- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menyoal Pemerkosaan di Metaverse yang Menggelisahkan


TS
khu.lung
Menyoal Pemerkosaan di Metaverse yang Menggelisahkan
Jakarta -
Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja, dan ternyata juga ada di jagat virtual reality 3 Dimensi, yang sekarang populer disebut metaverse. Bahkan sudah ada yang mengalaminya dan hal ini menimbulkan keresahan tersendiri.
Nina Jane Patel, seorang psikolog yang menggelar penelitian di metaverse, mengaku mengalami pemerkosaan di metaverse pada bulan Desember kemarin. Ia berkisah pengalamannya itu seperti nyata.
"Karena virtual reality didesain senyata mungkin, maka hal ini mirip dengan mengundang seseorang ke ruang tamu Anda, jadi pelecehan itu rasanya lebih parah daripada yang dirasakan di platform media sosial," kata dia seperti dikutip detikINET dari Independent, Selasa (22/2/2022).
Baca juga:
Ubah Julukan Karyawan Meta Jadi Metamates, Zuckerberg Malah Diejek
Insiden terjadi di platform metaverse Horizon Venues yang dikembangkan Facebook. "Hanya 60 menit setelah gabung, saya dilecehkan verbal dan seksual. Tiga atau empat avatar pria, dengan suara pria, memerkosa avatar saya dan memotretnya. Saat saya mencoba menjauh mereka berteriak, jangan pura-pura tidak menikmatinya," kisahnya.
Dia menyebut sudah ada beberapa wanita yang mengalaminya. "Pelecehan seksual dan kekerasan adalah masalah besar di metaverse dalam kondisinya sekarang. Beberapa wanita mengatakan mereka juga mengalami pelecehan seks di sana," tambahnya.
Dia menyebut metaverse harus benar-benar bebas dari bahaya semacam itu. Pihak Meta sendiri sudah menanggapinya dan berjanji melakukan berbagai langkah pencegahan.
"Kami menyesal mendengar hal ini terjadi. Kami ingin semua orang di Horizon Venues memiliki pengalaman yang positif, menemukan fitur keamanan dengan mudah yang bisa membantu dalam situasi seperti ini -- dan membantu kami menyelidiki dan mengambil tindakan," kata Meta saat itu.
Di pihak lain, riset dari Centre for Countering Digital Hate menyebut terjadi banyak pelanggaran di metaverse. Penguna di bawah umur ada yang dilecehkan, ada wanita yang dibuntuti dan dihina oleh dua pria dan beberapa insiden lagi.
Meta pun diharapkan segera mengambil langkah-langkah tegas, misalnya jangan sampai ada anak di bawah umur yang menggunakan platformnya.
Baca juga:
Antara Meta, Metaverse, dan Blockchain, Apa Bedanya?
"Ada beberapa contoh di mana user mengancam memerkosa user lain. Ada yang mengancam berulangkali. Ada pula user yang agresif meminta kontak dari user lain, bahkan pada user yang mengaku di bawah umur. Biasanya, dilakukan oleh pria ke wanita," kata Callum Hood, direktur riset lembaga itu.
"Jika Meta tidak menanggapi isu itu dengan serius, permasalahannya akan memburuk. Sudah ada orang-orang yang memanfaatkan peluang baru di metaverse dan virtual reality untuk melecehkan orang dan menyebarkan kebencian," pungkasnya.
news
pemerkosaan virtual
Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja, dan ternyata juga ada di jagat virtual reality 3 Dimensi, yang sekarang populer disebut metaverse. Bahkan sudah ada yang mengalaminya dan hal ini menimbulkan keresahan tersendiri.
Nina Jane Patel, seorang psikolog yang menggelar penelitian di metaverse, mengaku mengalami pemerkosaan di metaverse pada bulan Desember kemarin. Ia berkisah pengalamannya itu seperti nyata.
"Karena virtual reality didesain senyata mungkin, maka hal ini mirip dengan mengundang seseorang ke ruang tamu Anda, jadi pelecehan itu rasanya lebih parah daripada yang dirasakan di platform media sosial," kata dia seperti dikutip detikINET dari Independent, Selasa (22/2/2022).
Baca juga:
Ubah Julukan Karyawan Meta Jadi Metamates, Zuckerberg Malah Diejek
Insiden terjadi di platform metaverse Horizon Venues yang dikembangkan Facebook. "Hanya 60 menit setelah gabung, saya dilecehkan verbal dan seksual. Tiga atau empat avatar pria, dengan suara pria, memerkosa avatar saya dan memotretnya. Saat saya mencoba menjauh mereka berteriak, jangan pura-pura tidak menikmatinya," kisahnya.
Dia menyebut sudah ada beberapa wanita yang mengalaminya. "Pelecehan seksual dan kekerasan adalah masalah besar di metaverse dalam kondisinya sekarang. Beberapa wanita mengatakan mereka juga mengalami pelecehan seks di sana," tambahnya.
Dia menyebut metaverse harus benar-benar bebas dari bahaya semacam itu. Pihak Meta sendiri sudah menanggapinya dan berjanji melakukan berbagai langkah pencegahan.
"Kami menyesal mendengar hal ini terjadi. Kami ingin semua orang di Horizon Venues memiliki pengalaman yang positif, menemukan fitur keamanan dengan mudah yang bisa membantu dalam situasi seperti ini -- dan membantu kami menyelidiki dan mengambil tindakan," kata Meta saat itu.
Di pihak lain, riset dari Centre for Countering Digital Hate menyebut terjadi banyak pelanggaran di metaverse. Penguna di bawah umur ada yang dilecehkan, ada wanita yang dibuntuti dan dihina oleh dua pria dan beberapa insiden lagi.
Meta pun diharapkan segera mengambil langkah-langkah tegas, misalnya jangan sampai ada anak di bawah umur yang menggunakan platformnya.
Baca juga:
Antara Meta, Metaverse, dan Blockchain, Apa Bedanya?
"Ada beberapa contoh di mana user mengancam memerkosa user lain. Ada yang mengancam berulangkali. Ada pula user yang agresif meminta kontak dari user lain, bahkan pada user yang mengaku di bawah umur. Biasanya, dilakukan oleh pria ke wanita," kata Callum Hood, direktur riset lembaga itu.
"Jika Meta tidak menanggapi isu itu dengan serius, permasalahannya akan memburuk. Sudah ada orang-orang yang memanfaatkan peluang baru di metaverse dan virtual reality untuk melecehkan orang dan menyebarkan kebencian," pungkasnya.
news
pemerkosaan virtual







areszzjay dan 4 lainnya memberi reputasi
-5
1.3K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan