lebihbebasAvatar border
TS
lebihbebas
Punya Strict Parent Itu Enak-Enak Gak Enak
Strict Parent adalah sebutan bagi pola asuhan orang tua yang sangat ketat tentang ajaran, ilmu, dan unggah-ungguh. Hal ini sangat berpengaruh terhadap psikologi dari sang anak, dan kehidupan sang anak pas nanti saat tumbuh dewasa.



Saya lahir dari ibu yang lulusan pondok, dan bapak yang agak sekuler yang penting sholat, tapi saya besar bersama ibu saya yang sangat strict, dulu saat umur 9 tahunan, saya sepedahan sama teman-teman keliling desa dan menyempatkan mandi di sumber, kolam pemandian asli langsung dari mata air.


Kita bersenang-senang sejenak melupakan pr matematika yang menunggu kita untuk dikerjakan, ketika masih asyik mandi dan berenang, entah darimana ibu aku sudah menunggu di tepian sumber sambil teriak, “ayo terusno wae” kalau diartikan, “ayo teruskan aja” sebuah kata-kata satire yang mungkin bisa diartikan sebagai kata-kata dukungan, tapi tidak.


Dan kata-kata itu membuat saya menjadi di-ban untuk main ke sumberlagi akhirnya naluri saya sebagai bocil rebel memutar otak gimana caranya untuk bisa diperbolehkan untuk mandi di sumber lagi.


Telah saya putuskan untuk mengadakan rapat dadakan bersama teman-teman saya di suatu gubug yang kita sebut markas rahasia, dan di rapat itu saya mendapatkan pencerahan tentang bagaimana caranya agar saya tetap bisa bersenang-senang dengan teman-teman saya.


Dari rapat tadi saya bisa meyimpulkan beberapa teknik yang bisa saya terapkan, dan workssampai saat ini, dan mungkin ini bisa diterapkan oleh kalian para pembaca setia mojok.co, tapi seperti kata Spiderman “Great power comes great responsibility”, jadi semua resiko dan keuntungan seluruhnya ada di tangan kalian.


Try and error

Saya sebelumnya tidak tau kalau mandi di sumber adalah sesuatu hal yang dilarang oleh orang tua saya, pas saya tanya alasannya kenapa kok nggak boleh, saya mendapatkan alasan karena sumberyang saya gunakan untuk mandi sama teman-teman saya itu adalah tempat wingit atau angker.


Oke, pada umur segitu, kalau udah masalah supranatural saya paling takut, terus aku mencoba untuk mencari sumber lain meskipun tempatnya agak jauh, yang penting hasrat akan mandi di sumberku tersalurkan.

Saat mandi dari awal sampai selesai saya tidak di-sweeping oleh ibu saya, akhirnya waktu sudah sore dan waktu bermain kita sudah habis, terus kita pulang tanpa ada kekhawatiran berarti, tapi itu semua adalah fana.


Ibu saya dirumah ternyata sudah menunggu dirumah dan tampak jelas dimuka beliau kalau beliau pasti akan memarahi saya, dan benar saja beliau langsung menanyai saya seperti ini “kon nok ndi wae?, klambi teles kabeh, kon bar demo yo sampek disemprot damkar”artinya, “kamu dari mana saja?, baju basah semua, kamu habis demo ya sampai disemprot damkar”.


Belum sempat menjawab saya langsung dicubit di paha sampai memerah, dan ditanya lagi, “kon tak goleki ndok sumber kono, ndak ono, kon adus ndek ndi ngaku” dan terpaksa saya mengaku kalau saya mandi di sumber yang lain.

Dan saya langsung di dongengi panjang lebar bak mahabharata dan alasannya tetap, yaitu disana tempatnya angker, tapi ditambahin yaitu tempatnya yang jauh, saya tidak tahu mungkin dulu ibu saya adalah seorang cenayang atau mempunyai silsilah keluarga dengan yang mbabat alas sehingga tahu seluk beluk semua sumber di desa saya.


Saya menyimpulkan ternyata saya tidak boleh untuk mandi di sumber, akhirnya suatu waktu saat akan berangkat sekolah saya telah membawa baju ganti yang saya siapkan di tas. Karena sehari sebelumnya saya dan teman-teman saya merencanakan untuk mandi di sumber yang jauh lagi.

Dan saya sebelumnya telah pamit sama ibu, kalau saya masih ada ekstrakulikuler sepakbola di sekolah, dan diperbolehkan. Akhirnya saya mandi menggunakan baju ganti dan tanpa menemukan kesulitan berarti, pas saat mau pulang saya mengganti baju basah saya dengan baju sepak bola, dan baju yang basah saya masukkan kedalam kantong keresek.

Ketika sesampainya di rumah, cepat-cepat saya taruh baju basah saya di bak tempat baju-baju kotor. Dan cara itu terbukti sukses sampai berkali-kali.


Pola Strict Parent ini sangat berpengaruh pada kehidupan saya setelah ini, hanya karena saya tidak boleh berenang di sumber sampai umur ke 24 tahun ini, membuat saya tidak bisa berenang.


Manipulating

Saat tumbuh dewasa saya merasakan saya ingin tumbuh dengan mencari pengalaman sendiri, tidak dengan paksaan atau aturan yang dibuat selain diri saya sendiri termasuk orang tua saya, tapi saya juga tidak mau melawan orang tua.


Hal ini menjadi sangat tricky jika difikir-fikir, setelah lulus SMK saya mempunyai ambisi untuk bekerja, namun orang tua saya khususnya ibu saya menginginkan saya untuk kuliah terlebih dahulu, demi mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.

Oke saya menerima alasan itu, tapi pada awalnya saya ingin kuliah di luar kota, tapi keinginanku tidak mendapat restu dari orang tua saya, dengan agak berat hati, saya akhirnya kuliah di dalam kota di salah satu politeknik.


Saya mengambil jurusan Teknik Informatika, yang dimana bisa dibayangkan pasti banyak tugas yang akan dikerjakan secara kontinyu. Seperti menghabiskan waktu di warung sampai larut malam bahkan sampai dinihari.


Sudah pasti recent calls whatsapp saya dipenuhi missed call dari ibu dan bapak saya, dan sepulang dari warung pasti saya dimarahi, namun saya memberikan disclaimerkalau dunia perkuliahan itu berbeda dengan pas masa SMK, akan ada banyak tugas yang harus dikerjakan sampai larut malam, bahkan sampai dinihari.


Dan lambat laun mungkin mereka sudah mempercayai saya, karena setiap mengerjakan saya selalu memfoto kegiatan saya, tentunya dengan menjauhkan bungkus Surya 12 dan membuka aplikasi, tapi saya tidak hanya mengambil satu gambar saja, karena saya tahu ini adalah aset yang berharga nantinya.

Kenapa berharga karena sudah jelas saya tidak boleh pulang malam, jadi dulu saya istilahnya kupu-kupu alias kuliah pulang, kuliah pulang. Hal ini menghambat saya mengikuti HMJ karena pasti menjadi anggota HMJ sering rapat dan sudah pasti pulangnya malam pula.


Dengan bekal aset foto yang sudah saya kumpulkan ketika mengerjakan tugas, saya memberikan foto itu dengan penuh keyakinan kalau orang tua saya bakal percaya akan kegiatan saya dikampus.


Kesimpulan

Jadi begini teman-teman, mempunyai strict parent itu ada enak dan gak enaknya, enaknya adalah otak kalian setidaknya yang saya rasakan sebagai anak adalah otak saya dipaksa untuk menjadi kreatif, asal saya bisa hidup dengan jalan saya sendiri tanpa paksaan dari orang tua.


Tapi, gak enaknya adalah membuat kalian tidak tenang, even orang tua kalian sudah bilang iya, tapi iya-nya mereka adalah hasil siasat kalian, sekian.



nomoreliesAvatar border
nooboksAvatar border
screamo37Avatar border
screamo37 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
5.6K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan