Kaskus

Entertainment

albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Dengan Cara Ini, Indonesia Akan Menjadi Negara Super Power dan Disegani Dunia
Dengan Cara Ini, Indonesia Akan Menjadi Negara Super Power dan Disegani Dunia
Generasi muda, atau kini lebih akrab dengan sapaan milenial, adalah salah satu aset masa depan yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini. Dalam rentang waktu 10-15 tahun kedepan, negara kita akan mengalami surplus penduduk dengan usia produktif, yang mana hal tersebut dapat di maknai ke dalam dua sudut pandang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Jika kebanyakan orang mendengung-dengungkan kondisi tersebut dengan sebutan bonus demografi, maka dalam sudut pandang yang lain kita juga bisa mengistilahkan sebaliknya, beban demografi.

Perspektif diatas bukanlah sebuah pesimisme atau less confidence, tetapi fakta yang terjadi dan kita rasakan bersama-sama saat ini, menunjukan tanda-tanda ke arah tersebut jika kita nantinya tidak dapat mengelola dan potensi yang sangat besar ini dengan baik. Banyak isu-isu krusial yang bisa di jadikan indikator, dua diantaranya adalah pendidikan dan stunting, yang mana isu pemenuhan kebutuhan nutrisi dasar sejak dini akan sangat mempengaruhi perkembangan intelekual individu pada masa-masa selanjutnya (Kita akan bahas ini lebih elaboratif di thread-thread berikutnya). Meski tak secara langsung, kedua hal ini sangat erat kaitannya dengan  persiapan bangsa kita dalam menjelang Indonesia emas 2045, tahun paling berkesan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia sebab pada tahun tersebut, Negara kita akan memasuki usia 100 tahun dalam kemerdekaannya sejak 17 Agustus 1945 lalu.

Tahun ini, 2022 adalah bisa di katakan starting point atau pijakan pertama kita untuk selanjutnya akan diikuti dengan langkah-langkah berikutnya yang dalam perjalanannya tentu memiliki tantangan dan hambatan yang berbeda-beda. Jika langkah yang kita ambil biasa-biasa saja, atau paling tidak kita hanya mengikuti standar yang sudah ada, kekhawatiran akan pengelolaan potensi besar ini dapat tidak maksimal bisa di katakan adalah hal yang niscaya. Betapa tidak, tantangan global berupa pencapaian demi pencapaian negara-negara maju di dunia yang makin lama makin menciptakan jurang kesenjangan yang lebar terhadap negara-negara berkembang, akan menjadikan kita semakin sulit untuk bersaing dan berperan lebih banyak dalam berbagai hal baik ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan dan mungkin saja akan berdampak pada sektor-sektor lain.

Melihat hal tersebut, optimisme saja tidak cukup jika kita ingin melangkah lebih jauh. Di butuhkan gebrakan-gebrakan lain yang lebih visioner dan terukur dengan memanfaatkan kelebihan kita baik dari segi populasi, keanekaragaman budaya, sumber daya alam dan sumber daya manusia itu sendiri. Kita harus punya beberapa faktor yang harus di tanamkan di luar hal-hal teknis, tetapi juga hal-hal fundamental mengenai kemanusiaan itu sendiri misalnya pengembangan diri, etika kemanusiaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan human interest.

Secara fundamental, setidaknya ada 3 faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan kita dalam mengelola potensi di masa depan, di antaranya :

1. Hati Nurani

Hal yang pertama adalah conscience atau hati nurani. Ini bisa di kembangkan dalam banyak sekali konteks, yang paling nyata adalah dalam konteks historis atau sejarah kita.

Pada saat-saat awal kemerdekaan, tokoh pelopor paling menonjol diantara tokoh-tokoh lain pada waktu itu adalah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Tetapi Bung Karno tidak akan berhasil membangun sendi-sendi kokoh bangsa Indonesia jika tidak ditopang, didukung dan dibantu oleh Bung Hatta yang sampai saat ini dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Bung Hatta dalam semangat membangun ekonomi negara kita mengedepankan asas dan semangat gotong-royong, dimana beliau pernah berkata bahwa sanubari bangsa Indonesia itu penuh dengan rasa bersama dan kebersamaan itu dapat dilihat di setiap desa. Hal-hal kecil semacam kerja bakti, arisan sampai kenduri-kenduri adat merupakan sekelumit contoh nyata dari sangat kuatnya rasa kolektivitas tersebut. Semangat gotong-royong ini sangat penting untuk bagaimana kita bisa membuahkan social credit agar kita dapat melakukan sosialisasi dan membangun jejaring agar tentunya produksi dan produktivitas itu semakin meningkat dengan cara yang bijaksana.

Bung Hatta dalam perjuangannya di awal-awal kemerdekaan juga di kenal sebagai sosok yang memperjuangkan kedaulatan bangsa ini. Hal ini terhubung dengan bagaimana kita harus membina hati nurani. Apalagi sekarang, hal yang seringkali kita dengar adalah pembicaraan mengenai perubahan iklim yang berlangsung sangat pesat.

Kita sering mendengar bahwasanya dari awal mula planet Bumi kita ini 4,6 miliar tahun yang lalu sampai sekarang, kita sudah mengemisi karbon dalam jumlah yang besar sekali, lebih dari 1.500 gigaton, yang mana emisi karbon pertahun itu kurang lebih 60-70 gigaton. Bila di kalkusi secara science, jumlah karbon yang tersisakan di planet Bumi ini hanya sekitar 2000-3000 gigaton. Jika kita menggunakan perbandingan tersebut secara tetap dan biasa-biasa saja, tanpa perubahan gaya hidup dan tanpa perubahan energy equation kita, secara matematis kita hanya bisa hidup dan tinggal di Bumi dalam sekitar 50-60 tahun lagi, yang mana itu adalah jarak waktu yang singkat. Dengan pertimbangan tersebut tentunya kita harus segera berbenah dan menghadapi masa depan dengan bijaksana, dengan mengubah gaya hidup dan tidak membodohkan hidup hanya demi kenyamanan saat ini saja. Kita harus bisa menumbuhkan dan memupuk masa depan kita dengan hati nurani agar dapat hidup dengan ramah lingkungan. Dalam kondisi saat ini, rasanya mulai perlu bahkan harus kalangan kita membicarakan hal-hal penting dalam jangka, semisal perubahan iklim, kesejangan sosial dan inklusi keuangan.


2. Kelebaran Wawasan

Atribut berikutnya yang sering di bahas akhir-akhir ini adalah breadth atau kelebaran wawasan. Ini mungkin akan menjadi menimbulkan semacam kontradiksi antara pihak yang mengedepankan pemikiran yang cenderung spesialisasi dengan pihak sebaliknya yang cenderung mendukung generalisasi dan pelebaran wawasan pada beberapa hal.

Hal diatas bukan mengenai benar dan salah, atau penting dan tidak penting, tetapi lebih kepada bagaimana kita bisa memitigasi resiko jangka panjang. Jika seseorang wawasannya lebih luas, dia akan bisa memompa intuisinya lebih dalam dan semakin intuisi itu lebih tajam, lebih banyak, maka itu akan semakin menimbulkan wisdom atau kebijaksanaan. Seterusnya, semakin kita memiliki intuisi atau kebijaksanaan, maka semakin besar peluang untuk memitigasi resiko-resiko secara sistemik ataupun sifatnya jangka panjang.

Secara kongkrit, pilihan-pilihan diatas dapat di terjemahkan kedalam berbagai hal, misalnya kita boleh menggeluti bermacam-macam cabang keilmuan baik teoritis maupun praktis untuk mengetahui berbagai hal. Kita tidak perlu terlalu berfokus lebih cepat kepada satu hal tertentu saja dan memposisikan hal lain sebagai prioritas berikutnya. Dengan melakukan hal ini, tentunya kita akan lebih banyak menerima paparan berupa kegagalan atau bahkan masalah yang kemudian dengan itu kita pada akhirnya akan menjadi lebih matang dan bisa berfokus pada sesuatu yang secara kapasitas bisa kita jalankan. Dengan begitu, nantinya kita akan dapat menyongsong masa depan menjadi lebih baik dan siap secara fundamental.

3. Artikulasi

Atribut atau faktor yang terakhir adalah terkait dengan artikulasi, yang mana secara kongkrit hal ini dimaksudkan dengan bagaimana bangsa ini menciptakan narator-narator yang baik dalam segala hal, mengenai bagaimana kita bisa melihat lebih banyak para story teller mengenai Indonesia yang pada saatnya akan menarasikan kualitas dan potensi bangsa kita bukan hanya di kancah lokal dan regional tetapi juga di dunia internasional agar Indonesia lebih bisa di dengar dan tentunya akan menimbulkan respect dari seluruh dunia.

Hal-hal positif yang sekaligus nilai jual sebagai bangsa yang dapat menjadi narasi misalnya, kita adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, populasi terbesar nomor 4 di dunia, perekonomian terbesar di Asia Tenggara, satu-satunya negara muslim terbesar dan juga moderat di dunia, negara dengan keanekaragaman budaya terbesar di dunia dan masih banyak lagi hal lain yang jika di suarakan oleh narator-narator yang baik tentu saja akan membawa benefit yang besar bagi eksistensi dan keberlangsungan kita sebagai bangsa yang dikenal luas di mata dunia.

Dengan treatmen yang baik dan berkelanjutan, nantinya para narator tersebut akan menjadi calon-calon pemimpin masa depan yang akan mengambil peran yang signifikan dalam peradaban dunia di masa depan. Dalam contoh terkini misalnya, jika saja saat ini Indonesia memiliki narator atau stoty teller yang mumpuni di level pemerintahan, mungkin peran strategisnya akan sangat dibutuhkan untuk menjadi penengah untuk menjembatani konflik-konflik yang terjadi antara Tiongkok dan Amerika dan memberikan masukan yang progresif tentang bagaimana seharusnya masa depan dunia di letakkan.

Melihat peradaban bangsa kita yang sudah berlangsung selama kurang lebih 2000 tahun lamanya, tentu bukan tidak mungkin dengan limpahan populasi yang banyak dalam usia produktif ini dapat kita kelola dan maksimalkan sebagai bahan baku yang penting dan menguntungkan agar kedepan kita bisa berperan lebih banyak dan diperhitungkan sebagai salah satu negara berpengaruh dan strategis. 

Sumber :

https://www.akseleran.co.id/blog/indonesia-emas-2045/

https://youtu.be/EizN5xsNK4g
Diubah oleh albyabby91 02-03-2022 17:28
Bgssusanto88Avatar border
iskrimAvatar border
bian.hazzi588Avatar border
bian.hazzi588 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.4K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan