- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pembina NU Purworejo Angkat Bicara Soal Kasus Desa Wadas


TS
InRealLife
Pembina NU Purworejo Angkat Bicara Soal Kasus Desa Wadas
https://wartakota.tribunnews.com/202...sus-desa-wadas

Ternyata ini sebagian alasan pernyataan PBNU terkesan netral.
Ya memang ada narasi dan kontranarasi, agitasi dan propaganda; pembinaan dan cipta kondisi, penggiringan opini dan penguasaan media.

Quote:
Pembina NU Purworejo Angkat Bicara Soal Kasus Desa Wadas
Jumat, 11 Februari 2022 22:40
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Menanggapi kondisi desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Syuriyah atau Pembina Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purworejo, KH Zaenal Mustofa angkat bicara.
KH Zaenal mengatakan dirinya tinggal di desa tetangga yang bisa hampir setiap hari melewati Desa Wadas dan kerap berinteraksi dengan warga.
"Masyarakat Desa Wadas awalnya diinformasikan oleh pemerintah dan setelah pemutihan, tersiar berita bahwa si desa itu memang menurut penelitian mengandung batu andesit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan material Bendung Bener," kata Zaenal Mustofa saat dihubungi wartawan, Jumat (11/2/2022).
Setelah diinformasikan, kata dia, masyarakat kemudian memberikan beragam tanggapan. "Dari upaya sosialisasi secara masif oleh pemerintah, ada pihak dari masyarakat yang menolak kehadiran mereka (pemerintah) untuk sosialisasi," lanjutnya.
Zaenal menyebut, sejak awal rencana proyek strategis nasional Bandungan Bener itu dicanangkan, pemerintah terus berupaya melakukan sosialisasi dan mediasi kepada masyarakat di Desa Wadas.
Namun, ada pihak-pihak yang kontra membuat pendekatan persuasif tersebut tak berjalan mulus.
KH Zaenal menyebut pihak yang kontra sama sekali tidak mau dan menolak sosialisasi dari pemerintah, lalu memasang spanduk di jalan sebagai ekspresi rasa tidak sepakat.
"Kemudian pihak pro lama kelamaan muncul, dari situlah pihak pro dan kontra mulai ada jarak, padahal tetanggan, komunikasi juga jadi tidak terlalu intens," ucapnya.
Zaenal mengungkapkan, kehadiran pihak kontra tersebut juga kerap membuat warga sekitar menjadi resah. Bahkan, acapkali menyebarkan teror disepanjang malam dan mengancam warga yang ingin menjual tanahnya.
"Pihak kontra sudah menghalang-halangi pihak masyarakat yang pro, jadi diancam kalau sampe memperbolehkan (menjual) berarti pengkhianat. Sehingga mulai sangat tidak kondusif, kubu kontra juga sering melakukan konvoi pakai motor malam-malam, ke desa desa tetangga yang disitu itu juga banyak pemilik-pemilik tanah yang ada di Desa Wadas, pernah juga menjelang subuh," ungkapnya.
Zaenal menyebut, pemerintah tak menyerah begitu saja untuk melakukan berbagai pendekatan kepada warga Desa Wadas. Termasuk pada Selasa (8/2/2022) lalu ketika peristiwa yang melibatkan tim pengukur tanah dan aparat penegak hukum.
"Puncaknya yang menjadi trending topik nasional, sebenarnya pemerintah waktu itu akan melakukan sosialisasi di balai desa termasuk pengurkuran tanah, otomatis itukan dikawal polisi. Sebelum sampai di Balai Desa, mereka sudah dihadang masyarakat kontra yang sudah menyiapkan kayu, batu dan segala macam," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta agar polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo tidak dipolitisasi. Apalagi jika dicap bahwa pemerintah menindas rakyat.
PBNU juga mengeluarkan lima poin pernyataan sikap terkait konflik yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
Pernyataan itu ditandatangani langsung Ketua PBNU Bidang Pendidikan dan Hukum KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) dan Wakil Sekretaris Jenderal H Abdul Qodir pada Rabu (9/2/2022).
Isi yang memuat aspirasi-aspirasi pengurus PBNU itu meminta agar aparat pemerintah dapat menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan prinsip musyawarah.
“Menyikapi perkembangan situasi yang terjadi belakang ini di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, dan setelah menyimak laporan dari MWC NU Kecamatan Bener dan PCNU Kabupaten Purworejo, dengan ini PBNU menyatakan sikap dan pokok-pokok pandangannya," tulis surat yang dikutip dari NU Online, Rabu (9/2/2022).
Berikut lima poin sikap PBNU terhadap konflik lahan di Desa Wadas:
Pertama, meminta kepada seluruh aparat keamanan dan aparat pemerintah agar menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan mengedepankan prinsip musyawarah (syura’) dan menghindarkan cara-cara kekerasan yang merugikan pihak yang menimbulkan mafsadah (kerusakan).
Kedua, mengimbau kepada semua pihak agar tetap mengedepankan semangat persaudaraan dan kemanusiaan dalam menyelesaikan segala permasalahan.
Ketiga, mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk lebih meyakinkan masyarakat mengenai pentingnya proyek strategis nasional dan kemaslahatannya bagi masyarakat umum, serta memastikan tidak adanya potensi kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Keempat, menginstruksikan kepada PCNU Kabupaten Purworejo agar melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga situasi masyarakat tetap kondusif seraya menganjurkan kepada seluruh warga NU di Desa Wadas agar menahan diri dan memperbanyak dzikir, mendekatkan diri pada Allah swt.
Kelima, PBNU akan senantiasa memantau perkembangan situasi dan mendampingi warga di Desa Wadas untuk memastikan tidak terjadinya perampasan hak-hak masyarakat dan terpenuhinya keadilan bagi masyarakat.
Artikel ini telah tayang di [url=https:][color=#016fba]WartaKotalive.com[/color][/url] dengan judul Pembina NU Purworejo Angkat Bicara Soal Kasus Desa Wadas, https://wartakota.tribunnews.com/2022/02/11/pembina-nu-purworejo-angkat-bicara-soal-kasus-desa-wadas?page=3.
Jumat, 11 Februari 2022 22:40
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Menanggapi kondisi desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Syuriyah atau Pembina Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purworejo, KH Zaenal Mustofa angkat bicara.
KH Zaenal mengatakan dirinya tinggal di desa tetangga yang bisa hampir setiap hari melewati Desa Wadas dan kerap berinteraksi dengan warga.
"Masyarakat Desa Wadas awalnya diinformasikan oleh pemerintah dan setelah pemutihan, tersiar berita bahwa si desa itu memang menurut penelitian mengandung batu andesit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan material Bendung Bener," kata Zaenal Mustofa saat dihubungi wartawan, Jumat (11/2/2022).
Setelah diinformasikan, kata dia, masyarakat kemudian memberikan beragam tanggapan. "Dari upaya sosialisasi secara masif oleh pemerintah, ada pihak dari masyarakat yang menolak kehadiran mereka (pemerintah) untuk sosialisasi," lanjutnya.
Zaenal menyebut, sejak awal rencana proyek strategis nasional Bandungan Bener itu dicanangkan, pemerintah terus berupaya melakukan sosialisasi dan mediasi kepada masyarakat di Desa Wadas.
Namun, ada pihak-pihak yang kontra membuat pendekatan persuasif tersebut tak berjalan mulus.
KH Zaenal menyebut pihak yang kontra sama sekali tidak mau dan menolak sosialisasi dari pemerintah, lalu memasang spanduk di jalan sebagai ekspresi rasa tidak sepakat.
"Kemudian pihak pro lama kelamaan muncul, dari situlah pihak pro dan kontra mulai ada jarak, padahal tetanggan, komunikasi juga jadi tidak terlalu intens," ucapnya.
Zaenal mengungkapkan, kehadiran pihak kontra tersebut juga kerap membuat warga sekitar menjadi resah. Bahkan, acapkali menyebarkan teror disepanjang malam dan mengancam warga yang ingin menjual tanahnya.
"Pihak kontra sudah menghalang-halangi pihak masyarakat yang pro, jadi diancam kalau sampe memperbolehkan (menjual) berarti pengkhianat. Sehingga mulai sangat tidak kondusif, kubu kontra juga sering melakukan konvoi pakai motor malam-malam, ke desa desa tetangga yang disitu itu juga banyak pemilik-pemilik tanah yang ada di Desa Wadas, pernah juga menjelang subuh," ungkapnya.
Zaenal menyebut, pemerintah tak menyerah begitu saja untuk melakukan berbagai pendekatan kepada warga Desa Wadas. Termasuk pada Selasa (8/2/2022) lalu ketika peristiwa yang melibatkan tim pengukur tanah dan aparat penegak hukum.
"Puncaknya yang menjadi trending topik nasional, sebenarnya pemerintah waktu itu akan melakukan sosialisasi di balai desa termasuk pengurkuran tanah, otomatis itukan dikawal polisi. Sebelum sampai di Balai Desa, mereka sudah dihadang masyarakat kontra yang sudah menyiapkan kayu, batu dan segala macam," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta agar polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo tidak dipolitisasi. Apalagi jika dicap bahwa pemerintah menindas rakyat.
PBNU juga mengeluarkan lima poin pernyataan sikap terkait konflik yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
Pernyataan itu ditandatangani langsung Ketua PBNU Bidang Pendidikan dan Hukum KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) dan Wakil Sekretaris Jenderal H Abdul Qodir pada Rabu (9/2/2022).
Isi yang memuat aspirasi-aspirasi pengurus PBNU itu meminta agar aparat pemerintah dapat menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan prinsip musyawarah.
“Menyikapi perkembangan situasi yang terjadi belakang ini di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, dan setelah menyimak laporan dari MWC NU Kecamatan Bener dan PCNU Kabupaten Purworejo, dengan ini PBNU menyatakan sikap dan pokok-pokok pandangannya," tulis surat yang dikutip dari NU Online, Rabu (9/2/2022).
Berikut lima poin sikap PBNU terhadap konflik lahan di Desa Wadas:
Pertama, meminta kepada seluruh aparat keamanan dan aparat pemerintah agar menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan mengedepankan prinsip musyawarah (syura’) dan menghindarkan cara-cara kekerasan yang merugikan pihak yang menimbulkan mafsadah (kerusakan).
Kedua, mengimbau kepada semua pihak agar tetap mengedepankan semangat persaudaraan dan kemanusiaan dalam menyelesaikan segala permasalahan.
Ketiga, mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk lebih meyakinkan masyarakat mengenai pentingnya proyek strategis nasional dan kemaslahatannya bagi masyarakat umum, serta memastikan tidak adanya potensi kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Keempat, menginstruksikan kepada PCNU Kabupaten Purworejo agar melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga situasi masyarakat tetap kondusif seraya menganjurkan kepada seluruh warga NU di Desa Wadas agar menahan diri dan memperbanyak dzikir, mendekatkan diri pada Allah swt.
Kelima, PBNU akan senantiasa memantau perkembangan situasi dan mendampingi warga di Desa Wadas untuk memastikan tidak terjadinya perampasan hak-hak masyarakat dan terpenuhinya keadilan bagi masyarakat.
Artikel ini telah tayang di [url=https:][color=#016fba]WartaKotalive.com[/color][/url] dengan judul Pembina NU Purworejo Angkat Bicara Soal Kasus Desa Wadas, https://wartakota.tribunnews.com/2022/02/11/pembina-nu-purworejo-angkat-bicara-soal-kasus-desa-wadas?page=3.
Ternyata ini sebagian alasan pernyataan PBNU terkesan netral.
Ya memang ada narasi dan kontranarasi, agitasi dan propaganda; pembinaan dan cipta kondisi, penggiringan opini dan penguasaan media.






aldonistic dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.9K
Kutip
72
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan