Kaskus

Story

oulaaaAvatar border
TS
oulaaa
Sepucuk Surat Lama untuk Dio
Jakarta, Medio April 2020



Dear Dio,

Bagaimana kabarmu hari-hari ini, Di? Hari-hari dimana jumlah penderita covid-19 memasuki angka 5000 orang di negara ini. Yang kupikirkan adalah kamu. Aku berharap virus baru itu tidak menyukai dirimu. Aku sangat berharap dia tidak pernah mendengarkan suaramu dan rayuan serta perhatianmu seperti aku dulu. Aku tidak ingin dia jatuh cinta denganmu. Jangan....!!!

Biar saja Asri atau siapapun itu kamu goda dan berhasil kamu dapatkan. Tapi tolong jangan sampai penyakit baru dengan nama menggoda itu meraih hatimu. Meski ia mampu memberi perhatian dunia dan mencengkeram nyawa sekian ratus ribu jiwa. Aku berharap kamu tidak tertarik bercinta dengannya. 

Khawatir ini masih saja aku rasakan. Meskipun saat ini sudah bukan saatnya lagi aku memikirkanmu, Di, karena Mika sudah menjadi satu-satunya yang pantas dan paling berhak untuk itu, tapi aku tetap tidak bisa mengalihkan senggangku untuk tidak memasukkan kembali wajah dan senyummu dari isi kepala ini. Sesungguhnya ini memang sebuah rindu yang tidak perlu.  

Namun masih terngiang saat kamu suatu kali menyapaku kala malam. Saat dimana kamu menceritakan langkah kakimu hari itu. Bersama anggota keluarga yang datang dari jauh dan bersamanya mendaki lereng sebuah bukit untuk menemukan apa yang kalian sebut pencerahan. Dari sekian banyak cerita duniamu, ini yang tidak pernah bisa aku mengerti. Menyimak dan mendengarkan adalah tingkah yang bisa kulakukan. Seseorang akan datang untuk memimpin katamu. Lelaki berperawakan hitam yang akan membawa perubahan. Sementara kamu sendiri tidak pernah tahu siapa itu. Belum..., lanjutmu. Dan percakapan itu sesungguhnya terjadi sekira sepuluh tahun lalu. Apakah ia sudah hadir, Di? Atau kamu masih menanti? 

Kupandangi telfon genggamku yang teronggok diatas meja. Ingin rasanya kutekan nomor untuk menghubungimu dan menanyakan ini. Tidak. Mengapa menghabiskan waktu untuk berbicara. Kirimkan saja pesan singkat melalui aplikasi wa, pikirku. Argh...jangan...!!! Kulirik jam dinding. Pukul 23.07, larut sudah. Apa kata Mika jika aku menghubungi semalam ini hanya untuk menanyakan kisah pencarian masa lalumu?
Huaaa..., aku membayangkan apa yang akan dia pikirkan tentang ini. Kegilaanku..., atau hanya terlihat sebagai sebuah strategi untuk menghubungimu. Tidak.

Sedekat itu sebenarnya. Hanya dengan menekan namamu dalam telfon genggam. Namun tidak mudah untukku, aku tidak mampu. Meski kali ini dapat kupastikan..., tentu saja, tidak akan ada pembahasan perihal rasa yang pernah ada. 

Pertanyaanku justru akan bergerak seputar kisah-kisah lama yang kamu ceritakan, yang dulu tidak pernah aku mengerti namun kini menghantui logika. Ada hal-hal yang kusadari benar keberadaannya. Bagaimana kamu menyadari aku untuk memahami kata hati-hati dan mengenali. Tentang maksud dan tujuan yang selalu terlewati dan tidak terbaca karena kusamaratakan dengan sebuah kata, "percaya". 

"Tidak semua orang sama...", katamu. 

"Kamu baik.", sebutku kala itu. 

"Tidak, aku jahat.", tantangmu. 

"Kamu punya hati, Dio. Aku percaya itu.", keras kepalaku tertuang dalam kata-kata. 

Kuingat..., tak lama senyummu mengembang. 
Kurajah senyummu dalam tatapan dan disana tidak kutemukan kejahatan.

Apakah saat itu aku terlalu dimabuk cinta, Dio? Apakah cinta membuatku buta sehingga aku tidak mampu melihat dirimu sebenarnya? Apakah kamu memang serius dengan ucapan perihal dirimu yang mementingkan diri sendiri saja?  

Sepuluh tahun lalu.
Jawaban yang kulihat saat ini adalah aku disini sendiri, tanpamu. 
Namun jelas aku masih menemukan kata itu, PERCAYA. 

Mengenai benci..., keberadaannya tidak kutemukan.  
Rindu yang tak perlu..., kuakui terkadang hadir seperti saat ini.
Ia datang dan kemudian mengolah cerita lama untuk mengambil sari penting sebagai pelajarannya. 

Sekelebat pilu samar menemani.
Kukenali itu sebagai kamu yang merasakan..., hadir..., dan kemudian pergi lagi.   

Aku tenang karena aku tau kamu baik-baik saja.



emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia
emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)

     



 
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
472
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan