Ketua Gerakan Nasional Mengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak memprotes ketidakadilah dari penegak hukum yang tak memproses buzzer istana Denny Siregar Cs.

"Dengan mudahnya orang melapor disekitar kita, jam 12 di laporin, jam 1 sudah dipanggil," kata Yusuf Martak dikutip dari Channel YouTube Refly Harun, Sabtu 29 Januari 2022.

Bahkan, kata Yusuf Martak, proses hukum terhadap pihaknya itu bukan hanya pemanggilan tapi langsung ditangkap.

"(Misalnya) orang sekitar kita ya banyak, contoh kayak kalangan FPI, kalau Munarman lain lagi, itu memang sudah diincar lama," kata Yusuf Martak.

Tapi yang ingin Yusuf Martak protes adalah soal laporan yang disampaikan oleh pihak yang berseberangan dengan pemerintah tidak pernah disentuh atau diproses.

"Tapi laporan yang disampaikan oleh kita maupun orang lain tentang orang-orang yang tadi saya bilang diternak hampir tidak pernah ada yang diproses," ungkap Yusuf Martak.

Bahkan, kata Yusuf Martak, orang-orang yang diternak istana, dalam hal ini para buzzer seperti Abu Janda, Denny Siregar hingga Ade Armando merasa kebal hukum.

Karena mereka merasa kebal hukum, terus-terusan begini, (contohnya) banyak, ada Abu Janda, ada Denny Siregar, Ade Armando.

"Kenapa saya mesti sebut nama, ini bukan rahasia. Mereka menyerang segala orang, saya pun kenal juga tidak, tapi dia sebut-sebut fam saya," kata Yusuf Martak.

Bahkan Yusuf Martak mengaku sempat dibuat geram dengan para buzzer istana yang mengkaitkan dengan nama familynya.

"Contoh misalnya, Martak-martak (nama belakangnya). Loh martak itu kan banyak, kalau saya hantam Siregar, Sirega lain pasti tersinggung," ungkap Yusuf Martak.

Jika tidak memahami persoalan yang hendak dibela atau dimasalahkan sampaikan secara sopan, kata Yusuf Martak, bukan menyerang pribadi orang.

"Nah kalau mengkritisi, mau protes ya, yang konstruktif lah. Karena ini kan, yang kita sampaikan ini membangun negara," papar Yusuf Martak.*

https://isubogor.pikiran-rakyat.com/...au-saya-hantam

Sing akur ye..