"Albert Einstein: Keep fighting until the last buzzer sounds "

Cuma mau share hal positif dengan adanya buzzer "berjiwa jahat" buat diri gw sendiri itu adalah jadi mem-push diri untuk menambah literasi atau pengetahuan. Semakin mencondongkan diri sendiri ke hal yang di persalahkan oleh mereka, artinya kenapa sih suatu hal itu di giring ke fitnah, karna pasti ada "kaum" yang bayar mereka untuk membuat suatu opini tentang suatu subyek atau obyek tersebut menjadi salah, buruk, hina dan ya kalian tambahin lah.

Pernah "ribut" di komen dengan buzzer, yang mana tipikal gw pasti gw layanin terus, sampe siapa yang kalah duluan, ga ada tuh dalam hal menunjukkan kebenaran begini terus kita ciut, hanya dengan cacian, makian, dan bully-an mereka. JANGAN GUYSS, Jangan takut.. Maju terusss, asal dengan catatan yang gw selalu bawa itu tidak menghina agama, fisik atau hal sensitif lainnya yah.

Lanjut ya, dengan adanya buzzer jahat ini jadinya rasa keingintahuan akan kebenaran sesuai yang di "buzz" kan lebih tinggi. Karna kita tau mereka kan biasanya cuma pakai suatu isu terus atas "pesanan" diputarbalikkan faktanya, dimiringkan faktanya, dan di hapuskan kebenarannya.

Ada yang bilang "Praktik buzzer, hoaks yang disponsori penguasa". Setujaa sih gw. What else?? sudah terstuktur gansis dari awal.

Adalagi  menurut Nadya Karima Melati , Buzzer terbagi menjadi tiga kelas gansis, yaitu: 

Kelas influencer : contohnya sii ...
Kelas ternak : kelas paling bawah milik satu orang yang punya beberapa akun dan email
Kelas pesugihan : mereka telah menjual akunnya kepada setan dan kerjanya fix adu domba, fitnah dan kejahatan lainnya.

Nah, semoga dari ketiga pengklasifikasian diatas, ga ada yang termasuk kita ya gansis.  Menurut gw ODGJ lebih mulia daripada buzzer jahat itu. Karna ODGJ jelas mereka ga bisa bedakan mana yang benar dan salah, lah iniiiii.....

#Entahlah #Hanyatukangketoprakyangpakewalkietalkieyangtahu