- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Harga Properti Kota Besar, Kok Surabaya Malah Turun?


TS
Lockdown666
Harga Properti Kota Besar, Kok Surabaya Malah Turun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski banyak hunian sepi penyewa dan palang 'dijual cepat' muncul di mana-mana, harga properti di Tanah Air kembali mengalami kenaikan pada kuartal terakhir tahun 2021 lalu. Lebih dari itu, lajunya juga semakin cepat dari kuartal sebelumnya.
"Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan tumbuh meningkat pada triwulan IV 2021.
Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2021 tercatat 1,47% secara tahunan atawa year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,41% (yoy).
Harga properti residensial primer diprakirakan akan tumbuh lebih terbatas pada triwulan I 2022 sebesar 1,29% (yoy)," ungkap keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (16/2/2022).
Kondisi ini jauh berbeda dengan apa yang sebelumnya terjadi di berbagai wilayah, khususnya kota-kota besar di Indonesia.
Di Jakarta, riset Colliers menyebutkan bahwa okupansi apartemen servis menurun hingga kuartal III-2021, posisi okupansinya hanya di 51% di bawah rata-rata 2020 yang mencapai 60%. Angka tersebut juga turun 6% dari kuartal sebelumnya.
Dengan kata lain hampir separuh setiap gedung rata-rata kosong tanpa penghuni. Fenomena ini sendiri dikenal sebagai apartemen 'hantu'.
Kota mana saja yang harganya tumbuh pesat?
Data yang dihimpun oleh bank Indonesia menyebut bahwa di kuartal terakhir 2021 Manado menjadi kota dengan pertumbuhan harga terbesar, naik 7,34% dalam setahun (yoy) pada kuartal IV lalu. Kemudian disusul oleh Pontianak dan Yogyakarta yang tumbuh masing-masing 3,85% dan 2,84%.
Harga properti di Manado mengalami pertumbuhan pesat, di mana sejak tahun 2018 lalu, pertumbuhan rata-rata tiap kuartal mencapai 2,75% dan hanya kalah dari dua kota lain yang disurvei yakni Medan yang tumbuh rata-rata 4,29% dan Surabaya 2,81%.
Meskipun tumbuh tajam, harga properti di Surabaya pada kuartal terakhir tahun lalu turun 0,37% secara tahunan, dan merupakan satu-satunya kota yang mengalami pertumbuhannya negatif.
Sementara itu pertumbuhan di kawasan Jabodetabek-Banten masih di bawah pertumbuhan nasional dan berada di angka 1,42%.
Secara nasional dari 18 kota yang disurvei, tujuh di antaranya mengalami perlambatan pertumbuhan sejak 2018 lalu, dengan sisanya tercatat tumbuh semakin cepat.
Realisasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Data dari BI menunjukkan bahwa pada kuartal IV 2021, realisasi FLPP terbesar Q4 diproyeksikan berada di pulau Kalimantan sebesar Rp 1,42 triliun, dengan dua pertiganya berasal dari provinsi Kalimantan Barat yang juga mencatatkan angka terbesar secara nasional sebesar Rp 950 miliar.
Sementara itu realisasi di pulau Jawa pada kuartal tersebut hanya sebesar Rp 374 miliar, dengan nyaris separuhnya dari DKI Jakarta.
Akan tetapi secara setahun penuh, pulau Jawa masih memimpin dengan total realisasi Rp 8,16 triliun, disusul Kalimantan Rp 3,95 triliun dan kawasan Sumatera dengan realisasi Rp 2,93 triliun.
https://www.cnbcindonesia.com/market...ya-malah-turun
0
507
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan