Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Barat akan membentuk "Marshall Plan" untuk Ukraina. Hal ini disampaikan Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah video yang diposting di Telegram, Selasa (8/3/2022) malam waktu setempat setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Marshall Plan ini bukan tentara khusus, yang akan terjun dalam peperangan. Ini sebenarnya merupakan inisiatif berupa bantuan ekonomi dari Amerika Serikat (AS) untuk negara-negara yang hancur akibat Perang Dunia II, Eropa Barat, sebagai upaya untuk mencegah pengaruh Komunis.



Marshal Plan terbaru ini akan khusus diberikan ke Ukriana. Zelensky berterima kasih kepada Barat di kesempatan yang sama.
"Akan ada Marshall Plan baru untuk Ukraina. Barat akan membentuk paket dukungan ini. Perdana Menteri Inggris mengatakan ini hari ini," tegas Zelensky, dikutip dari CNN International.
"Seorang pria yang menepati janjinya, seorang teman yang tulus dari Ukraina," katanya lagi. 


Di kesempatan yang sama Ukraina juga kembali mengharapkan Barat memberi sanksi lebih keras ke Rusia. Ia meminta "hukuman" harus benar-benar disesali pemerintah Presiden Vladimir Putin.
"Itulah mengapa sangat penting bagi para pemimpin Rusia untuk menyadari bahwa dunia akan mengikuti contoh Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Eropa, Kanada, Australia, Jepang, dan negara-negara bebas lainnya. Jadi, dunia tidak bisa dibohongi. Sanksi tidak bisa dihindari," tambah mantan komedian Ukraina itu.
Sebelumnya Zelensky mengkritik pakta pertahanan Barat karena tidak mengumumkan zona larangan terbang di atas Ukraina. Ini dikatakan menjadi sumber banyaknya warganya tewas karena serangan udara Rusia.
Terbaru, Rusia sendiri mengumumkan gencatan senjata Rabu (9/3/2022) ini. Gencatan senjata sementara itu diberlakukan hanya untuk evakuasi warga sipil dari peperangan. 


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...tentara-khusus