- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cerita Para Pejuang Tangguh, Mengais Rejeki Dari Sedotan Tinja


TS
albyabby91
Cerita Para Pejuang Tangguh, Mengais Rejeki Dari Sedotan Tinja
Cerita Para Pejuang Tangguh, Mengais Rejeki Dari Sedotan Tinja

Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali profesi atau pekerjaan yang di lakoni manusia untuk kelangsungan hidupnya. Mulai dari tingkatan yang dianggap sangat elit dan mulia, sampai level yang dianggap hina dan kotor. Semua hal tersebut adalah bentuk perjuangan demi mempertahankan hidup yang di lakoni oleh manusia yang berasal dari kreativitas dan kecenderungan berpikir yang terjadi secara alami dan naluriah. Manusia adalah makhluk yang di lengkapi dengan sensitifitas bertahan hidup yang kuat sejak awal, bahkan ciri-ciri itu telah nampak sejak masih bayi. Seorang bayi akan berusaha mencari air susu ibunya dan menangis meraung-raung jika dia mulai merasakan lapar dan baru berhenti menangis jika telah di susui oleh ibunya. Keadaan sedemikian kemudian berlangsung hingga dewasa, dan naluri bertahan hidup itu semakin kuat seiring dengan bertumbuhnya tuntutan kondisi lingkungan sosial dan ekonomi yang di alaminya. Naluri bertahan hidup selalu di pengaruhi oleh lingkungan di mana seseorang itu berada. Naluri bertahan hidup seseorang yang tinggal dan bersosialisasi di daerah perkotaan akan cenderung lebih kuat di bandingkan dengan mereka yang tinggal di pedesaan. Hal itu juga yang kemudian pada ujungnya akan berpengaruh terhadap tingkat kreativitas dan daya juang seseorang dalam menjalani hidupnya sehari-hari.
Adalah Yusuf, seorang pemuda yang sejak tahun 2005 melakoni profesi sebagai pengemudi mobil penyedot tinja. Banyak suka duka yang dialaminya saat melakoni pekerjaan yang oleh sebagian orang dianggap kotor dan menjijikan itu. Awalnya dia tidak secara langsung menjalani profesi ini dan hanya mengikuti seorang teman yang mengajaknya bermain dan keliling kota saja mengikuti temannya yang sudah lebih awal melakoni profesi itu dan hanya sesekali saja dia ikut membantu. Yusuf tidak merasa jijik meskipun menyedot kotoran manusia itu adalah sesuatu yang baru di saja kerjakannya. Bahkan ada kejadian dia ikut terkena siraman tinja saat menyambungkan selang atau saat sedang berjalan merentangkan selang bahkan sampai masuk kedalam mulutnya. Dia mengatakan hal tersebut biasa dan sering terjadi dan sudah merupakan konsekuensi yang harus di alami saat bekerja.
Ada lagi Rudi, usianya 43 tahun dan sudah sekitar 15 tahun bekerja sebagai tukang sedot WC. Sama seperti yang dialami oleh Yusuf, Rudi juga sudah kerap kali terkena semprotan tinja yang berasal dari selang saat bekerja. "Enak loh rasanya bang, kayak nano-nano" ujar Rudi dengan nada bercanda. Kadang pada saat sedang makan, Rudi membayangkan kotoran yang telah di sedotnya, tetapi itu tidak mempengaruhi selera makannya. Rudi juga mengaku menikmati pekerjaan yang di lakoninya itu dan mengaku tidak pernah menderita sakit sebab pekerjaanya menyedot tinja itu.
Berdasarkan pengalamannya, baik Rudi maupun Yusuf menceritakan banyak sekali kejadian unik yang dialami oleh mereka saat bekerja. Kotoran-kotoran yang ikut tersedot pun beraneka ragam mulai dari pembalut wanita, alat kontrasepsi, kotoran kering, mainan anak-anak, pasta gigi, peralatan mandi, sampai koin-koin uang logam dan alat makan seperti sendok. Namun ada satu hal aneh dan cukup mengagetkan dialami oleh Yusuf saat sedang bekerja menyedot tinja, dia pernah menemukan kepala manusia yang ikut tersedot dari dalam WC. Ceritanya, pada saat itu Yusuf dan kawan-kawannya sedang menyedot septi tank yang sudah berusia tua. Tiba-tiba saja sedotan dari selang penyedotnya mampet dan seperti tersangkut. Setelah diangkat, benda di dalam selang itu tidak bisa di keluarkan. Mereka lalu merobek selang itu dan setelah diangkat ternyata yang mereka temukan adalah tengorak kepala manusia yang nampaknya telah lama terkubur di dalam jamban itu.
Yusuf dan Rudi kemudian menjelaskan bagaimana mereka bekerja dan durasi waktu yang mereka perlukan untuk proses penyedotan itu. Berdasarkan pengalamannya, dia membutuhkan waktu selama lebih kurang satu sampai dua jam untuk proses penyedotan. Kesulitan yang mereka alami saat penyedotan juga tidak terlalu banyak, kecuali jika mereka menemukan tinja yang sudah mengering atau kotoran yang sudah sangat lama misalnya pada septi tank yang sudah berusia 10 hingga 15 tahun. Untuk menyiasati dan memudahkan hal tersebut, di perlukan orang untuk melakukan penggalian langsung ke dalam septi tank. Menurut Yusuf, standar penyedotan yang baik itu adalah minimal di lakukan 1 atau 2 tahun sekali agar tidak terjadi pemadatan atau penyumbatan terhadap selang dan itu menyebabkan sulit untuk melakukan penyedotan hingga keatas. hal tersebut juga akan membantu pemilik rumah agar merasa nyaman saat menggunakan WC dan menghindari penyumbatan pada saluran pembuangan yang menyebabkan penumpukan dan kotoran sulit untuk di siram.
Rudi dan Yusuf juga menjelaskan penyebab kejadian beberapa kasus meledaknya septi tank saat penyedotan. Menurutnya hal itu merupakan kesalahan yang di lakukan oleh orang yang melakukan penyedotan itu sendiri. Septi tank mengandung gas yang mudah meledak dan untuk memastikan tidak akan terjadi ledakan, para penyedot harus memeriksanya menggunakan senter. Kesalahan yang kerap terjadi adalah jika memeriksa kondisi septi tank menggunakan api yang di bakar melalui kertas koran dan di masukan kedalam sehingga gas yang terkena kobaran api tersebut kemudian meledak. Menurut mereka, penyedot yang meninggal saat kecelakaan itu bukan di sebabkan oleh ledakan gas, tetapi biasanya karena tertimpa cor beton yang ikut berserakan saat terjadi ledakan. Cara yang paling efektif dan efisien untuk memastikan kebersihan septi tank menurut mereka adalah dengan memasukan bambu hingga ke dasarnya. Dengan cara itu, memastikan kebersihan septi tank dapat di lakukan dengan mudah dan kecelakaan akibat ledakan gas dapat di hindari.
Mengenai tarif dalam mengerjakan penyedotan WC, Rudi dan Yusuf mendapatkan bayaran rata-rata sebesar Rp. 450.000, untuk melancarkan saluran air bisa berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 1.500.000 dan untuk pengurasan septi tank hingga bersih bisa mencapai sampai dengan Rp. 4.000.000. Jika mendapat orderan yang banyak, pendapatan mereka bisa mencapai kisaran 35 juta Rupiah dengan durasi waktu bekerja selama 3 hari 3 malam, sebuah pendapatan yang tidak main-main dan berjumlah sangat besar.
Rudi dan Yusuf adalah dua sosok pekerja yang sangat gigih dan tidak pernah mempermasalahkan profesi yang di lakoninya. Selama mereka mampu dan senang mengerjakannya, selama itu pula mereka akan terus bekerja dan menjalani profesinya dengan tekun. " selama kita masih bisa berak, kita masih di butuhkan. Kecuali orang udah gak berak, nah menyerah dah saya" Sahut Rudi diiringi gelak tawa.
Sumber :

Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali profesi atau pekerjaan yang di lakoni manusia untuk kelangsungan hidupnya. Mulai dari tingkatan yang dianggap sangat elit dan mulia, sampai level yang dianggap hina dan kotor. Semua hal tersebut adalah bentuk perjuangan demi mempertahankan hidup yang di lakoni oleh manusia yang berasal dari kreativitas dan kecenderungan berpikir yang terjadi secara alami dan naluriah. Manusia adalah makhluk yang di lengkapi dengan sensitifitas bertahan hidup yang kuat sejak awal, bahkan ciri-ciri itu telah nampak sejak masih bayi. Seorang bayi akan berusaha mencari air susu ibunya dan menangis meraung-raung jika dia mulai merasakan lapar dan baru berhenti menangis jika telah di susui oleh ibunya. Keadaan sedemikian kemudian berlangsung hingga dewasa, dan naluri bertahan hidup itu semakin kuat seiring dengan bertumbuhnya tuntutan kondisi lingkungan sosial dan ekonomi yang di alaminya. Naluri bertahan hidup selalu di pengaruhi oleh lingkungan di mana seseorang itu berada. Naluri bertahan hidup seseorang yang tinggal dan bersosialisasi di daerah perkotaan akan cenderung lebih kuat di bandingkan dengan mereka yang tinggal di pedesaan. Hal itu juga yang kemudian pada ujungnya akan berpengaruh terhadap tingkat kreativitas dan daya juang seseorang dalam menjalani hidupnya sehari-hari.
Adalah Yusuf, seorang pemuda yang sejak tahun 2005 melakoni profesi sebagai pengemudi mobil penyedot tinja. Banyak suka duka yang dialaminya saat melakoni pekerjaan yang oleh sebagian orang dianggap kotor dan menjijikan itu. Awalnya dia tidak secara langsung menjalani profesi ini dan hanya mengikuti seorang teman yang mengajaknya bermain dan keliling kota saja mengikuti temannya yang sudah lebih awal melakoni profesi itu dan hanya sesekali saja dia ikut membantu. Yusuf tidak merasa jijik meskipun menyedot kotoran manusia itu adalah sesuatu yang baru di saja kerjakannya. Bahkan ada kejadian dia ikut terkena siraman tinja saat menyambungkan selang atau saat sedang berjalan merentangkan selang bahkan sampai masuk kedalam mulutnya. Dia mengatakan hal tersebut biasa dan sering terjadi dan sudah merupakan konsekuensi yang harus di alami saat bekerja.
Ada lagi Rudi, usianya 43 tahun dan sudah sekitar 15 tahun bekerja sebagai tukang sedot WC. Sama seperti yang dialami oleh Yusuf, Rudi juga sudah kerap kali terkena semprotan tinja yang berasal dari selang saat bekerja. "Enak loh rasanya bang, kayak nano-nano" ujar Rudi dengan nada bercanda. Kadang pada saat sedang makan, Rudi membayangkan kotoran yang telah di sedotnya, tetapi itu tidak mempengaruhi selera makannya. Rudi juga mengaku menikmati pekerjaan yang di lakoninya itu dan mengaku tidak pernah menderita sakit sebab pekerjaanya menyedot tinja itu.
Berdasarkan pengalamannya, baik Rudi maupun Yusuf menceritakan banyak sekali kejadian unik yang dialami oleh mereka saat bekerja. Kotoran-kotoran yang ikut tersedot pun beraneka ragam mulai dari pembalut wanita, alat kontrasepsi, kotoran kering, mainan anak-anak, pasta gigi, peralatan mandi, sampai koin-koin uang logam dan alat makan seperti sendok. Namun ada satu hal aneh dan cukup mengagetkan dialami oleh Yusuf saat sedang bekerja menyedot tinja, dia pernah menemukan kepala manusia yang ikut tersedot dari dalam WC. Ceritanya, pada saat itu Yusuf dan kawan-kawannya sedang menyedot septi tank yang sudah berusia tua. Tiba-tiba saja sedotan dari selang penyedotnya mampet dan seperti tersangkut. Setelah diangkat, benda di dalam selang itu tidak bisa di keluarkan. Mereka lalu merobek selang itu dan setelah diangkat ternyata yang mereka temukan adalah tengorak kepala manusia yang nampaknya telah lama terkubur di dalam jamban itu.
Yusuf dan Rudi kemudian menjelaskan bagaimana mereka bekerja dan durasi waktu yang mereka perlukan untuk proses penyedotan itu. Berdasarkan pengalamannya, dia membutuhkan waktu selama lebih kurang satu sampai dua jam untuk proses penyedotan. Kesulitan yang mereka alami saat penyedotan juga tidak terlalu banyak, kecuali jika mereka menemukan tinja yang sudah mengering atau kotoran yang sudah sangat lama misalnya pada septi tank yang sudah berusia 10 hingga 15 tahun. Untuk menyiasati dan memudahkan hal tersebut, di perlukan orang untuk melakukan penggalian langsung ke dalam septi tank. Menurut Yusuf, standar penyedotan yang baik itu adalah minimal di lakukan 1 atau 2 tahun sekali agar tidak terjadi pemadatan atau penyumbatan terhadap selang dan itu menyebabkan sulit untuk melakukan penyedotan hingga keatas. hal tersebut juga akan membantu pemilik rumah agar merasa nyaman saat menggunakan WC dan menghindari penyumbatan pada saluran pembuangan yang menyebabkan penumpukan dan kotoran sulit untuk di siram.
Rudi dan Yusuf juga menjelaskan penyebab kejadian beberapa kasus meledaknya septi tank saat penyedotan. Menurutnya hal itu merupakan kesalahan yang di lakukan oleh orang yang melakukan penyedotan itu sendiri. Septi tank mengandung gas yang mudah meledak dan untuk memastikan tidak akan terjadi ledakan, para penyedot harus memeriksanya menggunakan senter. Kesalahan yang kerap terjadi adalah jika memeriksa kondisi septi tank menggunakan api yang di bakar melalui kertas koran dan di masukan kedalam sehingga gas yang terkena kobaran api tersebut kemudian meledak. Menurut mereka, penyedot yang meninggal saat kecelakaan itu bukan di sebabkan oleh ledakan gas, tetapi biasanya karena tertimpa cor beton yang ikut berserakan saat terjadi ledakan. Cara yang paling efektif dan efisien untuk memastikan kebersihan septi tank menurut mereka adalah dengan memasukan bambu hingga ke dasarnya. Dengan cara itu, memastikan kebersihan septi tank dapat di lakukan dengan mudah dan kecelakaan akibat ledakan gas dapat di hindari.
Mengenai tarif dalam mengerjakan penyedotan WC, Rudi dan Yusuf mendapatkan bayaran rata-rata sebesar Rp. 450.000, untuk melancarkan saluran air bisa berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 1.500.000 dan untuk pengurasan septi tank hingga bersih bisa mencapai sampai dengan Rp. 4.000.000. Jika mendapat orderan yang banyak, pendapatan mereka bisa mencapai kisaran 35 juta Rupiah dengan durasi waktu bekerja selama 3 hari 3 malam, sebuah pendapatan yang tidak main-main dan berjumlah sangat besar.
Rudi dan Yusuf adalah dua sosok pekerja yang sangat gigih dan tidak pernah mempermasalahkan profesi yang di lakoninya. Selama mereka mampu dan senang mengerjakannya, selama itu pula mereka akan terus bekerja dan menjalani profesinya dengan tekun. " selama kita masih bisa berak, kita masih di butuhkan. Kecuali orang udah gak berak, nah menyerah dah saya" Sahut Rudi diiringi gelak tawa.
Sumber :





spay21 dan marwangroove920 memberi reputasi
2
644
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan