- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dalam Sejarah Pangkalan Brandan Lautan Api


TS
sutanjuga
Dalam Sejarah Pangkalan Brandan Lautan Api

SAHABATKASKUS- Pada masa sistem penjajahan dengan menggunakan kekuatan militer, objek objek vital perekonomian adalah sasaran utama serbuan pasukan militer tersebut, dan dijaman sitem penjajahan modern penguasaan ekonomi juga sama, hanya bentuk kondisi atau keadaannya berbeda, tidak terlihat dramatis maupun heroik.
Tapi pada masa lalu perjuangan maupun perebutan sektor ekonomi tersebut, sangatlah dramatis dan heroik karena melibatkan pertempuran militer, tentu saja sektor sektor ekonomi yang dulu diperebutkan lebih banyak disampaikan dalam sejarah adalah komoditas pertanian, sehingga banyak cikal bakal perkebunan di negara jajahan, termasuk Indonesia.
Ada satu produk pada sektor ekonomi yang sampai saat ini terus diperebutkan oleh banyak negara negara, bahkan perebutan itu dengan macam macam dalih, kalau pada masa lalu mereka mencaplok dan menguasai sektor sektor ekonomi dengan dalih memajukan pendidikan. Sebuah dalih yang mulia untuk menguasai ekonomi, yah begitulah manusia tidak pernah cukup, haus akan kekayaan dan kekuasaan namun kurang dalam kebersamaan, walaupun separuh bumi ini sudah dikuasai seorang manusia niscaya masih kurang baginya apa yang ada pada dirinya.
Komoditi yang sampai sekarang menjadi sumber perebutan manusia adalah minyak bumi. Sebuah komoditas yang benar benar membuat orang menjadi rakus, kalau pada masa lalu dengan dalih pendidikan, maka pada masa kini sudah terlalu banyak dalih yg digunakan, budaya ideologi agama dll.
Sumber minyak ini begitu penting dari masa kemasa, Di Indonesia sendiri perebutan sumber minyak bumi sudah berlangsung lama, mari kita mengulang sejarah agar tidak menjadi lupa bagaimana Indonesia itu menjadi penting sehingga dijadikan rebutan negara lain, dan agar anak bangsa jangan sampai tidak sadar kalau tanah airnya adalah komoditas rebutan.
Ini adalah sekelumit sejarah disalah satu wilayah republik Indonesia, yang mungkin kurang begitu didengar kisahnya, sejarah sumber minyak di Pangkalan Brandan, yang berada di kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Menurut sejarahnya pengeboran minyak yang pertama kali dilakukan di Indonesia adalah di Cirebon pada tahun 1871.
Namun sumur minyak yang berproduksi pertama kali adalah sumur minyak Telaga said kecamatan sei lepan kabupaten Langkat Sumatera Utara, berjarak sekitar 24 kilometer dari pusat kota pangkalan Brandan, yang di bor pada tahun 1883, kemudian disusul dengan Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada tahun 1885.
Sejak itulah dimulai eksploitasi minyak di Indonesia yang dilakukan oleh Belanda, yang kepentingannya untuk digunakan oleh pihak Belanda.

Pada 1892, kilang minyak Royal Dutch di Pangkalan Brandan yang menjalankan usaha eksploitasi mulai melakukan produksi massal.
Sebagai bahan yang merupakan sumber energi bagi perekonomian dan mesin untuk perang, minyak menjadi sasaran empuk bagi banyak negara yang mempunyai kekuatan militer yang kuat, sehingga negara jajahan seperti Indonesia menjadi rebutan kedua pihak yang berseturu.
Pada 1940-an, Pemerintah Hindia Belanda tak mampu menahan serangan Jepang yang melakukan invasi ke Indonesia.
Akhirnya jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia dan menguasai Indonesia termasuk sumber sumber minyak di pangkalan Brandan.
Akhirnya jepang mengganti struktur lapangan pada kilang minyak dengan sistem kerja paksa.
Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas hasil produksi minyak dari 30 ton per hari menjadi 10.000 ton per hari , demi tujuan hegemoni jepang menjadi pemimpin di asia.
Setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu, kekuatan militer jepang mulai lemah, dan ini banyak dimanfaatkan oleh daerah pendudukan Jepang, termasuk Indonesia.
Di Pangkalan Brandan sendiri dengan lemahnya kekuatan jepang, dimanfaatkan oleh pekerja dan rakyat di sekitar Pangkalan Brandan untuk menduduki kilang tersebut, walaupun mendapat tentangan keras dari pihak jepang (dimaklumi yang namanya objek vital, walau sudah sekarat pun pasti masih diperjuangkan, salah satu sifat rakus manusia.)
Akhirnya kilang tersebut dapat dikuasai oleh pihak pekerja setelah banyak mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat sekitar Pangkalan Brandan.
Sementara pihak pekerja dari jepang tidak bisa berbuat apa apa, mengingat posisi mereka yang tidak menguntungkan.
Kilang minyak yang dikuasai ini berubah nama menjadi Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI) yang merupakan cikal bakal PT PERTAMINA (PERSERO).
Pada bulan juli 1947 Belanda dan sekutu melaksanakan agresi militer nya ke Indonesia dengan tujuan kembali menguasai Indonesia sebagai wilayah koloninya.
Termasuk wilayah Pangkalan Brandan sebagai wilayah strategis pertambangan minyak.
Akhirnya dengan dasar pemikiran pimpinan Tentara Republik Indonesia (TRI) yang berada di Kabupaten Langkat dibuatlah rencana untuk membumihanguskan seluruh instalasi industri perminyakan berikut objek-objek vital lainnya. Dengan tujuan agar tidak dikuasai Penjajah.
Pada 13 Agustus 1947, dimulai lah pembumihangusan seluruh instalasi dan fasilitas industri perminyakan yang ada di Pangkalan Brandan.

Peristiwa tersebut dimulai dengan peledakan tanki-tanki timbun minyak, Pabrik penyulingan, dan gedung-gedung administrasi di perusahaan tambang minyak di Pangkalan Brandan.
Sehingga pertambangan minyak Pangkalan Brandan luluh lantak dan terbakar sehingga sistem ekplorasi yang biasanya berjalan akhirnya berhenti total.
Kalau banyak yang mengenal Bandung lautan api, maka bisa disebut juga Pangkalan Brandan lautan api.
Begitulah sedikit sejarah singkat bagaimana para pendiri negara ini, memperjuangkan hasil bumi dinegara ini agar tidak dikuasai bangsa lain, bahkan sampai kepada metode memusnahkan aset sendiri.
Penguasaan/penjajahan itu tak akan pernah berhenti, karena sifat tamak manusia.
Maka oleh karenanya generasi sekarang harus bisa menggantikan perjuangan para pendiri negara ini. Walau bentuknya berbeda sebab cara penjajahan nya juga berbeda.
Berhentilah saling menghujat, jangan terpecah belah, sampai kapan bangsa lain menikmati hasil bumi Indonesia kalau kita saja masih gampang terpecah belah oleh memilih sosok pemimpin.
Mari bersatu bersama didalam perjuangan, cukup perbedaan hanya pada pemilu saja, jangan sampai pemilu dijadikan agenda adu domba.
Tapi pada masa lalu perjuangan maupun perebutan sektor ekonomi tersebut, sangatlah dramatis dan heroik karena melibatkan pertempuran militer, tentu saja sektor sektor ekonomi yang dulu diperebutkan lebih banyak disampaikan dalam sejarah adalah komoditas pertanian, sehingga banyak cikal bakal perkebunan di negara jajahan, termasuk Indonesia.
Ada satu produk pada sektor ekonomi yang sampai saat ini terus diperebutkan oleh banyak negara negara, bahkan perebutan itu dengan macam macam dalih, kalau pada masa lalu mereka mencaplok dan menguasai sektor sektor ekonomi dengan dalih memajukan pendidikan. Sebuah dalih yang mulia untuk menguasai ekonomi, yah begitulah manusia tidak pernah cukup, haus akan kekayaan dan kekuasaan namun kurang dalam kebersamaan, walaupun separuh bumi ini sudah dikuasai seorang manusia niscaya masih kurang baginya apa yang ada pada dirinya.
Komoditi yang sampai sekarang menjadi sumber perebutan manusia adalah minyak bumi. Sebuah komoditas yang benar benar membuat orang menjadi rakus, kalau pada masa lalu dengan dalih pendidikan, maka pada masa kini sudah terlalu banyak dalih yg digunakan, budaya ideologi agama dll.
Sumber minyak ini begitu penting dari masa kemasa, Di Indonesia sendiri perebutan sumber minyak bumi sudah berlangsung lama, mari kita mengulang sejarah agar tidak menjadi lupa bagaimana Indonesia itu menjadi penting sehingga dijadikan rebutan negara lain, dan agar anak bangsa jangan sampai tidak sadar kalau tanah airnya adalah komoditas rebutan.
Ini adalah sekelumit sejarah disalah satu wilayah republik Indonesia, yang mungkin kurang begitu didengar kisahnya, sejarah sumber minyak di Pangkalan Brandan, yang berada di kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Menurut sejarahnya pengeboran minyak yang pertama kali dilakukan di Indonesia adalah di Cirebon pada tahun 1871.
Namun sumur minyak yang berproduksi pertama kali adalah sumur minyak Telaga said kecamatan sei lepan kabupaten Langkat Sumatera Utara, berjarak sekitar 24 kilometer dari pusat kota pangkalan Brandan, yang di bor pada tahun 1883, kemudian disusul dengan Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada tahun 1885.
Sejak itulah dimulai eksploitasi minyak di Indonesia yang dilakukan oleh Belanda, yang kepentingannya untuk digunakan oleh pihak Belanda.

Pada 1892, kilang minyak Royal Dutch di Pangkalan Brandan yang menjalankan usaha eksploitasi mulai melakukan produksi massal.
Sebagai bahan yang merupakan sumber energi bagi perekonomian dan mesin untuk perang, minyak menjadi sasaran empuk bagi banyak negara yang mempunyai kekuatan militer yang kuat, sehingga negara jajahan seperti Indonesia menjadi rebutan kedua pihak yang berseturu.
Pada 1940-an, Pemerintah Hindia Belanda tak mampu menahan serangan Jepang yang melakukan invasi ke Indonesia.
Akhirnya jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia dan menguasai Indonesia termasuk sumber sumber minyak di pangkalan Brandan.
Akhirnya jepang mengganti struktur lapangan pada kilang minyak dengan sistem kerja paksa.
Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas hasil produksi minyak dari 30 ton per hari menjadi 10.000 ton per hari , demi tujuan hegemoni jepang menjadi pemimpin di asia.
Setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu, kekuatan militer jepang mulai lemah, dan ini banyak dimanfaatkan oleh daerah pendudukan Jepang, termasuk Indonesia.
Di Pangkalan Brandan sendiri dengan lemahnya kekuatan jepang, dimanfaatkan oleh pekerja dan rakyat di sekitar Pangkalan Brandan untuk menduduki kilang tersebut, walaupun mendapat tentangan keras dari pihak jepang (dimaklumi yang namanya objek vital, walau sudah sekarat pun pasti masih diperjuangkan, salah satu sifat rakus manusia.)
Akhirnya kilang tersebut dapat dikuasai oleh pihak pekerja setelah banyak mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat sekitar Pangkalan Brandan.
Sementara pihak pekerja dari jepang tidak bisa berbuat apa apa, mengingat posisi mereka yang tidak menguntungkan.
Kilang minyak yang dikuasai ini berubah nama menjadi Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI) yang merupakan cikal bakal PT PERTAMINA (PERSERO).
Pada bulan juli 1947 Belanda dan sekutu melaksanakan agresi militer nya ke Indonesia dengan tujuan kembali menguasai Indonesia sebagai wilayah koloninya.
Termasuk wilayah Pangkalan Brandan sebagai wilayah strategis pertambangan minyak.
Akhirnya dengan dasar pemikiran pimpinan Tentara Republik Indonesia (TRI) yang berada di Kabupaten Langkat dibuatlah rencana untuk membumihanguskan seluruh instalasi industri perminyakan berikut objek-objek vital lainnya. Dengan tujuan agar tidak dikuasai Penjajah.
Pada 13 Agustus 1947, dimulai lah pembumihangusan seluruh instalasi dan fasilitas industri perminyakan yang ada di Pangkalan Brandan.

Peristiwa tersebut dimulai dengan peledakan tanki-tanki timbun minyak, Pabrik penyulingan, dan gedung-gedung administrasi di perusahaan tambang minyak di Pangkalan Brandan.
Sehingga pertambangan minyak Pangkalan Brandan luluh lantak dan terbakar sehingga sistem ekplorasi yang biasanya berjalan akhirnya berhenti total.
Kalau banyak yang mengenal Bandung lautan api, maka bisa disebut juga Pangkalan Brandan lautan api.
Begitulah sedikit sejarah singkat bagaimana para pendiri negara ini, memperjuangkan hasil bumi dinegara ini agar tidak dikuasai bangsa lain, bahkan sampai kepada metode memusnahkan aset sendiri.
Penguasaan/penjajahan itu tak akan pernah berhenti, karena sifat tamak manusia.
Maka oleh karenanya generasi sekarang harus bisa menggantikan perjuangan para pendiri negara ini. Walau bentuknya berbeda sebab cara penjajahan nya juga berbeda.
Berhentilah saling menghujat, jangan terpecah belah, sampai kapan bangsa lain menikmati hasil bumi Indonesia kalau kita saja masih gampang terpecah belah oleh memilih sosok pemimpin.
Mari bersatu bersama didalam perjuangan, cukup perbedaan hanya pada pemilu saja, jangan sampai pemilu dijadikan agenda adu domba.
Terimakasih atas kunjungannya di Thread ini
Jangan salahkan penjajah yang mengadu, tapi salahkan diri kenapa mau jadi domba aduan
Jangan salahkan penjajah yang mengadu, tapi salahkan diri kenapa mau jadi domba aduan
🐑🐑🐑🐑
Sumber: link 1, Link2, Link3, link4
Pic : Gugle


a.w.a.w.a.w memberi reputasi
1
1.3K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan