Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan terjadi di Selandia Baru, Kamis (10/2/2022). Ini antara polisi dan pengunjuk rasa anti vaksin di halaman parlemen negara itu.

Puluhan pendemo bahkan dikabarkan ditangkap. Ini setelah mereka mengepung lembaga legislatif itu sejak Selasa lalu. 

Pendemo disebut berjumlah 150 orang. Mereka sudah diperingatkan sebelumnya untuk membubarkan diri.
Namun petugas justru mengalami pemukulan dan ditendang. "Ini bukan demokrasi," teriak salah satu aktivis dikutip Reuters.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Grant Robertson mengatakan kesabaran penduduk Wellington ke pendemo sudah menipis. Pasalnya mereka memblokir kota dan menyebabkan bisnis tutup.

"Orang merasa terancam dan terintimidasi oleh beberapa pengunjuk rasa," katanya kepada Radio Selandia Baru sebelum operasi polisi.

Sementara itu, Komandan polisi Wellington Inspektur Corrie Parnell mengatakan lebih dari 100 petugas tambahan telah dibawa dari luar ibu kota untuk membersihkan protes.

"Meskipun polisi mengakui hak masyarakat untuk berunjuk rasa, hal ini perlu dilakukan dengan cara yang, tidak berdampak tidak adil, kepada masyarakat luas," katanya.
Selandia Baru mewajibkan vaksinasi Covid-19 bagi orang-orang yang bekerja di sektor-sektor seperti kesehatan, penegakan hukum, pendidikan dan pertahanan. Mereka yang menolak akan dipecat.

Bukti vaksinasi juga harus ditunjukkan. Baik untuk memasuki restoran, acara olahraga, dan layanan keagamaan.
Di sisi bumi lain, Amerika, "konvoi kebebasan" juga disuarakan pengemudi truk di Kanada. Ini telah membuat ibu kota Ottawa macet sejak akhir bulan lalu dan mendorong pemerintah kota untuk mengumumkan keadaan darurat.


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...aksin-covid-19