Kalau ada pihak oposisi yang kebakaran jenggot tentang pemindahan Ibukota ke Kalimantan, itu hanyalah suara-suara angin yang tak berguna. Akan hilang dan menjadi sandiwara politik murahan, yang mungkin saja esok ketika Ibukota sudah dibangun mereka bersuka cita membangun rumah mewah disana.

Pihak oposisi kalau tak ribut, tak akan membuat dagelan. Kalau perlu menumbalkan agama dan harga dirinya untuk mendapatkan perhatian. Karena sekali lagi harus diucapkan, bahwa orang baik biasanya bukan politisi yang baik.



Mengenai pemindahan Ibukota Jakarta ke Kalimantan Timur, bukan hanya sekedar mengatasi masalah kebanjiran, atau kepadatan penduduk di Jakarta. Tapi lebih daripada itu, disadari atau tidak ide memindahkan Ibukota sudah ada sejak era Bung Karno yang ingin memindahkan Ibukota ke Kalimantan Tengah.

Pindahnya Ibukota Indonesia memang ada 2 faktor, yang pertama geopolitik dan juga geoekonomi. Dari segi politik dan keselamatan, memang Ibukota yang dekat dengan pesisir pantai atau dekat dengan negara tetangga, akan mendapatkan ancaman dari negara lain.

Lihat saja Turki, Myanmar, Pakistan dan Khazakstan dan Korea Selatan mereka memindahkan Ibukotanya dari wilayah yang dekat dengan perbatasan, agar lebih aman.



Kini pemindahan Ibukota kembali di agendakan dimasa pemerintahan Presiden Jokowi, yang banyak menghidupkan kembali retorika dan naratif dari Presiden Sukarno.

Kenapa yang dipilih adalah Kalimantan? Selain mengurai masalah dari kebanjiran, kemacetan, hingga kepadatan penduduk. Namun ada visi kedepan yang dahulu dinamakan Nusa Tanjung Negara, yaitu wilayah Kalimantan di era Majapahit.

Karena tanpa disadari atau tidak Majapahit menjadi inspirasi adanya negara Indonesia saat ini. Dan melihat perkembangan dunia, dimana energi minyak mulai perlahan tergantikan maka cita-cita Indonesia menjadi negara adikuasa bukanlah hal yang mustahil terjadi, kenapa?



Karena ekonomi Indonesia masuk urutan ke enam belas di dunia, dan masuk urutan kelima terbesar di asia. Di prediksi tahun 2050, ekonomi Indonesia akan menjadi urutan yang keempat terbesar di dunia.

Maka saat ini kenapa pemerintah menggenjot infrastruktur, karena Amerika melakukan pembenahan infrastruktur sebelum menjadi negara adikuasa.

Menariknya pembangunan Ibukota Kalimantan tentu akan memberikan dampak pada negara tetangga, seperti Sabah dan Serawak dan resikonya cukup besar bagi mereka yang masih ada keinginan lepas dari Malaysia.



Ketika pax Indonesiana seperti halnya pax Americana dahulu benar-benar bangkit, maka Malaysia bisa saja menjadi Kanada atau Meksiko dimana kedua negara itu kalah hebat dibandingkan Amerika.

Maka, kalau ada warga Indonesia yang kritik kebijakan ini apalagi dikaitkan dengan tempat jin buang anak, menjadi sangat aneh apakah mereka warga negara Indonesia atau antek asing?





Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik
Pic : google