Kaskus

Entertainment

josh898Avatar border
TS
josh898
Sekolah (Part 1)
Halo Gaiss...
Balik lagi ama gue Josh

Gue adalah seorang anak SMA yang suka nulis, bahas berbagai topik dan bedah buku. 

Pada thread kali ini, gue pengen membahas satu hal yang pastinya kita semua udah pada tau secara mendalam (familiar). Mungkin kalo kalian udah gak menginjak jenjang sekolah lagi, kemungkinan kalian akan terngiang-ngiang dengan lirik sebuah lagu yang mengucapkan "(1)tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah.
(2) tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah." 

Mungkin ada beberapa orang tidak mengetahui lirik itu jika sudah kelamaan mendengar lagu-lagu bergenre k-pop.

Lirik lagu itu bisa saja menyatakan fakta atau menggambarkan kehidupan seseorang di masa-masa sekolah, yang di mana sekolah menjadi tempat mengekspresikan diri, menimba ilmu untuk dipikul agar dapat bertahan di sebuah lereng yang berkelok bernama masa depan. Selain itu pada penggalan lirik yang kedua biasanya dialami oleh orang-orang keren dan mungkin bisa dibilang memiliki kepribadian extrovert.

Kalo dari kalian sendiri, apakah pernah menikmati masa bersekolah dengan kedua peristiwa indah itu. 

  Atau hanya salah satu ??
  Atau... tidak mengalami keduanya ??


Well..
Ketika sebagian besar temen-temen gue diajukan pertanyaan yang sama mereka akan menjawab bahwa mereka mengalami masa-masa indah selama bersekolah, tetapi tidak banyak yang mengalami hal kedua, yaitu menuliskan kisah kasih di jurnal kehidupan.

Ketika kita sudah menginjak jenjang sekolah yang lebih tinggi dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa, ada satu hal yang mulai melekat dengan keras dalam diri kita, yaitu rasa suka kepada orang lain.

Seorang dokter anak di Children's Hospital, Montefiore NY, AS bernama Diane Bloomfield, M.D. mengemukakan bahwa rata-rata seseorang akan mulai menunjukkan rasa suka kepada lawan jenis sejak kelas 5 SD (pada usia sekitar 10-11 tahun ). Akan tetapi, hasil riset ini tentunya tidak dapat semata-mata berlaku bagi semua orang, sebab rasa suka tidak muncul pada waktu yang spesifik, yang di mana kematangan emosional-lah yang biasanya secara konstan mengarahkan seseorang untuk menyukai/tertarik pada orang lain.

Kalo kalian sendiri gimana nih ...

Kalau dingat-ingat, apakah kalian telah menuliskan kedua kisah tersebut dalam jurnal hidup atau tidak ? 

Apakah ada dorongan tertentu yang menyebabkan kalian tidak mewujudkannya ?

*buat yang pengen sharing, feel free buat komen di bawah yaa...

Sekali-sekali kita curhat juga gapapa lah ya...
emoticon-Hammer2 HehS E N S O R


Kalo dari gue sendiri, gue pernah menuliskan beberapa memori di jenjang sekolah sebelumnya, maupun di jenjang yang sekarang (SMA), yang di mana terdapat berbagai peristiwa yang gue rasa sudah memberikan banyak pelajaran berharga bagi gue untuk siap menjelajahi hutan kehidupan yang penuh dengan rintangan, baik itu memori yang menyenangkan, maupun yang kurang menyenangkan.

Sedikit sharing..
Gue dulunya adalah orang yang sangat pemalu, terutama saat SD. Hal ini tentunya memberikan dampak bagi gue saat sedang menempuh pendidikan di jenjang SD tersebut, yang di mana gue menjadi orang yang jarang dikenal (baik oleh guru maupun siswa), bahkan pernah ada kejadian saat ulangan semester, sekolah gue membagi murid-murid dari berbagai kelas di tingkat yang berbeda di satu ruang yang sama 

Contoh:
Sari dari kelas apel, awan dari kelas mangga, dan bambang dari kelas duren akan masuk di ruangan A  >> list nama-namanya ditempel di pintu ruangan 


Nah, pada saat itu nama gue lupa ditulis dan otomatis tidak ada di kelas manapun, hingga bunyi bel tanda ulangan dimulai gue masih gak menemukan kelas dan akhirnya gue diam merenung di luar dan memikirkan sifat pemalu gue selama di SD saat itu dan berkomitmen untuk menjadi lebih berani lagi dan perlahan-lahan mencoret sifat malu dari kamus hidup gue. 

Beberapa saat kemudian ada guru yang datang menghampiri dan bertanya mengapa gue ada di luar dan tidak masuk ke ruangan, dan gue pun memberikan jawaban bahwa gue gak menemukan nama gue di ruangan manapun dan guru tersebut memeriksa berlembar-lembar kertas dan menemukan bahwa nama gue emang nggak ada. Untungnya ada satu kursi kosong di salah satu ruangan ujian sehingga gue bisa masuk dan ikut ujian pada hari itu. 

Setelah ujian selesai, gue pun sadar bahwa Tuhan sedang mendorong gue untuk mengangkat kaki dan melepaskan sepatu bermerek "malu" untuk berlari ke depan dan mengenakan sepatu baru dengan merek "berani". Mulai saat itu, gue harus melangkah, berlari, dan kemudian terbang menggapai mimpi dengan semangat yang membara kembali.

Sejak saat itu gue udah bisa mulai menuliskan jurnal kehidupan yang lumayan indah untuk dinikmati dan ditekuni.

SEBAB

"Hidup ini disediakan oleh sang mahakuasa untuk dijalani bukan untuk disesali.
-Yosua, 18 Januari 2022-

Buat yang pengen sharing, feel free buat komen di bawah yaa...
See you...
Diubah oleh josh898 20-01-2022 08:45
0
344
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan