- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kebuntuan Spritual dan Upacara Membangkitkan Arwah Melalui Tarian Lilin.


TS
albyabby91
Kebuntuan Spritual dan Upacara Membangkitkan Arwah Melalui Tarian Lilin.
Kebuntuan Spritual dan Upacara Membangkitkan Arwah Melalui Tarian Lilin.
Di belahan bumi ini, ada banyak sekali ritual-ritual tradisional yang sangat unik dan terkesan ekstrim. Hal tersebut berkaitan dengan tradisi dan budaya para leluhur di zaman peradaban masa lalu yang memiliki kekayaan yang hingga kini masih tetap di lestarikan. Kedatangan agama-agama yang relatif masif di seluruh dunia tidak mempengaruhi keunikan tersebut. Bahkan, dengan kemampuan kreatifitas yang di milikinya, manusia-manusia di berbagai daerah di dunia mampu mengolaborasikan simbol-simbol tradisional yang telah jauh mengakar di kalangan sosial mereka dengan simbol-simbol ritual yang berasal dari agama. Hal tersebut terjadi karena faktor kejenuhan masyarakat modern akibat tekanan politik dan ekonomi yang semakin tak terkendali dan menyebabkan orang-orang mencari ketenangan spritual untuk menyeimbangkan hidup. Salah satunya terjadi di Venezuela, sebuah negara di kawasan Latin Amerika.
Dalam sebuah liputan khusus yang di gelar oleh Vice International, inilah Baile en Candella, salah satu upacara yang sangat penting bagi Maria Lionzeros, penganut salah satu agama tradisional di Venezuela yang menggabungkan ajaran Katholik, agama etnik dan agama tradisional Afrika.
Upacara yang di gelar dengan nama "Venezuela Mountain of Spirit" atau dalam Bahasa Indonesia, Gunung Arwah Venezuela, sebuah upacara tradisional yang di gelas setahun sekali dengan tujuan untuk memanggil arwah-arwah orang yang sudah meninggal dan berkomunikasi dengan mereka untuk mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan kepada masyarakat. Salah satu gunung yang terkenal sebagai gunung arwah di Venezuela adalah gunung Sorte. Lalu apa latar belakang yang membuat masyarakat Venezuela antusias untuk mengikuti acara ini?
Pada tahun 2014, negara Venezuela di landa oleh krisis ekonomi yang sangat dahsyat hingga berdampak luas menjadi sebuah kemerosotan sosial akibat turunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Banyak aksi-aksi sosial yang awalnya biasa kemudian meledak menjadi sebuah kerusuhan yang menyebabkan huru-hara di mana-mana. Kejadian tersebut diikuti oleh tindakan-tindakan deskruktif yang merugikan. Di tambah lagi pergolakan politik luar negeri Venezuela yang konfrontatif terhadap Amerika Serikat hingga puncaknya pada 2017, pemerintahan presiden Nicolas Maduro membawa negaranya ke dalam inflasi yang terus melambung tinggi. Ekonomi negara yang awalnya relatif stabil dan masyarakat berada dalam kondisi makmur, kini berubah menjadi salah satu yang terburuk di banding negara-negara lain di sekitarnya. Melihat hal ini, menjelang tibanya waktu pemilihan umum, sekelompok masyarakat Venezuela lalu berinisiatif menggelar upacara yang di namakan "woodstock spritualisme", sebuah upacara dengan maksud berkumpul untuk memanggil arwah-arwah di sebuah gunung yang mereka percayai sebagai tempat berkumpulnya para arwah.
Baile en Candela (Menari dengan lilin) adalah bagian ritual terpenting bagi Maria Lionzeros, sekelompok orang yang mendasarkan keyakinannya pada tradisi Afrika, Spanyol dan pribumi tradisional di sana. Keyakinan tersebut di bangun dari konsep bahwa dengan memanjatkan doa, arwah akan datang dan memasuki raga dari kelompok kultus tersebut dan setiap tanggal 20 Oktober dianggap sebagai hari yang istimewa setiap tahunnya.
Ritual tersebut sangat antusias di datangi oleh banyak orang dari berbagai wilayah dan sebelum memulai untuk mendaki gunung yang akan di jadikan tempat upacara, orang-orang baik laki-laki maupun perempuan terlebih dahulu melakukan ritual-ritual kecil dan berkumpul bersama untuk menghisap sebuah cerutu. Setiap detik pemandangan berubah, sebagian orang memilih bersantai dan makan di tepi sungai, ada juga yang hanya duduk dan terus berfokus pada ritual dan menikmati pengalaman spritual tersebut dengan khusyuk.
Banyak hal-hal aneh dan terjadi sangat intens di sana, ada yang melukai dirinya sendiri dengan alat tajam, ada juga manusia yang sudah di ubah dari seorang pria menjadi seorang wanita atau sebaliknya. Orang-orang berdoa untuk mensucikan diri dan meminta kesehatan, perkembangan dan kemakmuran. Setiap orang yang ingin terlibat dalam upacara akan berbaring di tanah kemudian di kelilingi sejumlah lilin yang sudah menyalakan cahaya. Seorang yang bertindak sebagai pawang akan memandu dengan karakter yang terus berubah seiring berjalannya waktu. Dia bisa berperan sebagai orang tua, wanita atau peran-peran lain lalu mengeluarkan kata-kata yang berfungsi sebagai semacam mantra. Orang-orang tersebut kemudian menari diringi tabuhan genderang tradisional yang bertalu-talu sahut-sahutan tanpa henti. Orang-orang yang berbaring lalu di taburi larutan cair di atas tubuh-tubuh mereka, upacara ini sungguh begitu nyata terjadi di depan mata para pengunjung. Manifestasi keyakinan ini rupanya begitu mengakar bagi masyarakat Venezuela. Hal ini nampak dalam pidato-pidato politik para politisi, lagu-lagu yang di nyanyikan oleh para musisi dan dialog-dialog dalam adegan film-film terkenal. Mereka selalu memasukan nama ritual ini dan nampaknya ini sudah seperti menjadi agama resmi bagi rakyat Venezuela.
Jika di telisik lebih jauh, rupanya ada sebuah tempat di Venezuela yang bernama Yaracui, yang mana tempat ini adalah titik awal bermulanya upacara ritual Baile en Candela. Seorang tokoh spritual menjelaskan, Maria Lionza adalah seorang tokoh spritual yang berasal dari keturunan campuran antara suku pribumi dan bangsa Spanyol. Suatu hari dia pergi ke sungai dan melihat bayangan dirinya di air, dia sadar kalau matanya jernih dan tidak gelap seperti orang lain, lalu orang-orang melihat perbedaannya dan saat itulah keajaibannya di mulai. Dia menjadi santa (orang suci) utama yang sangat di hormati dalam kepercayaan ini. Dia bahkan dianggap sebagai seorang dewi yang tinggi dan selalu tinggal dan menetap di dalam rimbunnya pegunungan Yaracuy. Dia akan selalu membaur dengan air yang menurut mitos lokal bertujuan untuk mendatangkan kemakmuran dan musim panen yang melimpah. Nama Maria Lionza di berikan setelah pendudukan Spanyol dan pengakuan kembali kedaulatan Venezuela, yang memiliki makna dewi utama yang menggabungkan ajaran Katholik, ajaran etnik dan ajaran Afrik, alam semesta dewa-dewi yang di sembah manusia. Ada lagi Lino Valles, salah satu penganut pertama dari ajaran Maria Lionza. Dia adalah pelindung para pelajar. Makamnya di penuhi oleh piala dan medali yang menegaskan sepanjang hidupnya dia habiskan untuk menjadi seorang guru. Dia adalah semacam rasul yang pertama bagi ajaran Maria Lionza. Orang-orang yang ingin menemukan Maria Lionza akan mencari Lino Valles yang menjadi media perantara yang akan membawa mereka kepada alam kudus dan menyembuhkan orang-orang cacat dan mereka akan kembali dengan sehat.
Dulu perantara yang bisa mengantar arwah ke dunia manusia di sebut " La Material" . Konon si perantara akan kehilangan kesadaran saat di rasuki dan tubuhnya akan di kontrol secara penuh oleh arwah yang masuk ke dalam tubuhnya. Mengingat wilayah Latin Amerika sebagian besar adalah penganut ajaran Katholik, maka ajaran ini kemudian di sandingkan untuk memudahkan masyarakat sekitar mempelajari dan menerimanya. Namun, menurut penuturan dari salah seorang Bapa Katholik di sana yang bernama Gilmer Oviedo, gereja Katholik mengharamkan dan melarang pemujaan terhadap arwah nenek moyang ini atau membuat kesepakatan dengannya. Namun sayangnya seiring berjalannya waktu, ada orang yang melakukan itu dan jumlahnya makin bertambah secara terus-menerus dan mereka mulai meremehkan gereja. Yang terjadi di Venezuela bukanlah perang manusia (perang secara fisik), melainkan perang secara spritual. Dia menegaskan kembali dengan penuh jaminan dan keyakinan bahwa masyarakat tidak perlu melakukan ritual-ritual tersebut untuk mencari pertolongan dan memecahkan masalah hidup dan menurutnya masyarakat harus kembali kepada ajaran gereja Katholik yang murni.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_di_Venezuela
Konten Sensitif

Di belahan bumi ini, ada banyak sekali ritual-ritual tradisional yang sangat unik dan terkesan ekstrim. Hal tersebut berkaitan dengan tradisi dan budaya para leluhur di zaman peradaban masa lalu yang memiliki kekayaan yang hingga kini masih tetap di lestarikan. Kedatangan agama-agama yang relatif masif di seluruh dunia tidak mempengaruhi keunikan tersebut. Bahkan, dengan kemampuan kreatifitas yang di milikinya, manusia-manusia di berbagai daerah di dunia mampu mengolaborasikan simbol-simbol tradisional yang telah jauh mengakar di kalangan sosial mereka dengan simbol-simbol ritual yang berasal dari agama. Hal tersebut terjadi karena faktor kejenuhan masyarakat modern akibat tekanan politik dan ekonomi yang semakin tak terkendali dan menyebabkan orang-orang mencari ketenangan spritual untuk menyeimbangkan hidup. Salah satunya terjadi di Venezuela, sebuah negara di kawasan Latin Amerika.
Dalam sebuah liputan khusus yang di gelar oleh Vice International, inilah Baile en Candella, salah satu upacara yang sangat penting bagi Maria Lionzeros, penganut salah satu agama tradisional di Venezuela yang menggabungkan ajaran Katholik, agama etnik dan agama tradisional Afrika.
Upacara yang di gelar dengan nama "Venezuela Mountain of Spirit" atau dalam Bahasa Indonesia, Gunung Arwah Venezuela, sebuah upacara tradisional yang di gelas setahun sekali dengan tujuan untuk memanggil arwah-arwah orang yang sudah meninggal dan berkomunikasi dengan mereka untuk mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan kepada masyarakat. Salah satu gunung yang terkenal sebagai gunung arwah di Venezuela adalah gunung Sorte. Lalu apa latar belakang yang membuat masyarakat Venezuela antusias untuk mengikuti acara ini?
Pada tahun 2014, negara Venezuela di landa oleh krisis ekonomi yang sangat dahsyat hingga berdampak luas menjadi sebuah kemerosotan sosial akibat turunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Banyak aksi-aksi sosial yang awalnya biasa kemudian meledak menjadi sebuah kerusuhan yang menyebabkan huru-hara di mana-mana. Kejadian tersebut diikuti oleh tindakan-tindakan deskruktif yang merugikan. Di tambah lagi pergolakan politik luar negeri Venezuela yang konfrontatif terhadap Amerika Serikat hingga puncaknya pada 2017, pemerintahan presiden Nicolas Maduro membawa negaranya ke dalam inflasi yang terus melambung tinggi. Ekonomi negara yang awalnya relatif stabil dan masyarakat berada dalam kondisi makmur, kini berubah menjadi salah satu yang terburuk di banding negara-negara lain di sekitarnya. Melihat hal ini, menjelang tibanya waktu pemilihan umum, sekelompok masyarakat Venezuela lalu berinisiatif menggelar upacara yang di namakan "woodstock spritualisme", sebuah upacara dengan maksud berkumpul untuk memanggil arwah-arwah di sebuah gunung yang mereka percayai sebagai tempat berkumpulnya para arwah.
Baile en Candela (Menari dengan lilin) adalah bagian ritual terpenting bagi Maria Lionzeros, sekelompok orang yang mendasarkan keyakinannya pada tradisi Afrika, Spanyol dan pribumi tradisional di sana. Keyakinan tersebut di bangun dari konsep bahwa dengan memanjatkan doa, arwah akan datang dan memasuki raga dari kelompok kultus tersebut dan setiap tanggal 20 Oktober dianggap sebagai hari yang istimewa setiap tahunnya.
Ritual tersebut sangat antusias di datangi oleh banyak orang dari berbagai wilayah dan sebelum memulai untuk mendaki gunung yang akan di jadikan tempat upacara, orang-orang baik laki-laki maupun perempuan terlebih dahulu melakukan ritual-ritual kecil dan berkumpul bersama untuk menghisap sebuah cerutu. Setiap detik pemandangan berubah, sebagian orang memilih bersantai dan makan di tepi sungai, ada juga yang hanya duduk dan terus berfokus pada ritual dan menikmati pengalaman spritual tersebut dengan khusyuk.
Banyak hal-hal aneh dan terjadi sangat intens di sana, ada yang melukai dirinya sendiri dengan alat tajam, ada juga manusia yang sudah di ubah dari seorang pria menjadi seorang wanita atau sebaliknya. Orang-orang berdoa untuk mensucikan diri dan meminta kesehatan, perkembangan dan kemakmuran. Setiap orang yang ingin terlibat dalam upacara akan berbaring di tanah kemudian di kelilingi sejumlah lilin yang sudah menyalakan cahaya. Seorang yang bertindak sebagai pawang akan memandu dengan karakter yang terus berubah seiring berjalannya waktu. Dia bisa berperan sebagai orang tua, wanita atau peran-peran lain lalu mengeluarkan kata-kata yang berfungsi sebagai semacam mantra. Orang-orang tersebut kemudian menari diringi tabuhan genderang tradisional yang bertalu-talu sahut-sahutan tanpa henti. Orang-orang yang berbaring lalu di taburi larutan cair di atas tubuh-tubuh mereka, upacara ini sungguh begitu nyata terjadi di depan mata para pengunjung. Manifestasi keyakinan ini rupanya begitu mengakar bagi masyarakat Venezuela. Hal ini nampak dalam pidato-pidato politik para politisi, lagu-lagu yang di nyanyikan oleh para musisi dan dialog-dialog dalam adegan film-film terkenal. Mereka selalu memasukan nama ritual ini dan nampaknya ini sudah seperti menjadi agama resmi bagi rakyat Venezuela.
Jika di telisik lebih jauh, rupanya ada sebuah tempat di Venezuela yang bernama Yaracui, yang mana tempat ini adalah titik awal bermulanya upacara ritual Baile en Candela. Seorang tokoh spritual menjelaskan, Maria Lionza adalah seorang tokoh spritual yang berasal dari keturunan campuran antara suku pribumi dan bangsa Spanyol. Suatu hari dia pergi ke sungai dan melihat bayangan dirinya di air, dia sadar kalau matanya jernih dan tidak gelap seperti orang lain, lalu orang-orang melihat perbedaannya dan saat itulah keajaibannya di mulai. Dia menjadi santa (orang suci) utama yang sangat di hormati dalam kepercayaan ini. Dia bahkan dianggap sebagai seorang dewi yang tinggi dan selalu tinggal dan menetap di dalam rimbunnya pegunungan Yaracuy. Dia akan selalu membaur dengan air yang menurut mitos lokal bertujuan untuk mendatangkan kemakmuran dan musim panen yang melimpah. Nama Maria Lionza di berikan setelah pendudukan Spanyol dan pengakuan kembali kedaulatan Venezuela, yang memiliki makna dewi utama yang menggabungkan ajaran Katholik, ajaran etnik dan ajaran Afrik, alam semesta dewa-dewi yang di sembah manusia. Ada lagi Lino Valles, salah satu penganut pertama dari ajaran Maria Lionza. Dia adalah pelindung para pelajar. Makamnya di penuhi oleh piala dan medali yang menegaskan sepanjang hidupnya dia habiskan untuk menjadi seorang guru. Dia adalah semacam rasul yang pertama bagi ajaran Maria Lionza. Orang-orang yang ingin menemukan Maria Lionza akan mencari Lino Valles yang menjadi media perantara yang akan membawa mereka kepada alam kudus dan menyembuhkan orang-orang cacat dan mereka akan kembali dengan sehat.
Dulu perantara yang bisa mengantar arwah ke dunia manusia di sebut " La Material" . Konon si perantara akan kehilangan kesadaran saat di rasuki dan tubuhnya akan di kontrol secara penuh oleh arwah yang masuk ke dalam tubuhnya. Mengingat wilayah Latin Amerika sebagian besar adalah penganut ajaran Katholik, maka ajaran ini kemudian di sandingkan untuk memudahkan masyarakat sekitar mempelajari dan menerimanya. Namun, menurut penuturan dari salah seorang Bapa Katholik di sana yang bernama Gilmer Oviedo, gereja Katholik mengharamkan dan melarang pemujaan terhadap arwah nenek moyang ini atau membuat kesepakatan dengannya. Namun sayangnya seiring berjalannya waktu, ada orang yang melakukan itu dan jumlahnya makin bertambah secara terus-menerus dan mereka mulai meremehkan gereja. Yang terjadi di Venezuela bukanlah perang manusia (perang secara fisik), melainkan perang secara spritual. Dia menegaskan kembali dengan penuh jaminan dan keyakinan bahwa masyarakat tidak perlu melakukan ritual-ritual tersebut untuk mencari pertolongan dan memecahkan masalah hidup dan menurutnya masyarakat harus kembali kepada ajaran gereja Katholik yang murni.
Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_di_Venezuela


marwangroove920 memberi reputasi
1
546
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan