diperkenalkan pertama kali di Pameran Penerbangan & Dirgantara Internasional China 2018, nozzel mesin dimodifikasi untuk kemampuan TVC (thrust vectoring control).
Pada bulan Maret 2020, sebuah video dari media pemerintah China menunjukkan varian J-10C dilengkapi dengan WS-10. Pada tahun 2021, China mulai memasang kembali mesin baru yang kemudian diberi nama WS-10B untuk pesawat J-10B dan J-10C. Dan juga mesin ini terpasang pada varian ekspor J-10CE milik Pakistan. Versi terbaru J-10 ini ditawarkan dengan komposisi radar AESA; radar yang menjadi standar radar pesawat tempur Barat di era modern.
Radar AESA dan Kemampuan BVR
Varian J-10C dan J-10CE dikalim punya kemampuan setara pesawat tempur generasi 4,5. Mungkin peningkatan terbesar adalah dimasukkannya radar Active Electronically Scaned Array (AESA). Radar AESA adalah standar saat ini dalam peperangan udara, menawarkan resolusi yang lebih tinggi, dan ketahanan yang lebih besar terhadap jamming. China tampaknya telah memimpin atas Rusia dalam menyebarkan radar AESA pada jet tempur terbarunya.
Visibilitas J-10C di radar juga telah dikurangi dengan memasukkan lebih banyak material komposit non-reflektif dan inlet supersonik. Meskipun jauh dari kemampuan pesawat tempur siluman sejati, peningkatan ini masih membantu mengurangi jangkauan di mana J-10C dapat dideteksi dan ditargetkan.
J-10A dia atas kertas mampu melesat hingga kecepatan maksimum Mach 2,2 - 10% lebih cepat daripada F-16. Sementra lembar data yang diposting oleh China di Dubai Air Show 2019 mencantumkan kecepatan maksimum Mach 1,8. Jet ringan ini pasti mendapat pukulan yang lebih besar untuk kinerja saat membawa muatan dan avionik tambahan, hal ini kemungkinan juga berpengaruh pada kecepatan maksimlanya.
Quote:
J-10CE diklaim memiliki Co-operative Engagement Capability (CEC) yang kuat, kemampuan serangan Beyond Visual Range (BVR) yang canggih pada banyak target di bawah lingkungan elektromagnetik yang kuat, dan kemampuan serangan darat yang presisi dalam multi-mode. Pesawat itu juga dilengkapi dengan rudal tempur jarak pendek paling kuat di China, PL-10, dan rudal beyond visual range paling kuat di China, yaitu PL-15.
Bersamaan dengan tibanya J-10C, Pakistan juga membentuk Pusat Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian Nasional (ISR) & Pusat Operasi Udara Terpadu. Sebuah organisasi yang kemungkinan akan terlibat dalam menyatukan data intelijen dari berbagai sumber untuk analisis dan distribusi, serta untuk menjalankan operasi udara yang kompleks.
Sejauh ini rincian tenrang J-10CE memang masih terbatas, setidaknya radar AESA dan kemampuan BVR adalah hal yang bisa kita ketahui untuk saat ini. Selain itu, membeli J-10CE merupakan langkah yang bagus untuk Pakistan; guna melengkapi pesawat F-16 dan JF-17 Thunder yang beroperasi saat ini.
Quote:
Referensi Tulisan: Aor Recognition, National Interest& The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Sumber Foto: sudah tertera di atas






scorpiolama dan 6 lainnya memberi reputasi
7
3.4K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan