Dipimpin Desmond, Komisi III DPR Terjun ke Wadas (Foto: Istimewa) Jakarta - Komisi III DPR turun langsung mengunjungi Desa Wadas usai insiden yang terjadi antara aparat gabungan dengan warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah saat mengawal pengukuran lahan pembangunan Bendungan Bener. Kunjungan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa. "Ya, yang mimpin Pak Desmond," ujar Ketua Komisi III DPR Adies Kadir saat dihubungi, Kamis (10/2/2021).
Adies mengatakan sebanyak 10 orang ikut dalam kunjungan Komisi III DPR tersebut. Adapun dari Fraksi Partai Golkar yang ikut adalah Supriansa.
"10 orang kalau nggak salah, dari Fraksi Partai Golkar Supriansa," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan kunjungan itu dilakukan untuk melakukan fungsi pengawasan. Komisi III juga ingin mengetahui apakan aparat penegak hukum sudah bekerja sesuai dengan SOP dan memastikan tidak ada pelanggaran HAM.
"Komisi III (DPR) menjalankan fungsi pengawasan dan ingin mengetahui apakah aparat penegak hukum sudah bekerja sesuai dengan SOP, serta memastikan tidak ada pelanggaran HAM di sana. Cuma itu saja," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI Supriansa menjelaskan kunjungan dilakukan untuk mendengarkan langsung dari masyarakat soal insiden di Wadas.
"Kunjungan spesifik namanya dalam rangka akan mendengarkan langsung dari pihak masyarakat terkait peristiwa wadas itu, sebelum besok rapat dengan Kapolda dan jajarannya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, aparat gabungan dari Polda Jateng, Brimob dan TNI diturunkan untuk mengamankan pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Selasa (8/2). Kegiatan yang awalnya berjalan lancar, tiba-tiba ricuh.
Sejumlah warga setempat diamankan aparat karena diduga jadi pemicu kericuhan. Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy menegaskan penangkapan dilakukan di luar masjid setempat.
"Ke-23 orang tersebut saat akan diamankan sengaja berlindung di rumah-rumah penduduk dan juga sengaja menjadikan anak-anak dan wanita sebagai tameng agar tidak ditangkap petugas. Cara cara seperti ini sudah mereka lakukan pada April 2021," papar Kombes Iqbal seperti dikutip dari detikJateng, Rabu (9/2).
"Ke-23 orang tersebut saat akan diamankan sengaja berlindung di rumah-rumah penduduk dan juga sengaja menjadikan anak-anak dan wanita sebagai tameng agar tidak ditangkap petugas. Cara cara seperti ini sudah mereka lakukan pada April 2021," papar Kombes Iqbal seperti dikutip dari detikJateng, Rabu (9/2)
Namun para kelompok hak asasi manusia mengatakan anak-anak diletakkan dalam bahaya dan pemerintah sementara Mesir mengatakan beberapa demonstran menggunakan anak-anak sebagai tameng.
Pemerintah sementara yang dipimpin militer Mesir telah berulangkali memerintahkan para demonstran membubarkan demonstrasi yang diorganisir oleh gerakan Ikhwanul Muslimin untuk mendukung Morsi tersebut.