Kutau susah untuk ungkapkan kenyataan
Sembunyikan suatu pelik dalam tubuh
Aku salah harus bersamanya dahulu
Kuingat saat dia mulai merabaku
Dengan tatapan mesra melihatku
Awalnya aku ingin menolaknya
Namun hasrat ini menggebu
Bagai remaja dan cinta monyetnya
Begitu singkat hangatnya bergejolak

Kini aku akan menjadi seorang istri
Akankah menceritakan masa laluku?
Takut dia merasa kecewa
Takut dia merasa terkhianati
Sial, hanya baju pengantin putih
Namun noda ditubuh ini tetap ada

Maafkan aku duhai suamiku
Kami pernah salah saat dulu
Tak memikirkan akan konsekuensi
Dosa dan rasa bersalah tak dihiraukan
Kini aku sudah bertobat
Sudikah engkau memaafkanku?

Melalui bait engkau penuh maaf
Menerima akan noda dibaju putihku
Menerima setiap kurangku
Entah apa yang kini aku rasakan
Bahagia atau bersedih?
Bahagia engkau bisa memaafkan
Sedih kini engkau tau siapa aku

Dua tahun usia pernikahan kita
Membuahkan seorang putri yang cantik
Wajah yang mirip dengan diriku
Dan rambut seperti dirimu
Bergelombang layaknya ombak
Kulit seputih bagai salju
Kunamai dengan Kirana

Duhai Kirana
Ibu sangat mencintaimu
Ibu yakin kau anak yang baik
Selalu berbakti dan penyayang
Saat kau mulai beranjak dewasa
Ibu titipkan untuk berjaga
Menahan nikmat sementara
Hingga lelaki sudi mempersuntingmu

Terimakasih Tuhan atas karunia-Mu
Kini suamiku tulus mencintaiku
Putriku menyayangiku
Dalam sepi aku menangis
Mendapat dua insan baik hati
Tak peduli dengan nodaku

Maafkan aku Tuhan
Banyak pintaku sedikit syukurku
Kini aku sepenuhnya pasrah
Hanya sujud kepada-Mu
Bersyukur atas nikmat tak hingga

Suamiku
Terimakasih maafmu padaku
Tulusmu tak terbayarkan
Meski dunia memberiku hartanya
Aku tak peduli dengan itu
Asal aku bisa selalu bersamamu
Menjalani kasih hingga menua
Bersama putri semata wayang

Kumohon meski aku mati dahulu
Tolong jaga kirana dengan baik
Tolong biarkan rasamu kepadaku
Tetap ada hingga waktu yang lama
Saat kafanku tak ada noda
Itu bukti akan belas kasih Tuhan

Wahai wanita yang menggebu
Apakah baitku ini kau baca?
Semoga kau mendapat hikmah
Dari kisahku yang berlubang
Bagai terowongan tak berujung
Namun dapat mentari menyinar

Jangan lakukan kebodohan lagi
Cukuplah berhenti aku sahaja
Memikul dosa dan noda
Hingga kau menemui lelaki
Mengerti akan menghormati wanita
Dan mengenal Tuhan dengan baik