Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dellesologyAvatar border
TS
dellesology
Jim Crow Laws, Rasisme Terhadap Orang Kulit Hitam Pasca Perang Saudara Amerika
Hallo GanSis selamat beraktivitas dan semoga tetap semangat dan jangan lupa untuk protokol kesehatannya karena Virus covid masih berlangsung ditengah-tengah kehidupan kita terutama varian Omnicorn yang masih merajalela dan masih menjadi penyumbang angka positif di tahun 2022, dan seperti harapan kita semua agar semua masalah Covid ini cepat selesai ya GanSis. Kali ini kreator mau bahas tentang awal mula perayaan Black History Month yang diperingati setiap bulan Februari di Amerika Serikat.


Sumber Gambar

GanSis pada bulan Februari di Amerika Serikat ramai dengan kampanye #BlackHistoryMonth hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap orang keturunan Afrika-Amerika. Rasisme terhadap orang berkulit hitam telah berlangsung lama di Amerika Serikat dimulai pada 1861-1865 yang saat itu meletus perang saudara di Amerika Serikat dalam rangka penghapusan praktik diskriminasi dan perbudakan. Namun, setelah perang saudara selesai ternyata praktik diskriminasi masih tetap berlangsung setelah adanya penerapan Jim Crow Laws.

Jim Crow Laws merupakan sebuah serangkaian peraturan segregasi (pemisahan/pengasingan) rasial secara paksa yang diterapkan di Amerika Serikat antara tahun 1877 sampai 1964. Nama Jim Crow sendiri diambil dari salah satu karakter dalam sebuah karakter dalam bentuk sebuah pagelaran teater "Jump Jim Crow", yang mulai digelar pada 1828 oleh Thomas Darmouth Rice. Karakter ini digambarkan sebagai tokoh yang bodoh. Sebutan ini kemudian dipakai sebagai kata-kata untuk menghina orang-orang Afrika-Amerika.

Peraturan ini diterapkan setelah pemerintah pusat Amerika Serikat menarik pasukannya dari wilayah selatan bekas wilayah Konfederasi ketika berakhirnya Reconstruction (masa pemulihan pasca perang saudara). Pada akhir 1870-an, penarikan ini membuat anggota dewan yang pada Perang Saudara mendukung berlanjutnya perbudakan kemudian mulai menciptakan sebuah peraturan yang menunjukkan supermasi orang kulit putih dan merendahkan ras-ras lainnya khususnya Afrika-Amerika. Peraturan ini juga menghapus kebebasan yang diperoleh pada Perang Saudara Amerika.


Sumber Gambar

Penerapan pertuaran yang rasial ini membuat seluruh fasilitas publik yang ada di Amerika Serikat bagian selatan menjadi dipisah antara ras kulit putih dan kulit hitam. Murid-murid yang berkulit hitam tidak diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan di sekolah ras kulit putih. Bahkan masyarakat ras kulit hitam juga tidak diperbolehkan untuk duduk di dekat dengan orang kulit putih ketika berada di moda transportasi. Hal ini juga terjadi di beberapa fasilitas umum lainnya seperti taman, pemakaman, restoran dan teater. Intinya orang kulit hitam harus berada dibawah orang kulit putih. Hal ini yang kemudian menjadi bom waktu bagi Amerika.

Hingga akhirnya para pemangku jabatan di wilayah ini juga menerapkan beberapa kebijakan khusus yang memberatkan keluarga ras kulit hitam. Kebijakkan ini meliputi menetapkan standar kemampuan membaca yang tinggi, menciptakan syarat-syarat yang sulit ketika orang kulit hitam ingin memiliki properti serta menetapkan pajak yang tinggi bagi orang-orang kulit hitam. bahkan kebijakan ini menyebabkan kesulitan dan kesengsaraan bagi orang kulit hitam pada saat itu. Mereka yang tidak tahan akan perlakukan rasial dari pemerintah pusat Amerika Serikat ini kemudian di tahun 1950-an mulai meluncurkan aksi-aksi yang menuntut adanya kesetaraan bagi seluruh warga negara Amerika Serikat. SImbol perlawanan ini diperlihatkan pada 1955.


Sumber Gambar

Ketika itu wanita kulit hitam bernama Rosa Parks menolak untuk pindah dari tempat duduknya yang berdekatan dengan orang kulit putih di dalam sebuah bus. Tokoh kulit hitam lainnya yakni Martin Luther King Jr, juga menolak akan tindakan rasial yang dilakukan oleh pemerintah dari adanya hukum yang membatasi orang kulit hitam dalam mendapatkan akses secara umum. Banyaknya aksi protes yang dilakukan membuat pemerinta pusat Amerika akhirnya mengambil langkah untuk mengakhiri penerapan peraturan ini di wilayah selatan.


Sumber Gambar

Akhirnya pada 2 Juli 1964, pemerinta pusat menciptakan peraturan yang bernama Civil Right Act Of 1964 yang kemudian diikuti dengan penciptaan voting Right Act of 1965 pada 6 Agustus 1965. Terciptanya kedua peraturan menjadi pertanda hilangnya segregasi secara legal di Amerika Serikat. Meskipun pada masa saat ini masih banyak kejadian rasisme, tetapi dihapuskannya Jim Crow Laws dari Amerika menjadi salah satu langkah maju yang masif dalam upaya untuk menciptakan kesetaraan serta menghilangkan diskriminasi antar sesama umat manusia. Aksi protes yang juga dilakukan selama ini menjadi inspirasi bagi kaum minoritas untuk memperjuangkan hak asasi manusia yang dimilikinya. Bagaimanapun juga seluruh umat manusia apapun latar belakang Ras, Suku, Agama berhak mendapatkan hidup yang setara dan layak satu sama lainnya.

Inilah GanSis yang merupakan aksi yang terkenal yang dirayakan di Amerika setiap bulan februari yang disebut Black History Month. Semoga kita di Indonesia bisa menghargai setiap Ras, agama dan suku yang masyrakat minoritas di Indonesia anut, Intinya saling menghargai adalah kunci bagaimanapun dimata tuhan kita sama.

Sekian GanSis thread Kreator kali ini terimakasih dan sampai jumpa di Thread lainnya.

emoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Hai


Spoiler for Sumber dan Referensi:




palapanusaAvatar border
zilan1982Avatar border
myasanmiaAvatar border
myasanmia dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.3K
6
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan