Mamat Alkatirie : Tentang Cinta, Pejuang Papua Hingga Ramuan Kejantanan Pria.

Mendengar nama Mamat Alkatirie tentunya sudah sangat familiar di telinga aganers semua bukan? Popularitas Pelawak asal Indonesia Timur itu awal mula melejit lewat ajang pencarian bakat stand up comedy Indonesia (SUCI) season   yang di selenggarakan oleh salah satu stasiun televisi swasta, Kompas TV. Selain di kenal kocak dan blak-blakan dalam penampilannya di atas panggung, Mamat yang juga punya darah moyang dari Arab itu adalah seorang kritikus yang cukup berani dan terbuka dalam menyuarakan aspirasi masyarakat bawah yang termarjinalkan, utamanya masyarakat daerah asalnya, Papua. Isu kesetaraan dalam segala hal selalu di masukkan dalam setiap materi yang di bawakannya diatas panggung. Mulai dari isu politik, ekonomi, sosial budaya sampai pada isu-isu rasial yang sebenarnya cukup sensitif itu. Selain terkenal cukup cerdas dalam mengemas cara komunikasi dengan para audiens, Namun Mamat terkadang sangat emosional dan menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran bagi rekan-rekannya sesama komika.

Dalam sebuah acara tanya - jawab santai yang di tayangan oleh akun Youtube Tema Indonesia, sebuah akun yang di garap dan pandu oleh dua orang komika Indonesia Rigen Rakelna dan Indra Jegel, Mamat secara terbuka dan eksklusif menceritakan tentang dirinya dan perjalanan cinta nya yang sempat kandas dengan seorang wanita asal Aceh. Jalinan kasih itu harus di akhirinya kini setelah berpacaran sejak bulan September 2017 lalu karena tidak mendapatkan restu dari orang tua sang kekasih. Awalnya, Mamat mencoba kembali membangun komunikasi dengan sang pacar tetapi dia mengalami kesulitan karena semua kontak dengannya sudah di putuskan, mulai dari Whatsapp, Instagram sampai nomor handphone nya pun di ganti. Bahkan di saat-saat terakhir Mamat memutuskan untuk menghubungi kekasihnya itu lewat email pribadinya tetapi gagal juga. Dan yang menyakitkan lagi adalah, Mamat secara tiba-tiba dan tanpa konfirmasi terlebih dahulu di tinggal nikah oleh kekasihnya itu. Mamat kemudian menceritakan awal mula kejadian itu hingga dia benar-benar kehilangan kontak dengan mantan kekasihnya.

"Jadi pas pulang dari haji itu aku coba ketemuin dengan ibuku. Pas di Makassar nih, aku bawa dia ke sana. Kalau wilayah Timur kan embarkasi (haji) nya di Makassar. Jadi turun di Makassar baru kemudian nyebar" Ujar Mamat yang diikuti canda dari Indra Jegel dan Rigen. Mamat kemudian mempertemukan sang kekasih dengan ibu dan neneknya dan nampaknya mereka berdua menyetujui hubungannya dengan wanita asal Aceh yang di rahasiakan identitasnya oleh Mamat itu. Tapi apa hendak di kata, hubungan itu akhirnya tak bisa berlanjut sebab tidak adanya restu dari orang tua dan pihak keluarga wanita. Mamat juga mengakui dirinya adalah tipikal orang yang cuek dan kurang bagus dalam berkomunikasi. Hal itu juga yang kemudian menjadi penyebab dari kekusutan hubungan asmaranya. Kejadian itu kemudian di jadikan pelajaran berharga yang membuat Mamat kini lebih memperbaiki diri dalam hal komunikasi. Kini dia pun telah Move on dan mulai membuka diri untuk menerima kehadiran sosok wanita baru dalam hidupnya. Dan kabarnya, kini dia telah mulai menjalin hubungan lagi dengan seorang wanita yang tidak dia sebutkan identitasnya itu.

Selanjutnya Mamat juga membahas mengenai kondisi Papua, tempat dari mana dia berasal dan tumbuh besar. Mamat pernah di undang dalam sebuah acara televisi swasta nasional untuk kemudian menyampaikan aspirasi terkait dengan kondisi pergolakan dalam masyarakat Papua akibat tindakan separatisme yang di lakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang makin merajalela meneror bahkan membunuh masyarakat sipil yang tidak bersalah. Rigen dan Indra kemudian bertanya tentang bagaimana sebenarnya kondisi keseharian yang berlangsung di Papua. Mamat memberi penjelasan bahwa keadaan masyarakat Papua itu sangat dinamis, seperti umumnya masyarakat lain di Indonesia. Banyak hal yang terjadi di sana dan merupakan hal yang lumrah dan juga terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia. Memang ada tempat-tempat tertentu yang dianggap sebagi daerah yang sangat rawan untuk terjadinya konflik, namun hal tersebut tidak serta merta terjadi dan biasanya konflik-konflik itu bermunculan akibat isu-isu kontroversial yang di bangun dan di framing oleh pihak-pihak tertentu yang kemudian memicu terjadinya gejolak dan kekisruhan. Dia juga menyoroti streotype yang menyatakan bahwa kebebasan berpendapat orang Papua dalam menyampaikan aspirasi itu selalu dianggap negatif dan dengan mudah di labeli dengan isu-isu separatisme atau pemberontakan melawan pemerintah. Setiap ada kejadian kriminal berupa pembunuhan atau kekerasan di Papua, media-media selalu mengaitkan itu sebagai tindakan atau kejadian yang berbeda dengan daerah lain dan menganggap orang Papua itu kejam dan mengerikan. Hanya saja, Mamat menjelaskan bahwa pemicu utama gesekan sosial di Papua memang lebih banyak di sebabkan oleh isu-isu politik dan ekonomi, terutama soal kesenjangan ekonomi dan kesetaraan pelayanan publik. Menurut Mamat lagi, yang diinginkan oleh masyarakat Papua itu sebenarnya sangat sederhana yaitu sesuatu yang terjadi di sana harus di informasikan secara terbuka seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat Indonesia sehingga tidak menimbulkan multiinterpretasi di kalangan publik dan masyarakat awam. Jika memang terjadi suatu pelanggaran dan itu misalnya masuk dalam kategori pelanggaran HAM, maka semua harus di usut dan informasinya di buka seluas-luasnya kepada publik supaya masalahnya dapat terang-benderang di identifikasi dan di selesaikan secara jujur tanpa intrik-intrik yang menyudutkan masyarakat Papua itu sendiri.

Dalam kesempatan itu juga Rigen dan Indra kemudian menanyakan tentang beberapa hal mengenai adanya ramuan-ramuan tradisional Papua yang terkenal bisa membantu meningkatkan vitalitas dan kejantanan organ vital pria. Pembicaraan dimulai dari minyak lintah papua dan daun bungkus Papua yang sangat terkenal kononnya bisa meningkatkan ukuran  alat kelamin pria dan menambah durasi dalam sebuah hubungan seksual.

"Bukan minyak lintah Papua sih, tapi itu lintah-lintah aja. Biasnya lintah yang warnanya hitam itu lebih berminyak. Minyak memperpanjang (alat kelamin pria)" ujar Mamat. Mamat kemudian menjelaskan cara penggunaan minyak lintah Papua yaitu dengan cara di oleskan pada bagian alat kelamin dan di urut. Menurut pengalaman Mamat yang pernah menanyakan hal itu pada seseorang yang ahli, bahwa sebenarnya faktor utama untuk memperpanjang ukuran itu tidak terletak pada penggunaan minyak lintah saja, tetapi secara ilmiah alat vital adalah organ yang tidak memiliki tulang dan di kelilingi oleh pembuluh darah di seluruh bagiannya. Akibat dari pijatan atau di urut itu kemudian membuat pembuluh darah di sekitarnya menjadi membesar dan hal itu juga membuat peredaran darah di bagian alat vital menjadi lancar dan secara ukuran juga akan berubah menjadi lebih panjang. "Jadi menurutku, bagaimana mengurutnya, dengan minyak mungkin supaya licin aja gitu. Biar cepat aja gitu" Sambung Mamat. Tentang daun bungkus Papua yang sempat di perkenal pada komika lain, Pandji Pragiwaksono itu, pada prinsipnya memiliki cara kerja yang sama dengan minyak lintah. Daun bungkus Papua adalah tumbuhan yang menghasilkan panas dan dapat meresap ke dalam pembuluh darah alat kelamin pria dan menyebabkan pembuluh darahnya membesar dan hal itu kemudian diikuti oleh pembesaran alat kelamin secara fisik. Cara penggunaan daun bungkus itu adalah dengan di tumbuk hingga halus dan di campurkan dengan minyak kelapa asli atau minyak kelapa kampung dan di tempelkan keseluruh bagian alat kelamin pria lalu di bungkus dengan perban atau daun yang masih utuh dan diikat. Karena rasanya sangat panas, maka saat penggunaan harus di ikuti dengan mengipasnya untuk mengurangi panas tersebut. Biasanya, khasiat daun bungkus tersebut mulai nampak saat panasnya mulai menghilang.

Menutup percakapan itu Mamat kemudian menyampaikan bahwa saat ini dia bersama Ari Kriting sedang membuat sebuah projek penulisan film bergenre romance yang berawal dan terinspirasi oleh keresahan pribadinya.

Sumber :
https://kuyou.id/homepage/read/24835...nner-up-suci-7