Rombongan kavaleri Tentara Merah saat Soviet menyerbu Finlandia, 1939

Ketika setengah juta orang Soviet menyerbu Finlandia pada 30 November 1939, Soviet sangat percaya diri bahwa merebut negara itu akan menjadi tugas yang mudah, dan sebagai bentuk hadiah ulang tahun ke-60 untuk pemimpin mereka, Josef Stalin.


Invasi tersebut menimbulkan kegemparan di media massa, karena Finlandia adalah negara netral. Ketika gambar pesawat yang menjatuhkan bom di Finlandia mencapai media, Vyacheslav Molotov, Menteri Luar Negeri Soviet, mengklaim bahwa mereka menjatuhkan makanan dan persediaan, bukan bom.

Terlepas dari kekuatan Soviet, orang Finlandia memiliki senjata yang tidak akan pernah dimiliki tentara merah, yakni Simo Häyhä, "White Death".

Simo Häyhä saat berkamuflase saat musim dingin, 194

Simo Häyhä diyakini telah membunuh 542 tentara Soviet selama Perang Musim Dingin dan dianggap sebagai penembak jitu paling mematikan dalam sejarah, tulis laman Forces. Simo Häyhä hanya menggunakan senapan kuno, senjata sederhana dibandingkan dengan senjata Soviet.

Häyhä memiliki senapan M/28-30 bertahun-tahun sebelum perang, dan dia menikmati keandalannya. Senapan itu bahkan tidak memiliki penglihatan teleskopik. Dia juga menyadari bahwa suhu dingin yang mencapai hingga -20 derajat celcius di Finlandia, mempengaruhi efektivitas senjatanya sehingga dia harus berhati-hati dalam melakukan perawatan.

Sumber

Tapi kali ini kita tidak akan membahas Simo Häyhä, melainkan isu panas yang terjadi saat ini yaitu invasi Rusia terhadap Ukraina. Selang waktu 82 tahun setelah invasi Soviet, penerusnya yakni Federasi Rusia berulah lagi dengan menyerbu Ukraina. Dimulai dari aneksasi Crimea dan sekarang kabarnya sudah merangsak masuk ke dalam jantung Ukraina, Kyiv. 

Di atas kertas, militer Rusia jelas menang jauh baik secara teknologi maupun manpower. Nah, yang menarik di sini Häyhä seolah bereinkarnasi di dalam wujud pasukan negara kelahiran Andriy Shevchenko itu. Namun bukan dalam bentuk penembak jitu, melainkan pilot pesawat jet tempur.

Pilot yang belum diketahui namanya itu dijuluki oleh netizen sebagai Ghost of Kyiv, alias Hantu dari Kiev. Tidak tanggung - tanggung, kelincahan pilot satu ini memakan korban 6 ekor burung besi Rusia: dua Su-35, dua Su-25, satu Su-27, dan satu MiG-29M.

Kemiripan Häyhä dengan Ghost of Kyiv yaitu sama - sama menggunakan barang kuno. Siapa sangka Su-35 alias Flanker E yang katanya bisa menandingi F35 bisa diterkam oleh Mig-29? Anda tidak salah baca, Ghost of Kyiv hanya menggunakan pesawat era perang dingin untuk menjatuhkan 6 ekor jet Rusia!

Ghost of Kyiv memang masih sebatas rumor, belum terkonfirmasi kebenarannya. Namun pesawat - pesawat Rusia yang berjatuhan di tanah Ukraina memang benar adanya. Beberapa pasukan Putin juga berhasil ditawan. Soal siapa menang siapa kalah, saya tidak peduli. Hanya ingin mengingatkan kepada Pakde Vladimir, jangan anggap remeh negara lain. Takutnya kejadian di Jepang, Finlandia, & Afghanistan bisa terulang, hehe. Salam damai