- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
GMPG Bersiap Roadshow ke Elit Golkar untuk Mengevaluasi Kegagalan Airlangga


TS
kopiteras78985
GMPG Bersiap Roadshow ke Elit Golkar untuk Mengevaluasi Kegagalan Airlangga
JAKARTA – Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) menyampaikan sejumlah evaluasi kritis atas kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Di hadapan sejumlah wartawan di salah satu kafe di Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2022), GMPG menyampaikan setidaknya 6 catatan kritis.
Hadir dalam acara tersebut, sejumlah inisiator GMPG diantaranya Mirwan BZ Vauly, Almanzo Bonara dan Sirajudin Abdul Wahab. Adapun 6 catatan kritis itu antara lain:
1) Citra Partai Golkar Rusak
GMPG mencatat, kepemimpinan Airlangga menegasikan citra Golkar yang eksklusif, oligarkis dan birokratis. Golkar bersih hanya menjadi wacana dan retorika karena banyak kader partai baik di eksekutif maupun legislatif terjerat kasus korupsi.
2) Elektabilitas Golkar Menurun
GMPG mencatat, elektabilitas Golkar saat ini tak lebih tinggi dari elektabilitas 2017 lalu saat Golkar masih dipimpin Setya Novanto. Kala itu Golkar tembus 10.9 persen, sementara pada survey terbaru saat ini Golkar hanya mencapai angka tertinggi sebesar 10.8 persen.
Penurunan juga terjadi pada kolektibilitas kursi hasil Pemilu dari 14,75 persen pada 2014 menjadi 12,31 persen pada 2019.
3) Elektabilitas Airlangga Cuma Nol Koma
Selain elektabilitas Golkar yang menurun, elektabilitas Airlangga juga hanya sebatas nol koma. Baliho-baliho yang Airlangga yang tersebar sebagai instruksi DPP Partai terbukti tak memberi dampak siginifikan pada Airlangga, terlebih pada Golkar.
4) Sepi Konsolidasi
GMPG mengenang petuah mantan Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakri bahwa elektabilitas partai adalah buah dari tertibnya konsolidasi. Tapi di masa kepemimpinan Ketum Airlangga, Golkar sepi konsolidasi bahwa konsolidasi yang ada pun tak berjalan baik.
Di era Airlangga ini, untuk pertama kalinya musyawarah daerah (Musda) terpecah menjadi dua. Ini menunjukkan tata kelola partai yang buruk.
5) Mesin Partai Mogok
Di tengah gaung politik 2024, GMPG menyebut mesin beringin tak berjalan dengan baik saat ini; Tak ada meritokrasi dalam manajemen kerja internal Golkar; Program kerakyatan Golkar tak berjalan; Kaderisasi pun tak berlangsung maksimal.
Golkar Institute bahkan disebut tak lebih dari sebagai lembaga pelatihan yang bersifat komersil. Setiap peserta Golkar Institute harus membayar biaya yang tak sedikit.
6) Golkar sedang Baik-baik Saja
GMPG menyebut, imbauan Dewan Pakar dan Dewan Pertimbangan Golkar agar kader menjaga soliditas sebagai penanda bahwa internal Golkar dalan keadaan rentan.
Dari sederet catatan evaluasi kritis itu, Sirojudin mengungkapkan, Airlangga terbukti sebagai sosok yang tidak mampu memimpin Golkar. Karenanya, demi menjaga eksistensi Partai Golkar, GMPG akan menggelar roadshow ke sejumlah elit beringin.
“Perlu juga kita sampaikan, nanti akan kita roadshow ke senior-senior partai Golkar untuk menyampaikan evaluasi ini,” kata Sirojudin.
Hadir dalam acara tersebut, sejumlah inisiator GMPG diantaranya Mirwan BZ Vauly, Almanzo Bonara dan Sirajudin Abdul Wahab. Adapun 6 catatan kritis itu antara lain:
1) Citra Partai Golkar Rusak
GMPG mencatat, kepemimpinan Airlangga menegasikan citra Golkar yang eksklusif, oligarkis dan birokratis. Golkar bersih hanya menjadi wacana dan retorika karena banyak kader partai baik di eksekutif maupun legislatif terjerat kasus korupsi.
2) Elektabilitas Golkar Menurun
GMPG mencatat, elektabilitas Golkar saat ini tak lebih tinggi dari elektabilitas 2017 lalu saat Golkar masih dipimpin Setya Novanto. Kala itu Golkar tembus 10.9 persen, sementara pada survey terbaru saat ini Golkar hanya mencapai angka tertinggi sebesar 10.8 persen.
Penurunan juga terjadi pada kolektibilitas kursi hasil Pemilu dari 14,75 persen pada 2014 menjadi 12,31 persen pada 2019.
3) Elektabilitas Airlangga Cuma Nol Koma
Selain elektabilitas Golkar yang menurun, elektabilitas Airlangga juga hanya sebatas nol koma. Baliho-baliho yang Airlangga yang tersebar sebagai instruksi DPP Partai terbukti tak memberi dampak siginifikan pada Airlangga, terlebih pada Golkar.
4) Sepi Konsolidasi
GMPG mengenang petuah mantan Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakri bahwa elektabilitas partai adalah buah dari tertibnya konsolidasi. Tapi di masa kepemimpinan Ketum Airlangga, Golkar sepi konsolidasi bahwa konsolidasi yang ada pun tak berjalan baik.
Di era Airlangga ini, untuk pertama kalinya musyawarah daerah (Musda) terpecah menjadi dua. Ini menunjukkan tata kelola partai yang buruk.
5) Mesin Partai Mogok
Di tengah gaung politik 2024, GMPG menyebut mesin beringin tak berjalan dengan baik saat ini; Tak ada meritokrasi dalam manajemen kerja internal Golkar; Program kerakyatan Golkar tak berjalan; Kaderisasi pun tak berlangsung maksimal.
Golkar Institute bahkan disebut tak lebih dari sebagai lembaga pelatihan yang bersifat komersil. Setiap peserta Golkar Institute harus membayar biaya yang tak sedikit.
6) Golkar sedang Baik-baik Saja
GMPG menyebut, imbauan Dewan Pakar dan Dewan Pertimbangan Golkar agar kader menjaga soliditas sebagai penanda bahwa internal Golkar dalan keadaan rentan.
Dari sederet catatan evaluasi kritis itu, Sirojudin mengungkapkan, Airlangga terbukti sebagai sosok yang tidak mampu memimpin Golkar. Karenanya, demi menjaga eksistensi Partai Golkar, GMPG akan menggelar roadshow ke sejumlah elit beringin.
“Perlu juga kita sampaikan, nanti akan kita roadshow ke senior-senior partai Golkar untuk menyampaikan evaluasi ini,” kata Sirojudin.


anoes.baswedan memberi reputasi
-1
424
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan